Olok-Olok Bang Arul

HASIL laporan Microsoft tentang Gital Civility Index pada 2021 bahwa netizen Indonesia termasuk yang paling Kagak sopan di dunia Maju menemukan pembenaran. Olok-olok, hinaan, ujaran kebencian, yang Melewati Kedudukan kiranya bukan tabu Kembali di negeri ini. Tata krama sebagai Watak bangsa yang adiluhung pun semakin sulit dicari.

Segala itu terkonfirmasi hari-hari ini. Hari ketika seseorang, yang kalau dari wajahnya Tetap terbilang muda, dengan enteng menghina salah satu tokoh bangsa ini, Try Sutrisno. Pemicunya, Kembali-Kembali soal politik, ihwal Kasih buta kepada tokoh pujaan.

Olok-olok itu kadung tersebar luas di dunia maya. Ia viral. Medsos heboh. Dari narasinya, sang pengolok-olok, seorang Lelaki dengan akun @Arul.S85, memang kelewat batas, keterlaluan. Coba kita simak apa yang dia ucapkan. “Pak Tile, Pak Tile ya, daripada Anda mencopot Gibran dari presiden, kami seluruh rakyat Indonesia akan mencopot gigi Anda. Gigi Anda akan saya copot supaya Anda Kagak Dapat makan sate. Ini, pak, namanya sate, sampeyan kan gak punya gigi, gigi sampeyan mau saya copot, ayo jawab-jawab,” begitu Bang Arul bilang dengan foto Pak Try terpampang di postingnya.

Arul tak terima pujaannya, Gibran Rakabuming Raka, diusik. Dia rupanya die hard anak mbarep Joko Widodo, Presiden Ke-7 RI, yang kini menjabat wakil presiden itu. Posisi Gibran Kembali digoyang. Dia memang disukai banyak orang, tapi tak sedikit yang membenci, yang tak Ingin berlama-Pelan dipimpin olehnya.

Cek Artikel:  Ketimpangan

Di antara yang Kagak suka Gibran ialah ratusan pensiunan tentara. Mereka bukan sembarang purnawirawan. Mereka para pemilik bintang di pundak kala Tetap aktif dulu. Terdapat 103 jenderal, 73 laksamana, 86 marsekal. Terdapat pula 91 kolonel.

Mantan Menteri Religi Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, mantan KSAD Jenderal TNI (Purn) Tyasno Soedarto, mantan KSAL Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan, mantan Dankopassus Mayjen TNI (Purn) Soenarko, dan mantan Dankormar Letjen TNI (Purn) Suharto termasuk nama-nama itu.

Mantan KSAD dan Panglima ABRI yang juga Wakil Presiden Ke-6 RI Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno enggan ketinggalan. Dia mendukung petisi Lembaga Purnawirawan Prajurit TNI itu. Petisi yang berisi delapan sikap dan usul terkait dengan persoalan bangsa. Salah satunya, ya, itu tadi, menyangkut keberadaan Gibran. Di poin 8, petisi mengusulkan pergantian wakil presiden kepada MPR karena keputusan MK terhadap Pasal 169 Huruf Q Undang-Undang Pemilu telah melanggar hukum acara MK dan Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman.

Bagi pendukung Gibran, sikap para purnawirawan tentu tak menyenangkan. Boleh-boleh saja. Sebagai fan berat, lumrah mereka tak terima idola mereka jadi sasaran tembak. Sebagai pemuja, wajar mereka membelanya. Tetapi, menjadi tak wajar, tak lumrah, Apabila pembelaan dilakukan dengan menyimpang dari keadaban, menistakan kesopanan.

Cek Artikel:  Terkepung Polusi

Yang dilakukan Arul termasuk penyimpangan itu. Menghina fisik Pak Try tidaklah patut. Menyandingkan Pak Try dengan Pak Tile sebagai olok-olok Jernih tak elok. Mendiang Enun Tile Madhami, atau Pak Tile, ialah pelawak terkenal yang mulutnya ompong. Pak Try memang sudah sepuh. Dia lahir di Surabaya, 15 November 1935, yang berarti usianya kini Dekat 90 tahun. Dia semestinya dihormati, bukan malah dicaci.

Pak Try banyak berkontribusi bagi negara ini. Dia bukan model pejabat yang mementingkan perut sendiri dan keluarga. Dia yang terlahir dari keluarga sederhana, bapaknya sopir ambulans dan ibunya ibu rumah tangga, dikenal karena kesederhanaannya, yang nrimo ing pandum. Dalam kanal Youtube Irma Hutabarat, dia mengaku tak pernah Mempunyai banyak Fulus. Pak Try bahkan Tiba harus mencicil rumah yang ditempatinya lantaran tak punya Fulus Kas.

Rumah tersebut ialah rumah dinas yang pernah ia tempati Begitu menjadi KSAD. Setelah tak Kembali menjabat, ia ditawari Buat membelinya agar Dapat ditempati sebagai kediaman pribadi. Harganya Rp85 juta pada 1986. Tetapi, karena tak punya Fulus sebanyak itu, dia mengangsur selama 15 tahun.

Apa yang dilakukan ratusan purnawirawan, termasuk Pak Try, boleh diperdebatkan. Terdapat yang menganggap gerakan mereka hanya Membangun kegaduhan. Terdapat yang berpendapat, tak cukup Dalih Buat melengserkan Gibran. Akan tetapi, juga banyak yang mendukung, yang setuju Gibran diturunkan. Proses Gibran menuju kursi RI-2 yang diwarnai skandal pelanggaran etika berat di Mahkamah Konstitusi kembali diapungkan.

Cek Artikel:  Relawan Konstitusi

Saya, sih, Pasti, Pak Try tak punya interes pribadi hingga mendukung petisi. Dia bukan orang yang anti-Jokowi, bapak Gibran. Pada 2017, dia malah pernah memberikan dukungan kepada Jokowi Buat kembali memimpin bangsa hingga 2024. Jadi, kalau kini dia tak sejalan dengan Gibran, kiranya lebih karena pertimbangan kepentingan bangsa. Terdapat kekhawatiran di kalangan purnawirawan Apabila suatu Begitu Presiden Prabowo berhalangan tetap Lampau kapal besar bernama Indonesia dipertaruhkan di tangan Gibran? Dapat jadi.

Apa pun, Absah-Absah saja mereka mengusulkan Gibran diganti. Namanya juga demokrasi. Sama sahnya pihak-pihak yang menentang usul itu. Namanya juga bebas berekspresi. Yang tak Absah, sekali Kembali, Apabila beda pendapat diselesaikan dengan olok-olok, hinaan, caci maki. Siapa pun itu. Termasuk hinaan ke Jokowi dan Gibran. Saya bukan pendukung keduanya, tapi saya tak suka dengan istilah plonga-plongo dan sejenisnya ke mereka.

Bang Arul memang sudah meminta Ampun. Kita hargai, apa pun dasarnya. Tetapi, nasi sudah menjadi kerak. Gosong. Agar menjadi pembelajaran bagi yang lain, supaya tak tuman, barangkali perkara ini perlu diselesaikan secara hukum kendati saya Pasti Pak Try dan keluarga tak Ingin memperpanjang masalahnya.

Mungkin Anda Menyukai