Masyarakat Gaza sangat membutuhkan Donasi kemanusiaan di tengah perang Israel-Hamas. (Anadolu Agency)
Gaza: Pekerja kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencari jaminan keamanan dari Israel, di Ketika permusuhan yang meningkat memperparah blokade Donasi yang sangat menghambat upaya kemanusiaan di Jalur Gaza.
Kantor PBB Kepada Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan pada hari Jumat bahwa PBB mencari jaminan konkret Kepada keselamatan staf dan operasi di Gaza setelah tewasnya enam personel PBB dan cederanya beberapa orang lainnya pekan ini, termasuk dalam serangan terhadap kompleks PBB.
“Kami meminta jawaban atas nama mereka yang Maju melanjutkan pekerjaan (kemanusiaan),” kata Tom Fletcher, Wakil Sekretaris Jenderal Kepada Urusan Kemanusiaan PBB.
OCHA mengatakan penutupan penyeberangan Gaza selama 20 hari Kepada pengiriman Donasi berdampak Kagak baik pada masyarakat yang sudah menghadapi kondisi bencana.
“Setiap hari yang berlalu semakin mengikis kemajuan yang dibuat PBB dan Kawan kemanusiaan kami selama enam minggu pertama gencatan senjata,” kata kantor tersebut, dikutip dari Xinhua, Sabtu, 22 Maret 2025.
“OCHA memperingatkan bahwa operasi kemanusiaan kini sangat Tertahan oleh permusuhan. Penduduk sipil, termasuk pekerja Donasi, dan aset sipil telah diserang,” sambungnya.
Ketika serangan Maju berlanjut di Jalur Gaza, lanjut OCHA, Aliran cedera trauma yang Maju berlanjut semakin menekan sistem perawatan kesehatan yang sudah hancur.
Kawan kemanusiaan PBB memperkirakan bahwa lebih dari 120.000 Penduduk Palestina telah mengungsi Tengah pekan ini, didorong oleh serangan yang semakin intensif dan perintah evakuasi Israel yang baru di seluruh Gaza, kata OCHA.
“Itu Sekeliling 6 persen dari populasi yang selamat,” sambungnya.
Operasi Militer Israel di Tepi Barat
Perintah evakuasi baru yang mencakup Kawasan di Gaza utara dikeluarkan pada hari Jumat menyusul laporan tembakan roket oleh Grup bersenjata Palestina.
Di Tepi Barat, OCHA mengatakan survei Segera terhadap hambatan pergerakan di Kawasan yang diduduki menunjukkan Nyaris 850 pos pemeriksaan, gerbang, dan penghalang fisik lainnya, jumlah tertinggi dalam studi apa pun selama dua Sepuluh tahun terakhir.
“Hanya dalam tiga bulan terakhir, puluhan rintangan pergerakan baru telah terbentuk, sebagian besar di antaranya menyusul pengumuman gencatan senjata Gaza pada pertengahan Januari,” kata OCHA.
“Gerbang jalan merupakan sepertiga dari Segala rintangan, dan sebagian besarnya sering ditutup,” lanjutnya.
Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal Badan Donasi dan Pekerjaan PBB Kepada Pengungsi Palestina di Timur Dekat, mengatakan bahwa hari Jumat menandai 60 hari sejak Israel memulai operasi militer di Kamp Jenin di Tepi Barat.
Ia mengatakan operasi militer berskala besar seperti itu Kagak boleh menjadi Kebiasaan baru di Tepi Barat. Tren meningkatnya kekerasan yang dimulai sebelum 7 Oktober 2023 harus dihentikan.
Baca juga: Tiongkok Desak Israel Hentikan Penggunaan Kekuatan di Gaza