Area terowongan penghubung Stasiun Glodok dan Kota. Foto oleh PT MRT Jakarta.
Jakarta: PT MRT Jakarta menyatakan seluruh paket kontrak Bangunan fase 2A lampaui Sasaran akhir tahun.
Dalam siaran pers yang dikutip Minggu, 5 Januari 2024 dijelaskan bahwa per 25 Desember, paket kontrak CP201 (Thamrin-Monas) telah mencapai 84,45 persen dari Sasaran akhir tahun 83,77 persen. Stasiun ini merupakan stasiun terpanjang di fase 2A, Ialah Sekeliling 440 meter.
MRT Jakarta menargetkan penyelesaikan Bangunan CP201 pada akhir tahun 2025 ini.
Sedangkan Kepada CP 202 (Stasiun Serasi-Sawah Besar-Mangga Besar) setelah Formal dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 Desember 2024 telah mencapai 43,98 persen dari Sasaran akhir tahun 39,77 persen.
Area Bangunan Alas stasiun di CP202. Foto oleh PT MRT Jakarta
Lewat CP 205 (sistem perkeretaapian dan rel) telah dimulai dengan ditandatanganinya kontrak kerja antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan Sojitz Corporation pada 17 April 2024 Lewat dengan periode kontrak 75 bulan hingga akhir 2029. Per 25 Desember telah mencapai 10,01 persen dari Sasaran akhir tahun 9,32 persen.
Selanjutnya, CP 206 rolling stock (ratangga) sedang persiapan proses negosiasi terhadap harga penawaran bidder. Sementara itu CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang dalam proses mendapatkan JICA concurrence terhadap Berkas tender.
Seperti diketahui, Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang Sekeliling 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun Rendah tanah, Ialah Thamrin, Monas, Serasi, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.
Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, Ialah segmen satu Bundaran HI—Serasi yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Serasi—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.
Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota Tamat dengan Depo Ancol Barat Lagi dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).
Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya Sekeliling Rp25,3 triliun melalui Biaya pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development).