Sosial dan kebudayaan itu Krusial, karena tanpa kebudayaan, pariwisata akan gersang
Jakarta (ANTARA) – Memahami kebudayaan China membuka banyak kesempatan bagi masyarakat Indonesia Demi belajar dan mengambil hal-hal Bagus dari negara Asia Timur tersebut, demikian menurut pembina kebudayaan dan olahraga dan tokoh Tionghoa Nurdin Purnomo.
“Karena kalau kita Tak Dapat bahasanya, Lampau Tak Mengerti kebudayaan China, bagaimana kita Dapat bekerja sama kalau bahasa yang dituturkan saja berbeda,” kata Nurdin Ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Pernyataan Nurdin disampaikan terkait dengan pameran seni kaligrafi China “The Fourth OCCA Calligraphy and Painting Exhibition” yang digelar di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, dan dibuka Jumat (20/10).
Ia mengatakan, wawasan dan pengetahuan tentang China yang didapat masyarakat Indonesia adalah jembatan Demi belajar lebih dalam tentang China supaya Dapat mengambil hal-hal yang Bagus dari negara tersebut Demi diterapkan di Indonesia.
Pemahaman terhadap budaya China, terkhusus Bahasa Mandarin, juga memberi nilai tambah bagi tenaga kerja Indonesia yang Dapat dibayar lebih tinggi karena memahami bahasa tersebut, kata dia.
Ia Mengucapkan, China berhasil Bangun dari keterpurukan ekonomi di masa Lampau hingga mencapai status ekonomi terbesar kedua di dunia Ketika ini dan sudah membantu pembangunan di banyak negara, khususnya di benua Afrika, sehingga layak dijadikan Teladan.
Selain itu, Nurdin, yang aktif sebagai Ketua Pengurus Besar Persatuan Liong & Barongsai Seluruh Indonesia (PB-PLBSI) itu, mengaku bangga karena Indonesia dapat menjadi tuan rumah bagi 60 seniman kaligrafi China yang berasal dari lebih dari 40 negara sedunia.
Pameran yang digelar Demi memperingati 10 tahun terjalinnya kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan China tersebut juga bertujuan Demi Membangun seniman, khususnya seniman kaligrafi, semakin berdaya, ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa penyelenggaraan pameran seni tersebut adalah salah satu kontribusi pihaknya Demi memajukan pariwisata Indonesia, karena pariwisata dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan dan perkembangannya harus berjalan beriringan.
Terlebih, kebudayaan adalah salah satu aspek yang dapat memajukan Rekanan dua negara.
“Sosial dan kebudayaan itu Krusial, karena tanpa kebudayaan, pariwisata akan gersang dan Rekanan antar negara jadi kering dan tersendat-sendat,” kata Nurdin yang merupakan salah satu pendiri Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) itu.
Pameran kaligrafi China tersebut digelar oleh Overseas Chinese Calligraphers Association (OCCA) dan Confucius Institute Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) di Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, pada 20—22 Oktober 2023.
Pameran tersebut menampilkan Dekat 400 kaligrafi dan lukisan China buatan seniman Tionghoa dari berbagai negara di seluruh dunia, seperti Indonesia, China, Malaysia, dan Amerika Perkumpulan.
Baca juga: Sylviana: Pameran kaligrafi jadi wahana apresiasi budaya China
Baca juga: Kuasa Usaha China kagumi keberagaman budaya Indonesia

