Parpol Bukan Wakili Kehendak Rakyat di Pilkada

Parpol Tidak Wakili Kehendak Rakyat di Pilkada
Kader PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)(ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin.)

Senior Associate Integrity Law Firm, Pemohon Judicial Review Blank Vote di MK Muhamad Raziv Barokah menilai partai politik gagal menangkap kehendak rakyat terkait kandidasi pemilihan kepala daerah.

Oleh karena itu, dia menekankan kotak kosong pada pencoblosan saat Pilkada nanti diperlukan, untuk melihat apakah sebenarnya masyarakat menilai ada proses yang salah dalam pencalonan kepala daerah tersebut.

“Partai politik saat ini sama sekali tidak bisa menangkap kehendak rakyat. Terutama di Pilkada ini,” kata Raziv, dalam Webinar: Kotak Nihil untuk Seluruh Daerah. Mungkinkah?, hari ini.

Baca juga : Parpol Lebih Memilih Masuk Kabinet daripada Usung Anies di Pilkada

Padahal Undang-undang Dasar 1945 bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat. Sayangnya, rakyat yang diharapkan sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, yang kehendaknya disalurkan oleh partai politik untuk ditempatkan dalam bentuk pejabat-pejabat publik yang menjalankan pemerintahan menjalankan negara partai politik saat ini, sama sekali tidak bisa menangkap kehendak rakyat.

Cek Artikel:  RK-Siswono Daftar ke KPU Pada 28 Agustus

Dia katakan para calon kepala daerah yang secara elektabilitas sangat tinggi, dalam hal ini dia mengambil contoh menyampaikan mewakili Kota Jakarta. Dia katakan di Jakarta, ada dua orang yang elektabilitasnya sangat tinggi, yaitu Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Elektabilitas Anies menyetuh 39,8%, dan Ahok pada sekitar 30%, disusul dengan Ridwan Kamil yang sekian belas persen, serta tokoh-tokoh lainnya.

Baca juga : Anies Disarankan Bikin Parpol untuk Kendaraan Politik

Tetapi, menurut dia, betapa menyedihkannya ketika sosok-sosok dengan elektabilitas tinggi, yang dia yakini diraih berkat gaya memimpin mereka yang benar-benar ingin memperjuangkan kepentingan rakyat baik itu Ahok ataupun Anies Baswedan, ternyata tidak mendapat ruang untuk berkontestasi dalam pilkada kali ini.

Cek Artikel:  Survei Tingkat Kesukaan Penduduk Jakarta ke Ridwan Kamil Lebih Tinggi dari Anies dan Ahok

“Partai politik Gagal menangkap kehendak rakyat tersebut, untuk ditaruh dalam surat suara, dipertarungan, sehingga rakyat betul-betul bertarung memilih untuk orang-orang yang ingin dia kehendaki. Tapi tiba-tiba partai politik memiliki orang-orang lain yang tidak terbayang di kepala warga Jakarta,” kata Raziv.

Hal ini menimbulkan pertanyaan apa sebetulnya yang diinginkan oleh partai politik ini, dan kebenaran mengenai partai politik yang dibentuk untuk mewujudkan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Baca juga : Anies Ingin Bikin Partai untuk Memperjuangkan Gagasan

“Rupanya tidak, terbukti dengan bagaimana cara partai politik memilih kandidat dalam pemilu,” kata Raziv.

Ini diperparah, bahwa saat ini kedaulatan partai politik sedang direnggut oleh beberapa oknum. Padahal Indonesia memiliki ratusan juta masyarakat, diambil kewenangannya oleh partai politik dan partai politik diambil juga kekuasaannya oleh segelintir orang, oleh dinasti.

Cek Artikel:  Respons PDIP Soal Info Batal Usung Anies dan Pilih Pramono-Rano Karno

“Itu bisa kita rasakan bagaimana berbagai penjegalan terjadi. Orang-orang yang mengatakan apa buktinya, mereka tidak lebih dari pada segelintir buzzer yang jalan hidupnya mungkin memang untuk seperti itu,” kata Raziv. (P-2)

Mungkin Anda Menyukai