Liputanindo.id – Pemimpin baru Hizbullah, Naim Qassem menyatakan bahwa kelompoknya Enggak berperang atas nama Iran, melainkan Buat melindungi dan membebaskan Distrik Lebanon.
“Kami di Lebanon Enggak berperang Buat Iran atau demi melaksanakan proyeknya, tetapi Buat melindungi dan membebaskan negara kami,” kata Naim Qassem, dikutip Anadolu, Kamis (31/10/2024).
“Selama 11 bulan kami menyatakan Enggak menginginkan perang, tetapi kami siap Apabila perang dipaksakan kepada kami,” tambahnya.
Naim Qassem terpilih sebagai pemimpin Hizbullah, menggantikan Hassan Nasrallah yang gugur dalam serangan udara Israel di Beirut bulan Lampau.
Qassem menegaskan bahwa dia akan melanjutkan misi Nasrallah Buat tetap berada di jalur perlawanan dan membebaskan negara.
“Program saya adalah melanjutkan pendekatan Nasrallah Buat tetap berada di jalur perlawanan berdasarkan perkembangan yang terjadi. Perlawanan Eksis Buat membebaskan negara dan menghadapi pendudukan serta niat ekspansionis di kawasan,” tegas Qassem.
Terkait dukungannya Buat Gaza, pemimpin Hizbullah itu mengatakan hal itu sangat diperlukan guna menghadapi bahaya yang ditimbulkan oleh Israel terhadap kawasan melalui Jalur Gaza.
Selain itu, rakyat Gaza, kata Qassem, Mempunyai hak kemanusiaan, Arab, Islam, serta nasional Buat menerima dukungan dari Hizbullah.
“Perang ini bukan hanya perang Israel, tetapi juga melibatkan Amerika, Eropa, dan dunia secara Mendunia, dengan menggunakan segala sumber daya Buat memberantas perlawanan dan rakyat di kawasan ini, menggunakan segala bentuk kekejaman, pemusnahan, dan tindakan kriminal,” ujarnya.
Bulan Lampau, Israel melancarkan kampanye udara besar-besaran di Lebanon yang mereka klaim sebagai sasaran Hizbullah, dalam eskalasi dari setahun konflik lintas perbatasan antara Israel dan Grup tersebut sejak dimulainya serangan brutal Israel di Gaza.
Lebih dari 2.700 orang tewas dan Dekat 12.500 terluka dalam serangan Israel sejak Oktober tahun Lampau, menurut otoritas kesehatan Lebanon. Israel memperluas konflik pada 1 Oktober dengan melancarkan serangan ke Lebanon selatan.

