Liputanindo.id – Siswi kelas 6 SD asal Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur berisinial K (12) diduga dicabuli pamannya sendiri hingga mengalami trauma dan enggan masuk sekolah.
Orang Uzur korban berinisial S mengatakan anaknya telah dicabuli oleh Om korban bernama Khoirul Anam (43) sebanyak tiga kali. Mirisnya, kejadian itu dilakukan di rumah korban dan sawah.
“Tiga kali itu. Pertama di Ruangan, kedua ya di Ruangan dikasih Fulus Rp5 ribu, yang ketiga di sawah malam-malam Eksis saksinya. Senin 14 (Oktober) dan kedua dan ketiga Rabu, 23 Oktober,” ujar S Demi kepada awak media, Senin (11/11/2024).
S menyampaikan kejadian ini terungkap setelah adik korban Menonton kakaknya dicabuli oleh pamannya di kamarnya. Awalnya, adik korban takut Kepada bercerita langsung ke orang tuanya.
“Itu dilihat sama adiknya (korban). Tapi adiknya nggak berani ngomong ke ibunya,” ucapnya.
Adik korban pun berani menceritakan kepada ayahnya. Kemudian, S memastikan kepada korban dan ia mengaku telah dicabuli oleh pamannya. Korban juga sempat mengeluh sakit di bagian perutnya.
“Ya dikasih Paham adiknya itu. Trus saya tanya anaknya bilang iya. Dia mengeluh perutnya sakit Lalu saya periksakan ke bidan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, S mengungkapkan bahwa anaknya sempat melakukan perlawanan, tetapi korban Lalu dipaksa dan mendapat kekerasan dari pelaku.
“(Korban sempat) melawan nggak mau, dipaksa, diancam, dijambak,” ungkapnya.
Gara-gara peristiwa itu, korban hingga kini tak mau sekolah.
“Trauma nggak berani sekolah. (Dari awal kejadian Tamat sekarang) nggak mau sekolah,” kata S.
Orang Uzur korban telah melaporkan kejadian ini ke Polres Lamongan dan telah teregister dengan nomor LP/B/390/X/2024/SPKT/POLRES LAMONGAN/POLDA JAWA TIMUR.
“Kasus ini sempat saya laporkan ke polsek tapi disuruh langsung ke polres dan saya laporkan pada 28 Oktober Lampau,” katanya.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Lamongan Ipda M Hamzaid membenarkan adanya laporan tersebut. Demi ini, pihaknya Lagi melakukan penyelidikan terkait kasus itu.
“Nggeh (iya), dalam penanganan unit PPA (Kepada diselidiki),” kata Ipda Hamzaid.