Osteoporosis Pandai Dicegah Sejak Anak-Anak

Osteoporosis Bisa Dicegah Sejak Anak-Anak
Ilustrasi(Freepik)

PAKAR gizi klinik dari Rumah Ngilu Nasional Diponegoro (RSND) Semarang Annta Kern Nugrohowati mengatakan pencegahan osteoporosis bisa dilakukan sejak masa anak-anak.

“Pencegahan -osteoporosis- dapat dilakukan sejak usia anak-anak sampai dengan sekitar 20 tahun. Karena, mulai usia 30 tahun sudah mulai terjadi proses osteoporosis,” kata Annta, Minggu (20/10).

Hal tersebut disampaikannya merefleksikan peringatan World Osteoporosis Day (WOD) atau Hari Osteoporosis Sedunia yang diperingati setiap 20 Oktober.

Menurut dia, sebenarnya osteoporosis merupakan suatu proses yang normal karena proses pembentukan tulang dimulai dari masa anak-anak sampai kurang lebih maksimal di usia 30 tahun.

Setelah usia 30 tahun, kata dokter spesialis gizi klinik tersebut, nantinya akan terjadi proses pengeroposan tulang karena memang terkait
dengan hormon.

“Kepada pencegahan osteoporosis adalah tentu saja bagaimana memastikan massa tulang sebelum usia 30 tahun itu dalam kondisi yang betul-betul baik,” katanya.

Cek Artikel:  Peran Santri Perkuat Produk Asli Indonesia

Definisinya, katanya, sejak masa kanak-kanak, remaja, kemudian dewasa ketercukupan kalsium yang merupakan salah satu sumber pembentukan tulang itu harus terpenuhi, yakni antara 700-1.000 miligram per hari.

“Nah, kalau kebutuhan kalsium tercukupi, Insya Allah massa tulang itu juga cukup. Sehingga ketika saatnya nanti karena proses fisiologis ketika hormon memang secara bertahap mengalami penurunan, terjadi proses penipisan tulang maka tipisnya tidak cepat,” ujarnya.

Jadi, katanya, saat sudah usia lanjut, proses penipisan tulangnya masih bisa ditoleransi sehingga tidak yang betul-betul tipis yang
menjadikan atau menyebabkannya mudah patah.

Sedangkan untuk usia 30 ke atas, lanjut dia, memang ada upaya-upaya untuk memperlambat proses resorbsi kalsium akibat proses hormonal efek dari hormonal yang mulai berkurang.

Cek Artikel:  Bawa Sinar Asa bagi Anak-Anak dengan Penyakit Kritis, Make-A-Wish Hadir di Indonesia

“Karena itu, pastikan kecukupan kalsium dan tidak lupa vitamin D. Karena mempermudah absorbsi kalsium, juga membantu proses salah satunya
penulangan,” ungkap dia.

Kemudian untuk sumber kalsium dari makanan, katanya, bisa didapatkan dari mengonsumsi susu, ikan, keju, dan beberapa macam sayuran, seperti bayam yang bisa dikonsumsi setiap hari.

“Kemudian, untuk vitamin D bisa diperoleh dari dua, yakni dari makanan dan dari paparan matahari. Kalau dari paparan sinar matahari bisa lakukan kegiatan rutin, misalnya berjemur. Dari makanan bisa konsumsi minyak ikan sebagai salah satu sumber vitamin D,” tuturnya.

Berikutnya, ungkap Annta, yang harus dipastikan adalah kecukupan dari protein yang memang tidak bisa dilepaskan dari proses penulangan.

“Jadi konsumsi protein pun harus cukup untuk mencegah terjadinya osteoporosis. Sebelum usia 30 tahun kecukupan protein harus cukup, ketika usia di atas 30 maka ketercukupan protein juga harus cukup,” ujarnya.

Cek Artikel:  Perbedaan Perayaan Natal Kristen Katolik dan Ortodoks

Perbedaannya, kata dia, sebelum usia 30 tahun berguna untuk proses pembentukan massa tulang, sedangkan setelah usia 30 kegunaannya adalah untuk meminimalkan proses penipisan tulang.

“Kemudian, lakukanlah olahraga karena menjadi salah satu upaya memperkuat tulang, dan juga nanti membantu kekuatan tulang. Lakukan secara rutin. Dan tidak kalah penting menjaga berat badan,” ungkapnya.

Pada sisi lain, ia juga menyampaikan beberapa makanan yang sebaiknya dihindari karena bisa mempercepat proses pengeroposan tulang, antara lain makanan yang tinggi garam, tinggi gula, dan alkohol.

“Makanan-makanan tersebut akan mengganggu, baik absorbsi kalsium dan vitamin D maupun mengganggu penyerapan, juga mempercepat pengeluaran kalsium dari tubuh. Padahal, kalsium dibutuhkan untuk tetap berada di tulang dalam jumlah cukup untuk mempertahankan massa tulang,” pungkasnya. (Ant/Z-1)

Mungkin Anda Menyukai