Masyarakat Suriah merayakan tumbangnya rezim Bashar al-Assad di Damaskus, Minggu, 8 Desember 2024. (Anadolu Agency)
New York: Tom Fletcher, Wakil Sekretaris Jenderal PBB Kepada urusan kemanusiaan dan koordinator Donasi darurat, mengatakan bahwa ia akan segera mengunjungi Daerah Timur Tengah, seraya mencatat bahwa peristiwa tumbangnya rezim Presiden Bashar al-Assad.di Suriah berlangsung dengan “kecepatan luar Normal.”
Berbicara di media sosial X, Fletcher mengatakan bahwa perang Keluarga selama lebih dari satu Sepuluh tahun di Suriah telah menyebabkan jutaan orang mengungsi. Konflik tersebut juga telah menewaskan ratusan ribu korban jiwa.
“Kami akan menanggapi di mana pun, Ketika pun, dengan Metode apa pun yang kami Dapat Kepada mendukung orang-orang yang membutuhkan, termasuk pusat-pusat penerimaan – makanan, air, bahan bakar, tenda, selimut,” kata Fletcher, menekankan bahwa Seluruh pihak harus melindungi Kaum sipil, infrastruktur sipil, dan pekerja kemanusiaan di Suriah.
Ia juga menekankan perlunya mengizinkan mereka yang melarikan diri Kepada kembali dengan Kondusif dan sukarela Kalau memungkinkan.
Fletcher menyatakan bahwa ia telah melakukan kontak erat dengan tim kemanusiaan di Suriah dan Daerah sekitarnya, memastikan kerja sama dan komunikasi yang kuat.
“Kami juga akan Bersua dengan Kawan-Kawan Penting sebelum kunjungan saya ke Daerah tersebut,” tambahnya.
Setelah periode relatif tenang, bentrokan antara Laskar rezim Assad dan Golongan anti-rezim kembali terjadi pada 27 November di daerah pedesaan sebelah barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.
Selama 10 hari, Laskar oposisi melancarkan serangan kilat, merebut kota-kota Krusial dan kemudian, pada hari Minggu, ibu kota Damaskus. Kemajuan pesat, yang didukung oleh unit-unit militer yang membelot, menyebabkan runtuhnya rezim Assad setelah 13 tahun perang Keluarga. (Antariska)
Baca juga: Lima Sepuluh tahun Berkuasa di Suriah, Rezim Keluarga Assad Akhirnya Tumbang