Pasutri Australia Buka Bisnis Prostitusi Berkedok Spa di Bali, Berujung Kena Ciduk Polisi

Liputanindo.id – Kekasih suami istri asal Australia ditetapkan sebagai tersangka bisnis prostitusi online berkedok layanan Spa di Badung, Bali. Pasutri asal Australia itu menjalankan bisnis tersebut dengan melibatkan anak dibawah umur.

Wakil Direktur Ditreskrimun Polda Bali, AKBP I Ketut Suarnaya, mengatakan pasutri asal Australia itu diduga terlibat bisnis prostitusi berkedok layanan Spa di Pink Palace Bali SPA di Jalan Mertasari, Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.

“Yang Penduduk negara asing kewarganegaraan Australia di Pink Palace Spa Terdapat dua, suami istri Merukapan MJLG dan LJLG,” kata Suarnaya, dikutip Antara, Jumat (11/10/2024).

Suarnaya menjelaskan dua bule Australia yang ditangkap itu berprofesi sebagai owner atau pemilik dari Pink Palace Bali SPA. Keduanya tercatat tinggal di Bali lebih dari setahun dan menjalankan bisnis prostitusi itu secara terang-terangan.

Cek Artikel:  KBRI Kairo Formalkan Gugus Depan Pramuka

Selain pasutri WNA, empat orang Penduduk negara Indonesia juga turut ditetapkan sebagai tersangka. Keempatnya yakni WS (Pria, 37) sebagai direktur, NMWS (Perempuan, 34) sebagai general manager, WW (29) dan IGNJ (33) sebagai resepsionis.

Suarnaya menjelaskan dalam menjalankan bisnis prostitusi tersebut, Bagus WNA maupun tim manajemen Pink Palace Spa menggunakan dua buah mobil pick up yang didekorasi berisi iklan.

Nantinya para tamu yang datang ke Pink Palace Spa akan ditawarkan paket Spa. Setelah itu, para tamu diarahkan menuju ruangan yang berisi para terapis Perempuan.

Setelah pelanggan memilih terapis, pelanggan dan terapis masuk ke dalam ruangan Spesifik Buat layanan pijat dilanjutkan degan Rekanan intim.

Suarnaya menjelaskan pada Demi Personil Polda Bali melakukan penggerebekan pada Rabu 11 September 2024 Sekeliling pukul 21.10 Wita, ditemukan puluhan Perempuan yang dipekerjakan sebagai terapis di tempat itu.

Cek Artikel:  Dua Hakim Inggris Mundur dari Pengadilan Tinggi Hong Kong, Kenapa?

“Satu di antara puluhan terapis tersebut NSP merupakan anak di Rendah umur. Karena itu, penyidik menjerat enam tersangka dengan pasal pornografi dan perlindungan anak,” jelasnya.

Para pelaku dijerat pasal 76 huruf I juncto pasal 88 UU Perlindungan Anak. Pasal tersebut berbunyi setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, bahkan turut serta melakukan Pemanfaatan secara ekonomi dan atau seksual terhadap anak. Selain itu, para tersangka dijerat Pasal 29, Pasal 30 Juncto Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan atau Pasal 296 KUHP dan Pasal 506 KUHP juncto Pasal 55 KUHP.

Kasus tersebut terungkap berawal dari informasi masyarakat terkait maraknya prostitusi yang berkedok spa yang Terdapat di Distrik hukum Polda Bali khususnya di Denpasar dan Badung. Dari informasi masyarakat tersebut, penyelidik melakukan penyelidikan, yang kemudian pada Rabu 11 September 2024 Sekeliling pukul 21.10 Wita melakukan penggerebekan di Pink Palace Bali SPA di Jalan Mertasari, Kerobokan Kelod, Kecamatan Kuta Utara, Badung.

Cek Artikel:  Kutuk Pembunuhan Ismail Haniyeh, China Sebut Dapat Picu Konsistenitas Timur Tengah

Suarnaya mengatakan kebanyakan para tamu yang berkunjung ke Pink Palace Spa merupakan Penduduk negara asing. Tempat tersebut, sejak digerebek Polda Bali Tak beroperasi Kembali dan dipasang garis polisi.

Adapun barang bukti yang disita dari TKP yakni dua buah mobil pick up Corak hitam, ratusan kondom, Duit Kas Rp6 juta dan barang-barang yang terkait tindak pidana tersebut.

Sementara itu, keenam tersangka hingga kini Lagi mendekam di rumah tahanan Polda Bali menanti pelimpahan kepada Kejaksaan. Polisi juga Lagi mendalami terkait layanan prostitusi sesama jenis di spa tersebut.

Mungkin Anda Menyukai