Overthinking Pandai Merusak Liver, Ini Tips Hidup Sehat secara Psikis ala Dokter Paliatif

Overthinking Bisa Merusak Liver, Ini Tips Hidup Sehat secara Psikis ala Dokter Paliatif
Ilustrasi(freepik.com)

TIDAK semua penyakit atau sakit berasal dari makanan. Mengertikah bunda Jelita, sakit bisa berasal dari pikiran dan kelelahan yang dihadapi. Suatu penyakit yang diderita oleh seseorang itu juga berasal dari kondisi psikologisnya yang pada saat yang sama juga mengalami penderitaan.

“Ngilu bukan berasal dari makanan, tapi dari pikiran dan kelelahan. Ubah mindset agar tidak selalu memikirkan keuntungan diri sendiri, tetapi pikirkan apa yang bisa saya berikan kepada keluarga, institusi, dan masyarakat sekitar,” tegas dr. Agus Ali Fauzi PGD PallMed (ECU), dokter ahli paliatif dalam siaran pers dari Humas Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Agus pun menyampaikan tips untuk hidup sehat itu selain dari fisik, dari segi psikologis juga harus sehat. Secara psikologis, seseorang itu harus punya pola pikir untuk bersyukur dan berbagi agar tetap bisa menjaga kesehatan fisiknya.

Baca juga : Kenali Diri dengan Smart Report dari Prodia

“Jangan semuanya dipikir, karena otak dan fisik kita tidak akan kuat untuk memikirkan semua hal, karena ujungnya akan mengarah ke penyakit liver atau sirosis. Ini yang sekarang banyak diderita orang. Kenapa? Karena mikir itu energinya lima kali lipat, daripada orang yang berolahraga secara fisik,” jelas Agus saat menjadi narasumber dalam acara talkshow di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Kamis (11/7).

Cek Artikel:  Apakah Anda Orang tua yang Payah atau Orang tua yang Keren Video Viral IniMenjelaskan Perbedaannya

Dalam talkshow yang bertajuk “Meningkatkan Kinerja Pegawai dengan Membangun Kesejahteraan Psikologis” ini, Agus pun mengajak untuk selalu bersyukur dalam menjalani hidup. Dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta memperbanyak sedekah, zikir, dan ibadah untuk mencapai ketenangan hidup. Karena menurutnya, pikiran yang positif adalah kunci sehat yang nyata.

“Terdapat lima aspek yang membentuk manusia, yaitu fisik, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual. Apabila kelima dimensi tersebut terpenuhi maka penyakit akan dapat dihindari dan disembuhkan dengan mudah. Maka dari itu, menjaga keseimbangan antara bekerja dengan kehidupan pribadi itu sangat penting, untuk mencapai kesejahteraan psikologis. Kalau secara psikologis kita sudah sehat, maka fisik kita pun akan sehat,” ujarnya.

Cek Artikel:  Ini Peran Krusial Protein untuk Pemulihan Otot Usai Lari

Baca juga : Transplantasi bagi Pasien dengan Penyakit Hati yang Kronis

Tak hanya itu, hal terpenting lainnya menurut Agus adalah menjaga asupan cairan dalam tubuh kita, agar tetap sehat secara fisik dan psikologis. 

“Hidup itu ada tiga, yang pertama adalah gerak, jangan sampai kita tidak bergerak. Kalau kita tidak bergerak maka kita akan cenderung mudah sakit. Yang kedua adalah minum. Jangan lupa minum itu lebih penting daripada makan, karena tubuh kita ini 75 persennya terdiri dari air. Kalau kita kurang minum, otomatis metabolisme tubuh kita akan terganggu dan efeknya akan bermacam-macam,” jelasnya. 

“Yang ketiga adalah berbicara, karena berbicara itu juga akan memasok oksigen ke dalam tubuh kita. Orang yang hanya diam saja jarang berbicara, itu akan cepat mati, karena tidak ada oksigen yang masuk. Maka kita juga harus sering berbicara, berdiskusi, mengaji, atau menyanyi atau apapun yang bisa dilakukan untuk bisa berbicara,” imbuh dokter ahli Paliatif RSUD Dr. Soetomo Surabaya ini lagi.

Cek Artikel:  Ini Metode Meminimalkan Kemungkinan Mengalami Kebotakan

Sementara itu, Rektor UMY, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN., Eng., menekankan pentingnya kesejahteraan psikologis dalam meningkatkan produktivitas dan kinerja pegawai. Melalui program ‘Kampus Sehat Senyaman Taman,’ UMY selalu berusaha menjaga keseimbangan lahir, batin, dan spiritual seluruh Civitas Academica. Hal tersebut diupayakan agar seluruh masyarakat di lingkungan UMY memiliki pandangan positif dalam menjalani kehidupan, sehingga kinerja yang dihasilkan juga maksimal.

“Kita perlu cara pandang yang berbeda dalam menyikapi kehidupan, semoga dari acara ini kita dapat menemukan solusi agar dapat menjaga mental yang seimbang dari ahlinya, sehingga kinerja kita pun bisa semakin meningkat dan maksimal,” tutup Gunawan. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai