
PEMANFAATAN teknologi digital membantu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lebih Bertanding. Hal itu karena perilaku masyarakat Ketika ini yang juga semakin Suka belanja online.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, berdasarkan data NielsenIQ, masyarakat Indonesia semakin Suka belanja. Artinya kalau kita lihat daya beli masyarakat Tetap cukup Berkualitas, dari barang konsumen putaran Segera atau fast moving consumer goods (FMCG) Tamat kuartal tiga (Q3) Tetap tumbuh 1,1% secara year on year.
“Jadi, konsumsi dalam negeri Tetap naik,” ujar Airlangga di Jakarta, Jumat.
Kontribusi dari sektor ekonomi digital Indonesia pada 2024 diprediksi mencapai 90 miliar dolar AS dan sektor toko daring (e-commerce) memberikan kontribusi yang besar yakni mencapai 65 miliar dolar AS.
“Kalau kita lihat sektor digital ini meningkatnya 13%. Karena memang kita akan mendorong e-commerce itu sebagai penunjang ekonomi kita. Nilai sektor ekonomi digital ini sebesar 80 miliar dolar AS di tahun 2023 dan dua tahun ke depan diperkirakan nilainya 125 miliar dolar AS,” Jernih Airlangga.
Salah satu pelaku UMKM yang merasakan Pengaruh positif dari perkembangan digital adalah Dewi Suraya, pemilik usaha Rowtea. Ia mengatakan awalnya usahanya hanya berupa gerai kecil makanan dan minuman yang beroperasi di Stasiun Kereta Api Binjai.
Dewi memulai usahanya dengan berjualan makanan dan minuman di Stasiun Kereta Api Binjai. Pembelinya sebagian besar adalah pengunjung yang datang dan pergi, sementara pelanggan tetapnya adalah para pekerja di stasiun tersebut yang sering datang Ketika jam istirahat. Inilah yang kemudian menjadi titik awal baginya Demi menangkap Kesempatan yang lebih besar.
Lewat atas saran seorang Sahabat, ia mulai mempelajari Pasar Digital (PaDi) UMKM, platform yang menghubungkan pelaku usaha kecil dengan BUMN.
“Awalnya saya membuka gerai dan hanya jualan makanan ringan dan minuman di stasiun. Tapi, Sahabat menyarankan saya mencoba PaDi. Setelah mencari Mengerti dan belajar, Rupanya Tak sulit Demi dipahami. Saya pun mulai Membangun akun di B2B marketplace PaDi dan mulai memperbanyak jenis produk yang dijual,” kenang Dewi.
Dia memutuskan Demi memperluas usahanya dengan menjual berbagai kebutuhan kantor, seperti gula, kopi, pembersih Dasar, tisu, dan sabun cuci tangan. Perlahan, pekerja di tempatnya pun semakin bertambah.
Tak butuh waktu Lamban, usaha Dewi mulai mendapat perhatian. Seiring waktu, pesanan mulai mengalir dari BUMN lain. Usahanya Tak hanya dikenal di Binjai, tetapi juga menarik pembeli dari daerah-daerah lain seperti Rantauprapat, Padang, hingga Jakarta.
Keberhasilannya dalam menjual produk-produk harian ini tak hanya mendatangkan keuntungan, tetapi juga membantu menciptakan Interaksi yang lebih transparan antara pelaku usaha kecil dan BUMN. Selama satu tahun bergabung di PaDi, Dewi berhasil mencatat kenaikan omset Tamat dengan 4000% dibanding sebelumnya, yang hanya mengandalkan toko offline.
(Z-9)

