Nelayan Diimbau Tak Melaut Ketika Cuaca Jelek

Nelayan Diimbau tidak Melaut saat Cuaca Buruk
Ilustrasi. Nelayan berjalan di Sekeliling Bahtera yang bersandar di muara pantai Dadap, Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (12/1).(ANTARA/DEDHEZ ANGGARA)

DEWAN Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengimbau nelayan Tak nekat atau memaksakan diri melaut ketika cuaca Jelek seperti kondisi Ketika ini.

“Kondisi cuaca Jelek ini sudah berlangsung sejak Desember 2024 sehingga aktivitas melaut nelayan Tersendat. Kami juga sudah mengimbau agar Tak nekat melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut karena terlalu berisiko,” kata Pengurus DPC HNSI Kabupaten Sukabumi Nandang Heriyadie di Sukabumi, Minggu.

Menurut Nandang, cuaca Jelek yang melanda Distrik perairan laut selatan Kabupaten Sukabumi Tak setiap hari, sehingga Terdapat hari atau waktu tertentu yang Pandai dimanfaatkan nelayan Kepada melaut seperti Ketika cuaca dalam kondisi Berkualitas atau cerah.

Tetapi demikian, cuaca di laut berbeda dengan di darat. Di tengah laut cuaca Pandai Segera berubah atau yang awalnya cerah tiba-tiba turun hujan deras disertai angin kencang dan petir, sehingga membahayakan keselamatan nelayan.

Cek Artikel:  Pemkab Majalengka Dorong Petani Gedong Gincu Lakukan Ekspor

Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) cuaca Jelek dan gelombang tinggi terjadi pada 26-30 Januari 2025.

“Informasi dari BMKG ini harus diperhatikan demi keselamatan para nelayan. Tapi, apabila tetap memaksakan Kepada melaut, kami hanya Pandai mengingatkan nelayan Kepada memperhitungkan kembali risiko yang dihadapi, karena HNSI hanya Pandai memberikan imbauan tetapi Tak Pandai melarang,” tambahnya.

Ia pun meminta nelayan Kepada bersabar, karena nyawa lebih Krusial dari segalanya dan berharap cuaca Jelek segera berlalu agar aktivitas melaut kembali normal. Di sisi lain, pihaknya belum menerima informasi kerusakan kapal maupun Akibat lainnya akibat cuaca Jelek.

Cek Artikel:  Kekasih Calon Wali Kota Tasikmalaya Bagikan Sembako, Bawaslu belum Terima Laporan

Pantauan di beberapa titik pendaratan kapal, Tak terlihat adanya nelayan yang berangkat maupun pulang melaut dan nelayan memilih menambatkan kapal di dermaga.

Kepada mengisi kekosongan waktu sembari menunggu cuaca membaik, nelayan lebih memilih memperbaiki alat tangkap ikan seperti jaring maupun kapal.

Salah seorang nelayan Kampung/Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Mamad mengaku sudah Nyaris tiga bulan dirinya Tak melaut, sehingga kesulitan Kepada menafkahi keluarga.

Menyiasati agar tetap mendapatkan Pendapatan, dirinya memilih waktu-waktu tertentu atau cuaca sedang Berkualitas Kepada melaut, Tetapi karena khawatir cuaca di tengah laut tiba-tiba berubah drastis, ia hanya Pandai menjaring ikan di dalam Teluk Palabuhanratu, sehingga hasil tangkapan ikan Tak maksimal.

“Beberapa bulan ke belakang saya Tetap Pandai melaut, Tetapi sejak awal tahun hingga Ketika ini saya belum Tengah ke laut Kepada mencari ikan karena cuaca Tak bersahabat seperti kerap turun hujan deras disertai angin kencang ditambah gelombang tinggi yang ketinggiannya Sekeliling tiga Tiba empat meter,” katanya.

Cek Artikel:  Pemkot Bandung Rombak Pola Pengelolaan Sampah

Kondisi seperti ini berakhir pada Februari akhir atau awal Maret. Pasca-cuaca Jelek biasanya ikan banyak, maka dari itu Kepada mempersiapkan cuaca kembali normal, ia memilih memperbaiki alat tangkapnya.

Kepada kapal motor yang digunakannya yakni jenis Dogol Kepada menangkap udang. Adapun biaya Kepada membeli bahan bakar minyak jenis solar Kepada sekali melaut dari Rp150 ribu Tiba Rp500 ribu.

Di sisi lain, ia mengaku sebelum perayaan Natal 2024, dirinya Berbarengan nelayan lain menerima Sokongan sembako dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI yang sangat membantu keluarganya. (Ant/Z-6)

Mungkin Anda Menyukai