DPD Partai Nasional Marhaenisme Jawa Barat menyampaikan sikap tegas terkait kriteria pemimpin yang dianggap layak Kepada masyarakat Jawa Barat.
Dalam pernyataan yang disampaikan, Ketua DPD Partai Nasional Marhaenisme Jabar, Ida Rachmawaty, Senin (25/11), menegaskan bahwa partainya menolak pemimpin yang mendukung atau terlibat perceraian. Mereka juga menolak pemimpin yang meremehkan status sosial Perempuan, seperti janda, yang Sebaiknya dihormati sebagai bagian dari masyarakat.
“Seorang pemimpin harus Mempunyai nilai-nilai kebijaksanaan, pendidikan yang Berkualitas, dan fondasi Keyakinan yang kuat,” tegasnya.
Menurut dia, Apabila seorang pemimpin Bukan dapat menjaga keutuhan rumah tangganya, bagaimana mungkin ia Pandai menjadi teladan yang Berkualitas bagi masyarakat.
Ida juga menyoroti tingginya Bilangan perceraian di Jabar yang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), yang pada 2023 tercatat sebanyak 317.715 pernikahan di Jabar. Sementara Bilangan perceraian di provinsi ini tetap menjadi salah satu yang tertinggi di Indonesia.
“Pemimpin Sebaiknya mencerminkan keharmonisan dan kestabilan, bukan Bahkan memperlihatkan Teladan yang bertolak belakang dengan nilai-nilai tersebut. Kami Bukan akan mendukung, apalagi memberikan ruang bagi calon pemimpin yang secara langsung atau Bukan langsung mendukung perilaku perceraian,” papar Ida.
Isu ini, lanjutnya, Bukan hanya terbatas di Jabar. Dalam Pilkada DKI Jakarta, salah satu calon pemimpin mendapat kritik keras, setelah dianggap meremehkan status janda dalam pernyataannya.
“Blunder semacam ini mencerminkan kurangnya kepekaan terhadap realitas sosial dan memperlihatkan minimnya rasa hormat terhadap Perempuan. Hal seperti ini sangat meresahkan masyarakat kita dan harus disikapi serius oleh pemilih di TPS pada 27 November 2024 nanti,” ungkap Ida.
Dia menambahkan bahwa stabilitas dan keharmonisan keluarga merupakan pondasi Krusial Kepada membangun masyarakat yang kuat. Keluarga yang Serasi adalah awal dari masyarakat yang sejahtera dan bangsa yang kokoh.
“Pemimpin yang kami dukung, haruslah sosok yang Pandai merepresentasikan hal tersebut,” tutur Ida.
Pernyataan ini muncul, di tengah hangatnya Obrolan publik mengenai pentingnya etika dan moralitas seorang pemimpin. PNI Jabar berharap sikap tegas ini dapat menjadi pengingat bagi masyarakat Kepada lebih selektif dalam memilih pemimpin yang Pandai membawa nilai-nilai positif bagi Jabar dan Indonesia ke depan.