GUNA lebih mengoptimalkan penanganan bencana gempa bumi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Jawa Barat (Jabar), mengadakan rapat evaluasi dan rencana operasi dengan melibatkan berbagai unsur terkait dari pemerintah, TNI, Polri, serta organisasi kemanusiaan pada Minggu (22/9).
“Kerja sama lintas sektor sangat penting dilakukan dalam menghadapi bencana dan memastikan keselamatan serta kesehatan masyarakat menjadi prioritas utama. Saya menggarisbawahi perlunya pemutakhiran data mengenai korban dan kerusakan akibat gempa. Kami membutuhkan dukungan dari perangkat desa untuk melakukan geotagging lokasi pemasangan tenda dan dapur umum, agar penanganan lebih efisien dan terarah,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung Cakra Amiyana.
Perangkat desa, kata Cakra, adalah yang paling memahami karakteristik daerahnya. Kalau mereka tidak terlibat dalam penanganan, tindakan pemerintah tidak akan tepat sasaran. Data yang akurat dan komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci keberhasilan dalam penanganan bencana.
Baca juga : Data Gempa Bandung, Polda Jabar: 21.696 Jiwa Terdampak, 710 Jiwa masih Mengungsi
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Bandung melaporkan telah mengirimkan 20 tim untuk mendata rumah-rumah yang rusak akibat gempa.
Pada hari pertama pendataan, tim berhasil menemukan 4.374 rumah yang terdampak dengan 30 di antaranya mengalami kerusakan berat. Pendataan ini sangat penting untuk menentukan langkah selanjutnya dalam rehabilitasi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Esensial, menambahkan telah dibentuk 50 tim enumerator yang akan melakukan verifikasi lapangan.
Baca juga : Gempa Bandung Dirasakan Dekat di Seluruh Jawa Barat
Taatp tim memiliki target untuk mendata sekitar 20 rumah per hari, sehingga diharapkan proses ini dapat selesai dengan cepat dan akurat.
Di sisi lain, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung telah dilayani 2.431 pasien sejak bencana terjadi.
“Penyakit yang umum terjadi di kalangan penyintas meliputi infeksi saluran pernapasan atas dan diare. Kepada itu, Dinkes telah melakukan penyuluhan dan langkah-langkah pencegahan,” ucapnya.
Baca juga : Gempa Bandung Rusak Rumah di Pangalengan dan Kertasari
Dinas Sosial juga aktif dalam menyediakan makanan untuk para korban terdampak. Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bandung, A Tisna Umaran, mengungkapkan bahwa mereka telah menyiapkan 4.050 bungkus makanan dengan bantuan dari pihak TNI dan organisasi lainnya dan diprioritaskan disalurkan ke lokasi pengungsian yang terdekat.
“Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tantangan tetap ada. Beberapa masyarakat melaporkan kesulitan dalam mendapatkan air bersih dan menyampaikan keluhan terkait rumah yang dianggap berisiko. Kodim 0624 Kabupaten Bandung menyatakan bahwa mereka siap membantu masyarakat yang memerlukan bantuan pembersihan material bangunan,” tutur Uka.
“Dari BPBD Provinsi Jabar dilaporkan bahwa pendataan terhadap rumah yang rusak dibagi menjadi tiga tahapan yakni, proses pendataan awal, verifikasi, dan uji publik. Setelah proses ini, daftar rumah dengan tingkat kerusakan dan kerugian akan dirilis,” sambungnya. (AN/J-3)