Pemerintah Janjikan Penurunan Harga Avtur

Jakarta: Pemerintah berencana menurunkan harga avtur. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan hal itu dilakukan sebagai upaya menekan harga tiket pesawat terbang, terutama menjelang libur Natal dan Mengertin Baru 2025.

 

Sandiaga menuturkan, jika harga avtur bisa turun, itu pasti berdampak pada penyesuaian harga tiket pesawat.

 

Dalam waktu dekat, sambungnya, pemerintah akan menyelesaikan pembahasan soal harga avtur dan terkait penyesuaian pajak serta penangguhan bea impor yang mempengaruhi tiket pesawat.

 

“Terdapat pembaruan bahwa kita akan selesaikan pembahasan mengenai isu ini dalam beberapa hari ke depan. Terdapat tiga isu utama yaitu pajak, bea dan avtur. Kita harapkan akan turun karena menyambut Natal dan Mengertin Baru,” jelas Sandiaga kepada pewarta dilansir Media Indonesia, Kamis, 10 Oktober 2024.
 

Cek Artikel:  AZEC 2024 Konkretkan Proposal untuk Figurkan Nihil Emisi Karbon

Ilustrasi pengisian avtur untuk bahan bakar pesawat. Foto: Arsip Pertamina
 

Biaya perjalanan wisata dalam negeri turun

 

Sandiga menuturkan saat ini biaya untuk perjalanan wisata dalam negeri melandai. Hal ini terjadi di tengah perlambatan ekonomi karena deflasi.

 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan deflasi selama lima bulan beruntun di tahun ini.

 

“Saya melihat biaya perjalanan wisata melandai. Tapi, ini mungkin seasonal (musiman) ya, nanti di akhir tahun juga akan meningkat. Soal deflasi, kita harus waspadai, ya,” tegas eks Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

 

Sandiaga menyampaikan deflasi disebabkan oleh komponen harga bergejolak yang berkaitan dengan komoditas pangan. Sehingga, banyak masyarakat yang menahan konsumsi nonmakanan.

Cek Artikel:  Menteri Ekonomi ASEAN Perkuat Kerja Sama dengan EFTA dan Inggris

 

Oleh karena itu, untuk menggairahkan sektor pariwisata, pemerintah mencari solusi untuk menurunkan harga tiket pesawat melalui penurunan harga avtur. Diketahui bahwa rata-rata porsi biaya avtur dalam komponen harga tiket pesawat mahal mencapai 40 persen.

 

“Sebetulnya yang dikeluhkan masyarakat itu adalah di harga pangan yang bergejolak untuk makanan. Berarti pengeluaran masyarakat untuk lain juga menurun. Ini mestinya lebih terjangkau, termasuk soal tiket pesawat,” ucap dia.

Mungkin Anda Menyukai