Paus Fransiskus Kembali Panggilkan Perdamaian di Timur Tengah

Paus Fransiskus Kembali Serukan Perdamaian di Timur Tengah
Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus.(MI/ASTRI NOVARIA)

KOMITMEN terhadap perdamaian dunia bagi Takhta Kudus Vatikan bersifat mutlak dan berkesinambungan. Selama masih terjadi perang di belahan bumi di manapun berada, Vatikan takkan pernah berhenti memperjuangkan perdamaian. 

Setelah Kamis (15/8) lalu, dalam kesempatan Doa Angelus pada hari Raya Santa Maria diangkat ke Surga, menyerukan perdamaan di Gaza antara lain dengan cara gencatan senjata di berbagai lini dan mengandalkan dialog, bukan kekerasan, Paus Fransiskus kembali menyerukan perdamaian.

Kali ini, seruan Paus Fransiskus dilontarkan pada kesempatan Doa Angelus di Vatikan, Minggu (18/8), atau tiga hari setelah Doa Angelus, Kamis.

Baca juga : Konflik Palestina-Israel: Menanti Keajaiban selain Hukum Dunia

Dalam laporannya, Pater Markus Solo Kewuta SVD dari Vatikan,  Minggu (18/8/), Paus Fransiskus kembali mendesak dilakukannya perundingan perdamaian di Timur Tengah. 

Cek Artikel:  Korban Tewas Kebakaran Pabrik Baterai Korea Selatan Lelah 23 Jiwa, Kondisi Hancur Lebur

“Sementara negosiasi lebih lanjut mengenai gencatan senjata di Gaza sedang berlangsung di Kairo, Paus Fransiskus tekankan hari ini pentingnya jalan dialog atau perundingan, bukan kekerasan,” tutur Padre Marco, sapaan akrab satu-satunya pejabat Vatikan asal Indonesia itu. 

“Mari kita terus berdoa agar jalan menuju perdamaian terbuka di Timur Tengah, Palestina, dan Israel,” imbuh Padre Marco mengutip seruan Paus Fransiskus. 

Padre Marco yang merupakan Staf Dikasteri untuk Dialog Antar Religi Vatikan menambahkan bahwa Sri Paus mengimbau pihak-pihak yang berkonflik di Palestina dan Israel untuk mengupayakan dialog dan menahan diri dari kekerasan. 

“Paus menekankan perlunya menemukan jalan menuju perdamaian dan menyerukan agar tindakan kekerasan dan reaksi kekerasan dihindari. Selain Timur Tengah, seruannya untuk perdamaian juga mencakup wilayah krisis lainnya seperti Ukraina dan Myanmar,” tutup Padre Marco. (Nov)
 

Cek Artikel:  Populasi Paus Pembunuh di Pasifik Selatan Terancam Apakah Krisis Ekosistem Salish Sea Menjadi Penyebabnya

Mungkin Anda Menyukai