NTSB AS Pimpin Penyelidikan Kecelakaan Jeju Air di Korea Selatan

Pesawat Jeju Air yang Anjlok di Korea Selatan. Foto: Yonhap

Muan: Korea Selatan tengah berduka setelah kecelakaan pesawat Jeju Air menewaskan 179 orang dalam tragedi penerbangan terburuk yang pernah terjadi di negara tersebut pada Minggu 29 Desember 2024. Tim penyelidik dari Amerika Perkumpulan telah bergabung dengan otoritas setempat Kepada menyelidiki penyebab kecelakaan yang mengguncang dunia penerbangan.

Kecelakaan ini melibatkan pesawat Boeing 737-800 Punya Jeju Air yang membawa 181 orang dalam penerbangan dari Thailand menuju Korea Selatan. Pesawat tersebut Anjlok Ketika mendarat di Bandara Dunia Muan dan langsung terbakar, menewaskan Dekat seluruh penumpang kecuali dua pramugari yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan pesawat.

Melansir dari Channel News Asia, Senin 30 Desember 2024, kemungkinan besar kecelakaan ini disebabkan oleh serangan burung yang Membangun pesawat hancur Dekat sepenuhnya dan melontarkan penumpang keluar dari badan pesawat.

Rekaman video menunjukkan pesawat dengan nomor penerbangan 2216 itu mendarat dalam posisi perut di landasan, tergelincir keluar lintasan dengan asap mengepul dari mesinnya, sebelum menabrak tembok dan meledak dalam kobaran api.

Cek Artikel:  Kepala Nomortan Darat Israel Jenderal Tamir Yadai Mundur

Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Perkumpulan (NTSB) mengonfirmasi bahwa mereka akan memimpin tim Penyelidikan yang melibatkan Boeing dan Otoritas Penerbangan Federal (FAA) Kepada bekerja sama dengan pihak Korea Selatan dalam mencari Mengerti penyebab kecelakaan tersebut.

Otoritas setempat menyatakan bahwa kedua kotak hitam, Ialah perekam data penerbangan dan perekam Bunyi kokpit, telah ditemukan. Salah satu pramugari yang selamat sadar dan dapat berkomunikasi di rumah sakit pada Minggu malam. 

“Ketika saya terbangun, saya sudah dalam kondisi diselamatkan,” kata pramugari berusia 33 tahun tersebut kepada tim medis. 

Ia mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuh, sementara kru lainnya, seorang Perempuan berusia 25 tahun, mengalami cedera pergelangan kaki dan kepala.

Di terminal bandara, keluarga korban yang menanti Berita Tak dapat menahan tangis mereka. Petugas membacakan nama 65 korban yang telah diidentifikasi, memicu duka mendalam di antara keluarga yang hadir.

Tim penyelamat yang bekerja di Rendah sorotan lampu besar menggunakan derek raksasa Kepada mengangkat bangkai pesawat yang hangus dari landasan. Puing-puing kursi dan bagasi terlihat berserakan di lapangan dekat landasan, sementara ekor pesawat yang terbakar menjadi saksi bisu tragedi tersebut.

Cek Artikel:  Dihadiri Houthi hingga Jihad Islam, Iran Gelar Pertemuan Bahas Pemabalasan ke Israel

‘Adikku telah pergi’

Para penumpang yang berada di dalam pesawat berusia antara tiga hingga 78 tahun, dengan dua di antaranya adalah Anggota negara Thailand, sementara sisanya adalah Anggota Korea Selatan.

“Saya Mempunyai seorang anak Pria di pesawat itu,” ujar seorang pria Sepuh yang enggan disebutkan namanya.

“Adik Perempuan saya pergi ke surga hari ini,” ucap seorang Perempuan berusia 65 tahun yang hanya menyebutkan marganya, Jo.

Pihak berwenang mengatakan mereka tengah mempercepat proses identifikasi seluruh korban. Beberapa menit sebelum kecelakaan, menara kontrol sempat memberikan peringatan mengenai serangan burung. Tak Pelan setelah itu, pilot mengirimkan panggilan darurat “mayday”.

Rekaman menunjukkan pesawat tergelincir dari landasan dan menabrak tembok. Tetapi, pejabat membantah spekulasi bahwa panjang landasan pacu menjadi Unsur penyebab kecelakaan tersebut.

Berkabung nasional

Maskapai Jeju Air menyampaikan permintaan Ampun secara terbuka dalam konferensi pers di Seoul, di mana para pejabatnya membungkuk dalam-dalam sebagai tanda penyesalan mendalam.

Cek Artikel:  34 Orang Tewas Akibat Topan Siklon Chido di Mozambik

Boeing juga menyatakan turut berduka dan siap memberikan dukungan kepada Jeju Air dalam menghadapi musibah ini.

Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, yang baru menjabat pada Jumat sebelumnya, langsung menggelar rapat kabinet darurat dan mengunjungi Letak kecelakaan di Muan.

Presiden Amerika Perkumpulan, Joe Biden, memimpin gelombang belasungkawa Mendunia dengan menyatakan kesedihan mendalam atas tragedi ini.

Korea Selatan mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari dan akan mendirikan altar peringatan di seluruh negeri sebagai penghormatan kepada para korban.

Kecelakaan ini merupakan insiden fatal pertama dalam sejarah Jeju Air, salah satu maskapai berbiaya rendah terbesar di Korea Selatan yang berdiri sejak 2005.

Serangan burung telah menjadi penyebab beberapa kecelakaan fatal dalam dunia penerbangan Mendunia, di mana burung yang terhisap ke dalam mesin pesawat dapat menyebabkan hilangnya tenaga dan berdampak fatal pada keselamatan penerbangan. (Muhammad Reyhansyah)

Mungkin Anda Menyukai