
JELANG penghargaan tahunan BAFTA, Minggu (15/2), Pangeran William, 42, Berjumpa dengan para siswa senior di London Screen Academy. Akademi ini mengajarkan berbagai keterampilan yang Berfaedah dalam produksi Sinema, seperti kostum, penyuntingan, dan animasi, selain mata pelajaran tradisional lainnya.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, William, yang merupakan Presiden BAFTA, Bukan akan menghadiri acara penghargaan tersebut. Sebagai gantinya, ia memilih Demi mengunjungi akademi ini pada 12 Februari guna memberikan sorotan kepada para anak muda yang mungkin suatu hari nanti akan berjalan di karpet merah acara bergengsi itu.
Dalam kunjungan tersebut, Pangeran William Berjumpa dengan siswa yang terlibat dalam “Collaboration Project,” sebuah proyek di mana siswa berusia 17 dan 18 tahun mengubah sekolah menjadi Posisi syuting. Mereka belajar tentang seni pembuatan Sinema, mulai dari teknik produksi, manajemen produksi, hingga pascaproduksi.
William turut berpartisipasi dalam berbagai sektor yang terlibat dalam produksi Sinema tahun ini, yang berjudul Melomania. Ia Berjumpa dengan tim tata rambut dan rias, Menonton langsung proses pembuatan kostum, dan bahkan membantu mengambil gambar Demi Sinema tersebut.
Dengan absennya William dan Kate Middleton dari malam penghargaan BAFTA di London, pihak kerajaan menyatakan Pangeran Wales Mau lebih Pusat perhatian menyoroti generasi baru Bakat perfilman yang muncul dari berbagai akademi dan perguruan tinggi di seluruh Inggris.
Kunjungan Pangeran William ini berlangsung di tengah periode sibuk kunjungan kerajaan yang dilakukan oleh Kekasih tersebut. Pada 11 Februari, Putri Wales, 43, mengunjungi sebuah penjara di Cheshire Demi Menonton program yang mendukung ibu dan bayi mereka dalam lingkungan yang penuh tantangan.
“Salah satu Perempuan di sana kesulitan berbicara, dan dia meluangkan waktu di akhir kunjungan Demi berbicara dengannya secara pribadi,” ujar Amanda Taylor, Direktur Operasional Layanan Anak di Action for Children, kepada PEOPLE.
“Dia sangat terampil dalam Membikin orang merasa nyaman. Para Perempuan di sini adalah individu yang rentan dalam situasi sulit.” (People/Z-3)

