Liputanindo.id – Palestina mengecam keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena menggunakan peta yang menghapus Tepi Barat. Tindakan Netanyahu itu disebut sebagai aneksasi eksplisit.
“Peta Netanyahu mengungkap kebenaran agenda kolonial dan rasis dari pemerintah sayap kanan ekstremis,” kata Kementerian Luar Negeri Palestina dalam sebuah pernyataan, dikutip Anadolu, Rabu (4/9/2024).
Pernyataan ini dikeluarkan setelah Netanyahu tampak berdiri di depan peta digital seukuran dinding pada Senin (2/9) yang menghapus Tepi Barat.
Kementerian itu pun mengecam tindakan Netanyahu sebagai aneksasi eksplisit wilayah yang diduduki oleh Tel Aviv. Apalagi tindakan itu sudah berulang kali dilakukan oleh Israel.
“Netanyahu terus dan berulang kali menggunakan peta yang mencakup Tepi Barat sebagai bagian dari negara pendudukan, sebagai pengakuan yang jelas dan eksplisit atas kejahatan kolonial rasis ini, dan mengabaikan legitimasi internasional dan resolusinya, keinginan internasional untuk perdamaian, dan perjanjian yang ditandatangani,” kata kementerian tersebut.
Kementerian Palestina itu menambahkan bahwa perbuatan Netanyahu tantangan terang-terangan untuk menghentikan perang serta mencapai perdamaian berdasarkan solusi dua negara.
“Perilaku ini merupakan tantangan terang-terangan bagi upaya internasional untuk menghentikan perang pemusnahan dan pemindahan dan menghidupkan kembali proses perdamaian berdasarkan solusi dua negara,” tambahnya.
Kementerian Luar Negeri menekankan bahwa penggunaan peta yang menghapus Tepi Barat oleh Netanyahu mencerminkan kebijakan kolonial ekspansionis rasisnya yang dipraktikkan di secara nyata di hadapan dunia.
“Kami memandang dengan sangat prihatin pelanggaran hukum internasional yang mencolok ini, terutama karena pendudukan tersebut melakukan kejahatan paling kejam terhadap rakyat kami, dalam perwujudan praktis dari upaya untuk menyangkal keberadaan Palestina dan hak-hak nasional mereka yang adil dan sah,” tegasnya.