Halo, Gaes!
Lo Niscaya udah enggak asing dengan kisah kasih tak Tiba Sangkuriang, kan?
Legenda yang berasal dari tanah Sunda ini diceritakan menjadi asal-usul terbentuknya beberapa bentang alam yang menjadi Posisi Pariwisata Indonesia, seperti Gunung Tangkuban Bahtera, Gunung Burangrang, dan Gunung Bukit Tunggul.
Tapi, Rupanya kisah ini punya versi tambahannya, loh. Para sesepuh di Banten Selatan meyakini bahwa salah satu Posisi di Banten terbentuk dari potongan legenda tersebut. Penasaran dengan Posisi yang dimaksud? Yuk, simak informasinya di Dasar ini.
Pantai Tanjung Layar namanya. Terletak di Desa Wisata Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, atau Sekeliling 6 jam perjalanan dari Jakarta.
Meski Kagak se-viral Pantai Anyer dan Pantai Carita, tapi pemandangan Pantai Tanjung Layar enggak kalah kerennya, Gaes. Mulai dari pasir putih lembut, bibir pantai yang lebar, hingga debur ombak dari Samudera Hindia yang tinggi dan bergulung-gulung.
Satu hal yang bikin Pantai Tanjung Layar berbeda adalah keberadaan batu kembar (walaupun enggak sama persis) yang menjulang di pinggir lautnya. Gaes, batu ini-lah yang diyakini menjadi potongan cerita di balik legenda Sangkuriang.
Seperti yang sudah lo ketahui, Sangkuriang merupakan ksatria yang Mempunyai kesaktian tingkat tinggi.
Waktu kecil, Sangkuriang membunuh Tumang yang dikiranya hanya anjing peliharaan Standar. Hati Tumang pun diberikan kepada sang ibu, Dayang Sumbi, yang Begitu itu sedang Ingin memakan hati rusa.
Dayang Sumbi akhirnya Paham bahwa hati yang sudah dimasak dan dimakannya adalah hati Punya Tumang, -sang suami- yang dikutuk menjadi anjing. Dengan kemurkaan, Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang Guna centong yang terbuat dari batok kelapa hingga meninggalkan luka cukup dalam.
Buntut dari itu, Sangkuriang pergi dari rumah, tentunya dalam kondisi marah karena merasa sang ibu lebih menyayangi seekor binatang peliharaan dibanding dirinya.
Singkat cerita, Sangkuriang tumbuh menjadi remaja yang gagah perkasa dan Berjumpa dengan Dayang Sumbi yang awet muda karena menjalani ritual hanya memakan daun mentah.
Sangkuriang yang Terperosok hati Ingin memperistri Dayang Sumbi yang Ayu jelita. Tapi Dayang Sumbi menolak karena dari bekas luka di kepala Sangkuriang dia mengetahui bahwa pemuda itu adalah anaknya.
Karena Sangkuriang tetap keras kepala, Dayang Sumbi pun mengajukan permintaan Kagak masuk Pikiran. Sangkuriang harus membangun sebuah Situ dengan Metode membendung Sungai Citarum dan Membangun kapal besar di atasnya. Segala pekerjaan itu harus diselesaikan dalam waktu semalam dengan sunrise sebagai deadline.
Sangkuriang menyanggupi. Dengan Sokongan para lelembut (mahluk halus), Sangkuriang bekerja keras memenuhi permintaan Dayang Sumbi. Pekerjaan itu Nyaris selesai bahkan jauh sebelum Mentari terbit.
Dayang sumbi yang khawatir, segera membentangkan kain putih di bukit agar terlihat berkilauan seperti fajar yang akan menyingsing. Ia juga memainkan alu dan lesung sehingga ayam-ayam jantan mengira pagi sudah tiba, berkokoklah ayam tersebut dan saling bersahut-sahutan.
Mendengar kokokan ayam dan pantulan sinar putih, para lelembut mengira pagi sudah datang. Mereka pun buru-buru pergi dan meninggalkan Sangkuriang sendiri dengan pekerjaan yang belum usai.
Mengetahui Dayang Sumbi berlaku curang, Sangkuriang Kagak terima dan menjebol bendungan Situ yang dibangun. Kagak hanya itu aja, ia juga menendang Bahtera yang dibuat ke arah utara, yang dikisahkan menjadi Gunung Tangkuban Bahtera.
Sementara itu, para sesepuh Banten Selatan meyakini bahwa layar Bahtera yang dilemparkan Sangkuriang ke arah selatan menjelma menjadi batu kembar di Pantai Tanjung Layar, Banten.
Terlepas dari legenda tersebut, batu kembar ini menjadi salah satu daya tarik di Pantai Tanjung Layar. Berfoto di depannya menjadi salah satu agenda yang sayang kalo lo skip. Istilahnya, belum ke Pantai Tanjung layar kalo belum foto di sini.
Eksis pula barisan batu karang yang memanjang di sisi kiri dan kanan batu kembar yang seakan-akan menjadi benteng yang memecah deburan ombak sehingga lautnya lebih tenang dibanding bagian pantai lain. So, berenang di Posisi itu relatif cukup Kondusif, Gaes.
Menyaksikan ombak yang menghempas batu karang juga Dapat menjadi salah satu pemandangan yang memukau. So Niscaya, Dapat menghasilkan Dampak fotografi yang keren abis.
Batu-batu karang ini juga tersebar hingga ke bibir pantai dan Dapat jadi spot foto yang keren, loh. Bahkan Apabila air laut sedang surut, lo Dapat berjalan hingga mendekati ke batu kembar dan barisan batu karang Kepada mengambil gambar yang lebih kece Kembali.
Selain swafoto dan berenang, lo juga Dapat bermain main voli atau membangun istana pasir di Pantai Tanjung Layar. Karena pengunjungnya Kagak terlalu banyak, lo Dapat bebas bermain di sana.
Menikmati semilir angin pantai Sembari duduk-duduk di Dasar pohon atau gazebo yang tersedia, juga Dapat menjadi pilihan lain buat lo. Tentunya seperti pantai lainnya, golden moment Begitu sunset adalah salah satu yang enggak boleh lo lewatin Begitu berada di sini.
Tenang aja, Gaes. Lo enggak perlu merogoh kocek dalam Kepada menikmati keeksotisan Pantai Tanjung Layar karena hanya butuh 5.000 rupiah sebagai tiket masuk ke spot Pariwisata Indonesia ini. Yuk! Masukin Pantai Tanjung Layar ke dalam rencana liburan lo dan lihat langsung layar Bahtera Sangkuriang yang terdampar di sini. (Anita)
Pewarta: Anita Basudewi Simamora
Hak cipta © PI 2022