Nasi Dingin vs Nasi Hangat Mana yang Lebih Menyehatkan

Nasi Dingin vs Nasi Hangat: Mana yang Lebih Menyehatkan?
Nasi dingin dianggap menyehatkan(Freepik)

NASI adalah salah satu makanan pokok yang paling sering dikonsumsi di seluruh dunia, terutama di Asia. Di Indonesia, nasi sering menjadi makanan utama dalam setiap hidangan.

Tetapi, ada perdebatan menarik tentang apakah nasi yang telah didinginkan lebih sehat daripada nasi hangat yang baru dimasak.

Baca juga : Tips Diet Sehat, Atur Bagian Makan dan Asupan Kalori

Pembahasan ini merujuk pada peran pati resisten yang terkandung dalam nasi dingin serta pengaruhnya terhadap kesehatan, terutama terkait dengan pencernaan dan kadar gula darah.

Lampau, apa kata para ahli tentang perbedaan ini? Mari kita telaah lebih dalam.

Apa Itu Pati Resisten?

Sebelum memahami perbedaan antara nasi dingin dan nasi hangat, kita perlu mengetahui konsep penting, yaitu pati resisten.

Baca juga : Tips Mengolah Beras Merah Agar Menghasilkan Nasi yang Pulen

Menurut penjelasan dari para ahli gizi, pati resisten adalah jenis pati yang tidak dicerna oleh usus halus manusia dan langsung menuju usus besar, di mana ia berfungsi mirip seperti serat.

Proses ini menjadikan pati resisten lebih sulit dipecah menjadi glukosa, sehingga membantu menstabilkan kadar gula darah.

Ketika nasi yang baru dimasak didinginkan, seperti di dalam kulkas selama beberapa jam atau semalaman, sebagian dari patinya mengalami perubahan struktur molekul menjadi pati resisten.

Baca juga : 9 Manfaat Rambutan bagi Kesehatan, Berkualitas untuk Jantung

Proses inilah yang membuat nasi dingin sering dianggap lebih sehat bagi beberapa kelompok orang, terutama bagi mereka yang perlu menjaga kadar gula darah.

Bagaimana Nasi Dingin Memengaruhi Kadar Gula Darah?

Spesialis nutrisi dan peneliti dari berbagai institusi menyatakan bahwa nasi dingin dapat menurunkan indeks glikemik dibandingkan dengan nasi hangat. Indeks glikemik (IG) adalah ukuran seberapa cepat makanan yang kita konsumsi dapat meningkatkan kadar gula darah.

Cek Artikel:  5 Ribu Naskah Klasik Nusantara Ditargetkan Selesai Digitalisasi Mengertin Ini

Semakin rendah indeks glikemik suatu makanan, semakin lambat makanan tersebut mempengaruhi kadar gula darah, yang dapat membantu dalam pengelolaan diabetes dan menjaga energi tubuh secara stabil.

Baca juga : Ramalan Zodiak Aries 2 Oktober 2024: Sesuaikan Gaya Hidup dengan Pendapatan

Studi yang dilakukan oleh Diabetes Research and Clinical Practice menunjukkan bahwa nasi yang didinginkan selama beberapa jam setelah dimasak menghasilkan pati resisten yang lebih tinggi, dan ini berhubungan dengan penurunan respon glikemik setelah dikonsumsi.

Dengan kata lain, nasi dingin cenderung membuat lonjakan gula darah lebih rendah dibandingkan nasi yang baru dimasak.

Penurunan respon glikemik ini penting bagi individu yang ingin mengontrol gula darah mereka, termasuk penderita diabetes atau orang dengan risiko tinggi diabetes tipe 2.

Manfaat Pati Resisten bagi Pencernaan

Pati resisten juga memiliki manfaat lain yang cukup penting, yaitu berperan sebagai prebiotik. Prebiotik adalah senyawa yang membantu bakteri baik di usus berkembang.

Menurut ahli mikrobiota usus dari Johns Hopkins Medicine, mengonsumsi makanan yang mengandung pati resisten, seperti nasi dingin, dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dengan cara memelihara keseimbangan mikroba dalam usus.

Mikroba baik yang mendapatkan asupan dari pati resisten akan memproduksi asam lemak rantai pendek, seperti butirat, yang dapat melindungi dinding usus dan mengurangi peradangan.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics menunjukkan bahwa pati resisten juga dapat meningkatkan perasaan kenyang, yang dapat membantu dalam pengelolaan berat badan.

Makanan yang lebih lama dicerna seperti nasi dingin dapat membantu seseorang merasa kenyang lebih lama, mengurangi keinginan untuk makan lebih banyak dan berpotensi mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.

Cek Artikel:  Siapakah Pencetus Peringatan Maulid Nabi Muhammad

Apa Kata Spesialis Tentang Konsumsi Nasi Dingin?

Beberapa ahli gizi merekomendasikan konsumsi nasi dingin sebagai bagian dari diet sehat, terutama bagi mereka yang berusaha mengontrol kadar gula darah atau memperbaiki kesehatan usus. Tetapi, menurut Dr. Roberta Anding, seorang ahli diet terdaftar dan spesialis di bidang nutrisi olahraga, perubahan dari nasi hangat ke nasi dingin tidak memberikan perbedaan yang sangat signifikan bagi orang sehat secara umum.

Menurutnya, manfaat terbesar dari pati resisten lebih dirasakan oleh individu yang memiliki kondisi metabolisme khusus, seperti diabetes atau sindrom metabolik.

Spesialis gizi lainnya, seperti Dr. Alan Barclay dari University of Sydney, menekankan bahwa nasi dingin mungkin bermanfaat, tetapi jumlah pati resisten yang dihasilkan dari proses pendinginan ini tidak selalu cukup untuk membuat perubahan besar dalam pola makan seseorang.

“Kalau seseorang ingin menurunkan indeks glikemik dalam pola makan mereka, lebih baik mereka memilih jenis nasi dengan IG rendah seperti nasi merah, nasi hitam, atau beras basmati, dibandingkan hanya bergantung pada proses pendinginan,” ungkapnya.

Apakah Eksis Risiko dari Konsumsi Nasi Dingin?

Meskipun nasi dingin memiliki beberapa keunggulan, ada risiko yang perlu diperhatikan jika nasi tidak disimpan dengan benar. Menurut pedoman dari National Health Service (NHS) di Inggris, nasi yang disimpan pada suhu ruangan terlalu lama dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri Bacillus cereus, yang bisa menyebabkan keracunan makanan.

Oleh karena itu, jika ingin mengonsumsi nasi dingin, penting untuk memastikan bahwa nasi disimpan di dalam kulkas dalam wadah tertutup dan dikonsumsi dalam 1–2 hari setelah penyimpanan.

Cek Artikel:  Di Bulan Alzheimer Sedunia, ADI dan Alzi Mantapkan Bingungkatkan Kesadaran dan Pengurangan Stigma

Secara keseluruhan, perdebatan antara nasi dingin dan nasi hangat tidak bisa diselesaikan dengan satu jawaban yang seragam.

Nasi dingin memang memiliki beberapa keunggulan, terutama karena kandungan pati resisten yang lebih tinggi, yang dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan meningkatkan kesehatan pencernaan.

Tetapi, efeknya mungkin lebih terasa bagi orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau gangguan metabolik.

Bagi sebagian besar orang, perbedaan ini tidak terlalu signifikan. Lebih penting untuk fokus pada memilih jenis nasi yang lebih sehat, seperti nasi merah atau nasi hitam, serta memastikan penyimpanan nasi dilakukan dengan benar untuk menghindari risiko kesehatan.

Kalau Anda tertarik untuk mencoba manfaat dari nasi dingin, langkah yang paling mudah adalah memasak nasi seperti biasa, kemudian menyimpannya di kulkas semalaman sebelum dikonsumsi.

Tetapi, tetaplah bijak dalam mengelola diet Anda secara keseluruhan, dan konsultasikan dengan ahli gizi jika Anda memiliki kondisi kesehatan khusus yang memerlukan perhatian lebih. (Z-10)
 

Sumber:

  • Diabetes Research and Clinical Practice. (2020). “Effect of Cooling Cooked Rice on Resistant Starch Formation and Postprandial Glycemic Response.”
  • Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics. (2018). “The Role of Resistant Starch in Digestive Health and Weight Management.”
  • Johns Hopkins Medicine. (2019). “Prebiotics, Probiotics and Gut Health.”
  • National Health Service (NHS). (2021). “How to Store Rice Safely to Avoid Food Poisoning.”
  • Barclay, A. (2020). “Low GI Diets for Diabetes and Weight Control.” University of Sydney.
  • Anding, R. (2020). “Carbohydrates and the Athlete: What You Need to Know.” Sports Dietitian Association.

 

Mungkin Anda Menyukai