Bank Indonesia menurunkan tingkat Bangsa Mengembang BI Rate dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025. Chief economis BCA David Sumual selaku pelaku pasar Bahkan telah memperkirakan penurunan Bangsa Mengembang BI Rate pada dua bulan sebelumnya.
“Jadi memang kami malah Bahkan memperkirakannya itu di akhir tahun Lewat. Jadi akhir tahun Lewat November-Desember itu memang ruang cukup besar Kepada menurunkan karena kita berekspektasi inflasi itu akan sesuai ekspektasi bahkan lebih rendah sebenarnya 1,5?n Rate BI kan 2,5% plus minus 1 sama dengan tahun ini di 2025,” kata David dalam Area Bisnis, Liputanindo, Kamis, 16 Januari 2025.
“Pada Januari ini sebenarnya tekanannya cukup kuat terutama kalau kita lihat tekanan eksternal dan tekanan juga ke rupiah tapi memang dari sisi inflasinya memungkinkan. Walaupun memang agak sedikit berisiko karena memang ke depan setelah pelantikan Trump, kebijakan barunya menunggu, ucapnya.
Menurutnya penurunan BI Rate Bukan terlalu berpengaruh pada nilai Ubah Rupiah yang tertekan. Selain Rupiah, mata Dana lain juga ikut melemah mengikuti tren Mendunia.
“Kalau kita lihat memang dua hari terakhir dari kemarin Tamat hari ini rupiah relatif tertekan dan bukan saja rupiah yang tertekan. Mata Dana emerging market yang lain apalagi bahkan hard currency seperti Yen Jepang juga melemah,” jelasnya.
“Tren Mendunia memang melemah terhadap US Dolar yang Maju menguat, dan kita lihat US Treasury imbal hasilnya juga Maju naik. Hal ini berbeda dengan siklus-siklus penurunan Bangsa Mengembang The Fed sebelumnya,” ucapnya.
David menyebut ekspetasi pasar Lagi menunggu Akibat dariu tarif Trump jelang pelantikan Presiden Amerika Perkumpulan.
“Biasanya kalau diturunkan imbal hasil surat berharga negara Amerika Perkumpulan itu juga ikut turun. Kali ini memang berbeda, ini kecenderungannya naik, jadi ekspektasi pasar itu Lagi Menonton Akibat dari tarif yang akan diterapkan oleh Trump pada inflasi Amerika Perkumpulan,” tambahnya.