Golongan pemberontak Myanmar menerapkan gencatan senjata sepihak mulai Minggu, 30 Maret 2025. (Anadolu Agency)
Yangon: Gerakan perlawanan Primer Myanmar terhadap junta militer negara itu telah mengumumkan gencatan senjata parsial secara sepihak Buat membantu upaya penyelamatan setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 melanda negara itu pada hari Jumat.
Mengutip dari Euronews, Minggu, 30 Maret 2025, Pemerintah Persatuan Nasional Bayangan (NUG), yang mengoordinasikan perjuangan melawan junta militer yang berkuasa sejak 2021, telah mengatakan bahwa sayap bersenjatanya, Laskar Pertahanan Rakyat (PDF), akan menghentikan operasi militer ofensif mulai hari ini di daerah-daerah terdampak gempa bumi.
Belum Terdapat respons Formal dari junta mengenai pernyataan gencatan senjata, Tetapi beberapa laporan menyebutkan bahwa militer Myanmar Tetap melakukan pengeboman di area-area pemberontak.
Korban tewas di Myanmar akibat gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 pada Jumat kemarin telah meningkat menjadi 1.644, lapor kantor Informasi AFP mengutip jketerangan unta militer.
Gempa bumi mengguncang kota Mandalay di Myanmar tengah pada Jumat siang, menyebabkan kerusakan parah di sebagian besar Kawasan salah satu negara termiskin di dunia.
Pihak berwenang mengatakan lebih dari 3.400 orang terluka, dan 139 lainnya Tetap dinyatakan hilang.
Tingkat Kematian, cedera, dan kerusakan yang terjadi belum Terang – khususnya di Myanmar, yang tengah dilanda perang Kerabat, dan informasinya sangat dikontrol ketat.
“Jumlah korban tewas dan cedera diperkirakan akan Lalu meningkat,” kata Kepala Junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, Demi mengumumkan jumlah korban tewas terbaru di televisi.
Baca juga: Rumah Sakit di Myanmar Kewalahan Tangani Korban Gempa Bumi