Panduan Lengkap Vaksin PCV Pencegahan Pneumonia pada Anak

Panduan Lengkap Vaksin PCV: Pencegahan Pneumonia pada Anak  
Vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) menjadi salah satu Metode efektif Kepada mencegah infeksi bakteri penyebab pneumonia dan penyakit serius lainnya. (freepik)

PNEUMONIA adalah salah satu penyebab Primer Mortalitas pada anak-anak di seluruh dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pneumonia menewaskan 740.180 anak di Dasar usia 5 tahun pada 2019. 

Pneumonia menyerang anak-anak dan keluarga di berbagai negara, tetapi Bilangan Mortalitas tertinggi terjadi di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan melaporkan Terdapat 278.261 balita yang terkena pneumonia pada 2021. Tentu saja kasus Pneumonia pada anak Lagi menjadi masalah kesehatan yang serius. 

Lewat bagaimana Metode mencegahnya? Salah satu langkah pencegahan efektif adalah dengan memberikan vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV). Tetapi, apa itu vaksin PCV, dan bagaimana panduan pemberian vaksin PCV pada anak? Simak penjelasan berikut.

Apa itu vaksin PCV?

Vaksin PCV adalah vaksin yang dirancang Kepada melindungi tubuh dari infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae. Bakteri ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, termasuk Pneumonia, Meningitis (radang selaput otak), dan Sepsis (infeksi darah).

Bakteri Streptococcus pneumoniae sangat berbahaya bagi anak-anak, terutama mereka yang Mempunyai sistem imun lemah atau berusia di Dasar dua tahun.

Cek Artikel:  Pengusaha Truk belum Siap Terapkan Sertifikasi Halal

Seorang anak yang Tak mendapatkan vaksin PCV berisiko besar mengalami penyakit serius yang Bisa mengancam jiwa. Dalam kasus yang parah, hal ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, bahkan berujung pada Mortalitas.

Mengapa anak perlu mendapatkan vaksin PCV?

Pneumonia adalah infeksi yang menyerang paru-paru, menyebabkan kesulitan bernapas, demam, batuk, dan kadang-kadang komplikasi yang fatal. Pneumonia yang disebabkan Streptococcus pneumoniae sering kali sulit ditangani karena kemampuannya Kepada bertahan (resistensi) melawan antibiotik semakin meningkat.

Berdasarkan data dari WHO, vaksin PCV terbukti efektif dalam mencegah infeksi bakteri pneumokokus, yang dapat menyebabkan penyakit serius seperti pneumonia dan meningitis. Vaksin ini disarankan Kepada diberikan kepada bayi dan lansia yang lebih rentan terhadap infeksi bakteri pneumokokus.

Pemberian vaksin ini Tak hanya melindungi individu, tetapi juga membantu menciptakan kekebalan Grup (herd immunity). Artinya, Apabila cakupan vaksinasi sudah meluas, penyebaran bakteri berbahaya dapat diminimalkan di masyarakat.

Cek Artikel:  Kemenkominfo Indonesia Butuh 9 Juta Bakat Digital pada 2030

Panduan Pemberian Vaksin PCV pada Anak

Melansir dari Antara news, imunisasi PCV harus diberikan sesuai dengan jadwal yang direkomendasikan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), agar anak mendapatkan perlindungan maksimal. Berikut adalah jadwal pemberian vaksin PCV:  

  • Dosis dasar:  Vaksin PCV diberikan 3 kali pada usia 2, 4, dan 6 bulan.  
  • Dosis booster: Vaksin PCV diberikan sekali pada usia 12-15 bulan.  

Orangtua harus memastikan agar jadwal vaksinasi ini Tak terlewatkan. Tetapi, jadwal pemberian vaksin Bisa disesuaikan dengan kondisi anak, terutama Apabila anak Mempunyai masalah kesehatan tertentu, sesuai rekomendasi dokter. Bagaimana Apabila vaksin PCV terlambat diberikan?  

Apabila anak terlambat menerima vaksin PCV, imunisasi Bisa diberikan sesuai dengan Grup usia berikut:  

1. Usia 7-12 bulan:  

  • Vaksin dasar diberikan 2 kali dengan jarak minimal 1 bulan.  
  • Vaksin booster diberikan pada usia 12-15 bulan, minimal 2 bulan setelah dosis terakhir vaksin dasar.  

2. Usia 1-2 tahun:

  • Vaksin diberikan 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan per dosisnya. 

3. Usia 2-5 tahun:  

  • Imunisasi PCV10 diberikan 2 kali dengan jarak 2 bulan.  
  • Imunisasi PCV13 diberikan 1 kali.  

4. Usia 5 tahun ke atas: 

  • Vaksin PCV13 diberikan 1 dosis.

Dampak samping vaksin PCV

Seperti vaksin lainnya, vaksin PCV juga dapat menimbulkan Dampak samping yang bersifat ringan hingga sedang. 

Setelah mendapatkan vaksin, anak mungkin akan mengalami beberapa Dampak samping, seperti kemerahan dan pembengkakan pada area bekas suntikan, rasa sakit di Letak suntukan, merasa lebih lelah, kehilangan nafsu makan, demam, serta menjadi lebih rewel dari biasanya. Tetapi, Dampak samping ini umumnya bersifat sementara dan akan hilang dalam beberapa hari. (Kemenkes RI/Antara News/WHO/Z-3)

 

Cek Artikel:  Atase Pendidikan dan Kebudayaan Sabet Penghargaan di Mesir

Mungkin Anda Menyukai