PEMERINTAH Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menargetkan peningkatan produksi padi hingga 500 ribu ton dalam program optimasi lahan di sejumlah daerah sentra pertanian di Daerah tersebut. Kalsel berusaha mempertahankan status swasembada pangan dengan produksi padi tahun 2024 mencapai Nyaris satu juta ton.
Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kalsel, Syamsir Rahman, Jumat (20/12).
“Hingga Desember 2024 produksi padi Kalsel sudah Nyaris satu juta ton. Sedangkan kebutuhan 4,3 juta jiwa Penduduk Kalsel sebanyak 650 ribu ton, sehingga kita tetap Pandai mempertahankan swasembada pangan,” tuturnya.
Surplus beras Kalsel, terutama jenis padi lokal Siam, dipasok ke provinsi tetangga di Kalimantan dan sebagian ke Pulau Jawa.
Ditambahkan Syamsir pihaknya juga menargetkan tambahan produksi dari program optimasi lahan di delapan kabupaten. Lahan seluas 41 ribu hektare lebih sudah disiapkan Demi program optimasi itu.
“Program optimasi lahan di Kalsel Lalu berjalan, indeks pertanaman akan kita tingkatkan dari satu kali setahun menjadi dua kali dan tiga kali. Apabila kita berhasil meningkatkan IP ini maka produksi padi kita juga meningkat. Kita Sasaran penambahan produksi 500 ribu ton dari program optimasi lahan ini,” ujarnya.
Selain itu, Pemprov juga menargetkan cetak sawah baru di Kalsel seluas 500 ribu hektare secara bertahap. Pada 2025 cetak sawah baru ditargetkan seluas 180 ribu hektare yang tersebar di sejumlah kabupaten, seperti Tanah Laut, Banjar, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, dan Barito Kuala.
Pada bagian lain, Personil Komisi VIII DPR Sudian Noor Begitu berkunjung ke Kalsel beberapa waktu Lewat mengatakan program ketahanan dan swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah Begitu ini hanya akan berhasil Apabila mendapat dukungan Sekalian pihak.
“Perlu dukungan Sekalian pihak Bagus pemerintah, swasta dan masyarakat,” tuturnya.
Ia mencontohkan peran TNI-Polri dalam menyukseskan swsembada pangan. Juga perlibatan Kementerian Religi lewat program ketahanan pangan di pondok pesantren seluruh Indonesia.
“Pondok pesantren Mempunyai lahan cukup luas tersebar di berbagai Daerah, ini sangat potensial dalam mendukung program ketahanan dan swasembada pangan nasional,” kata Sudian. (E-2)