Parpol Perlu Pengkajian Tingginya Golput di Pilkada Jakarta 2024

Parpol Perlu Evaluasi Tingginya Golput di Pilkada Jakarta 2024
Mural mengajak masyarakat Kepada Bukan golput(ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Member Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Firman Soebagyo merespons soal tingginya Bilangan golput pada Pilkada Jakarta 2024 yang mencapai 46,95%. Dikatakan bahwa hal ini akan menjadi bahan Pengkajian Berbarengan di internal Golkar.  

“Saya merasa prihatin terhadap partisipasi publik dalam pemilukada ini yang mengalami penurunan cukup signifikan. Artinya, ini Eksis sesuatu yang salah dan tentunya perlu Eksis Pengkajian menyeluruh,” kata Firman kepada Media Indonesia di Jakarta pada Kamis (28/11). 

Menurut Firman, harus Eksis kajian mendalam Kepada mengetahui Elemen penyebab merosotnya partisipasi Penduduk Jakarta di Pilkada. 

  

“Apakah ini kesalahan daripada partai politik yang kurang bersosialisasi? Apakah ini kesalahan daripada calon yang kurang bersosialisasi? Atau ini Eksis satu kesalahan daripada penyelenggara pemilu dan pemerintah yang juga kurang melakukan sosialisasi? Ya tentunya partai nanti akan melakukan Pengkajian” ujarnya. 

Cek Artikel:  Kubu RIDO Batal Gugat ke MK, Pramono-Rano Kemenangan bagi Anggota Jakarta

Firman menilai durasi waktu sosialisasi Pilkada Jakarta sudah dilaksanakan Nyaris setahun, begitupun pemasangan alat peraga hingga penyelenggaraan debat yang sudah terlaksana, sudah dilakukan secara maksimal Berkualitas oleh penyelenggara maupun peserta pilkada. 

“Kalau kita lihat waktunya Kepada Pilkada DKI ini sudah cukup Lamban dan partai politik juga sudah melakukan kegiatan-kegiatan Berkualitas kampanye maupun sosialisasi, bahkan pemasangan atribut-atribut alat peraga itu sudah luar Biasa Tiba ke sudut-sudut. Debat-debat juga sudah dilakukan secara terbuka dan peran serta media dalam meliput kegiatan tahapan pemilu juga cukup tinggi,” tuturnya. 

Firman mengatakan pihaknya akan melakukan Pengkajian mulai dari proses rekrutmen calon pejabat, khususnya dalam menghadirkan kader-kader partai yang dapat merepresentasikan kebutuhan masyarakat. 

   

“Ini yang Krusial harus menjadi PR kita Berbarengan, pendapat adanya kegagalan parpol dalam menyuguhkan paslon sesuai aspirasi masyarakat itu Dapat saja betul dan Dapat Bukan. Karena itu, saya meyakini bahwa Seluruh ini perlu Eksis satu penelitian dan kajian yang mendalam kenapa tingkat partisipasi itu menjadi rendah,” jelasnya. 

Cek Artikel:  Bawaslu RI Gelar Konsolidasi Media Demi Pengawasan Pilkada 2024

Firman mengatakan esensi pemilihan Biasa secara langsung Sebaiknya Bisa merepresentasikan keinginan masyarakat. Dalam hal ini katanya, Parpol telah berusaha menyuguhkan paslon sesuai keinginan rakyat melalui hasil lembaga survei.

“Esensi pemilihan Biasa adalah Kepada memilih calon pemimpinnya dari rakyat, oleh rakyat, Kepada rakyat sehingga yang ditampilkan itu harus betul-betul yang menjadi keinginan rakyat. Tetapi, Kepada Membikin ukuran itu juga Bukan mudah karena partai politik punya ukuran-ukuran tersendiri bahwa orang inilah yang diinginkan oleh rakyat. Langkah mengukurnya adalah melalui lembaga survei,” jelasnya. 

Firman mengeklaim bahwa masyarakat Bukan Dapat sepenuhnya menyalahkan partai politik. Menurutnya, partai politik kerap berpegang Kokoh pada survei elektabilitas dan popularitas yang dikeluarkan lembaga survei, sebelum menentukan calon dalam kontestasi.

Cek Artikel:  Pramono Janji Atasi Persoalan TPU di Kepulauan Seribu

“Parpol melakukan upaya-upaya penilian seperti tingkat popularitas dan elektabilitasnya berbasis survei yang diinginkan rakyat, jadi partai politik sebetulnya Bukan Dapat disalahkan juga karena sudah Eksis ukuran-ukuran tertentu, terlepas tingkat akurasi lembaga survei itu Dapat dipertanggungjawabkan atau Bukan,” pungkasnya. (P-5) 

 

Mungkin Anda Menyukai