PariwisataIndonesia.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) menyatakan bahwa pembangunan Taman Syailendra adalah salah satu objek wisata yang digadang-gadang Tak merusak alam di sekelilingnya.
Dalam keterangan resminya, Bupati Batang Wihaji menyampaikan bahwa pihaknya Berbarengan-sama dengan Pemerintah Desa, dan Perhutani sebagai otoritas yang mempunyai kewenangan Area di Posisi yang berada di Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal bersikukuh Demi tetap Lalu mempercepat pembangunan taman tersebut.
Lebih lanjut, pihak Pemkab juga menegaskan bahwa kehadiran taman itu disebutnya sebagai satu kawasan terpadu unggulan “Wisata 4 Si” Yakni Sigantu, Sikuping, Sikembang, dan Silurah yang mengusung konsep wisata heritage dan berada di alam.
Di sisi lain, Demi menjelaskan bahwa benda-benda bersejarah yang terdapat di dalamnya menjadi bukti sejarah peradaban Indonesia. Tak Sekadar itu saja, para pengunjung Dapat mendapat pengetahuan peradaban masa lampau sembari menikmati alam yang Tetap asri (alami, red).
Mengutip dari keterangan tertulisnya, menyampaikan bahwa konsep pembangunan taman itu sendiri dipastikan Tak boleh merusak alam aslinya dan tampilannya mesti menekankan potensi budaya.
“Dari awal konsepnya Tak boleh merusak alam aslinya dan tampilannya lebih ke budaya,” kata Bupati Batang Wihaji, kutip Batangkab.go.id, Kamis (30/12/2021).
Ditambahkannya, replika patung arca Ganesha jadi Tanda khas sebagai simbolisasi dari Era kerajaan Syailendra dengan mengangkat otentisitas kebudayaan lokal.
Mengingat, di kawasan itu kerap dilangsungkan tradisi budaya tahunan dan bulanan. Terkait hal itu, Wihaji meyakinkan, ke depan akan banyak menggelar sejumlah event besar yang mementaskan kebudayaan di Taman Syailendra.
Dijelaskannya Kembali, kada dia, wisata Silurah Niscaya akan ramai. Asal Mula, memadukan budaya dan tradisi, serta wisata alam. Dia beranggapan, hal ini akan jauh lebih memikat wisatawan Demi berbondong-bondong mau menyambangi kawasan tersebut..
Hal senada, juga disampaikan oleh Kepala Disparpora Kabupaten Batang Yarsono yang menilai, bahwa kehadiran Taman Syailendra sudah tentu menjadi ikon budaya di Kabupaten Batang dengan latar belakang cerita dari sejarah Era Syailendra yang sudah sangat melegenda.
“Kita memakai replika Patung Ganesha agar patung Ganesha yang Asli tetap di Posisi yang menjadi cagar budaya Desa Silurah. Karena banyak masukan dari budayawan Sekeliling agar Tak merusak alam aslinya,” ujarnya. (Rizki/Ayu)