Pariwisata Indonesia di Papua Tengah Tawarkan Petualangan Asik Serempak Hiu Paus

Halo, Divers!

Perairan Indonesia emang jadi surga buat lo, para pecinta kehidupan Rendah laut. Pemandangan yang menawan ditambah biota yang beraneka ragam bikin betah berlama-Lamban menyelam. Apalagi kalo Dapat Bersua dan berenang dengan spesies langka seperti hiu paus. Wah, Dapat bikin lupa waktu!

Hiu paus atau Rhincodon typus merupakan salah satu spesies langka yang hidup mengembara di samudera tropis. Terkadang hiu yang Dapat mencapai panjang hingga 20 meter ini mampir di beberapa spot perairan Indonesia dan akhirnya menjadikan spot-spot tersebut sebagai destinasi favorit Pariwisata Indonesia bagi para penyelam. Sayangnya, rombongan hiu paus ini punya waktu-waktu tertentu Buat mampir sehingga lo perlu menyesuaikan jadwal liburan.

Nah! Kalo pengen ketemu hiu paus Bilaman saja, tanpa menunggu bulan-bulan tertentu, lo Dapat berkunjung ke Kwatisore. Karena di sana, hiu paus Eksis selama 365 hari dalam setahun, alias setiap hari, Gaes!

Kwatisore adalah sebuah desa yang berada dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cendrawasih. Dengan luas Sekeliling 1.453.500 hektar, taman nasional ini menjadi kawasan konservasi laut terluas di Indonesia. Perairannya kaya akan biota laut mulai dari terumbu karang, ikan-ikan kecil, penyu, lumba, dan beberapa jenis hiu, termasuk hiu paus.

Cek Artikel:  Ke Eropa Ini Panduan Memberi Tip yang Perlu Diketahui

Hiu paus di Kwatisore sangat mudah ditemui, loh. Buat Bersua dengan raksasa laut ini, lo hanya perlu pergi ke bagan-bagan atau rumah terapung yang digunakan Buat menangkap ikan. Di sana, hiu paus kerap muncul dan berenang-renang. Bukan hanya satu, tapi Dapat 3, 4, hingga 6 ekor dalam satu Grup.

Agar hiu-hiu paus tersebut betah di Sekeliling bagan, lo Dapat memberi makan mereka dengan ikan puri (sejenis teri) karena makanan hiu paus adalah ikan-ikan kecil. Dengan mulutnya yang lebar, mereka akan menyedot dan menyaring air laut Buat mendapatkan ikan kecil, udang, atau plankton.

Lo enggak perlu repot membawa ikan puri dari rumah karena para nelayan di bagan telah menyiapkannya. Selanjutnya, lo tinggal pilih Mau menikmati hiu paus dari permukaan atau berenang bareng di lautan. Apapun pilihan lo, tetap patuhi peraturan yang udah dibuat, seperti menjaga jarak Sekeliling 2-3 meter Ketika berenang di Sekeliling hiu paus, Tak menyentuh bagian tubuh hiu paus, serta menggunakan kamera tanpa flash.

Cek Artikel:  Aston Bogor Rayakan HUT RI ke-79 dengan Promo Ruangan Murah dan Lomba Panggil

Hiu-hiu paus ini hidup berdampingan dengan Anggota Kwatisore, loh. Mereka Tak ragu Buat muncul serta mendekat ke bagan juga Bahtera nelayan. Karena kemunculannya yang sering tiba-tiba, ikan yang Dapat menyelam hingga kedalaman 1.000 meter ini pun disebut sebagai ikan hantu. Oleh Anggota lokal, hiu paus juga sering dipanggil gurano bintang atau ikan besar yang Mempunyai totol-totol seperti bintang.

Kalo berminat Buat berkunjung ke Desa Kwatisore, lo Dapat naik speedboat dengan waktu tempuh Sekeliling 1 jam dari Kota Nabire, ibukota Provinsi Papua Tengah. Fyi, Papua Tengah adalah satu dari tiga provinsi yang dimekarkan dari Provinsi Papua sejak Rontok 30 Juni 2022.

Pantai Kwatisore Ketika sore hari (Foto : ravitorio)

Oh ya, Gaes! Asal usul nama Kwatisore juga cukup Istimewa, loh. Desa ini Dapat dikatakan enggak mengenal musim hujan atau kemarau karena selain hiu paus, Kwatisore juga kedatangan hujan setiap harinya. Penyebabnya karena Area Kwatisore yang berada di gelombang perairan tinggi. Biasanya, hujan akan datang di waktu sore. Nah! Kekhawatiran pada waktu sore karena hujan lebat yang akan melanda menjadi asal muasal nama desa ini. Kwatisore, khawatir sore. Istimewa banget, kan?

Cek Artikel:  Ini Rekomendasi Tempat Wisata di Singapura yang Sering Dikunjungi Wisatawan Indonesia

Gimana, Gaes? Lo lebih penasaran sama hiu paus atau desa tanpa musimnya? Apapun yang bikin lo penasaran, buruan masukin destinasi Pariwisata Indonesia yang satu ini ke bucket list. Lewat nikmati langsung petualangan diving Serempak hiu paus di desa tanpa musim.

Pewarta:  Anita Basudewi Simamora
Hak cipta © PI 2022

Mungkin Anda Menyukai