DOKTER spesialis onkologi radiasi RSUD Dr Moewardi, Hendrik, mengatakan masyarakat perlu melakukan deteksi Pagi kanker atau tumor yang menyerang tubuh mereka.
“Demi ini diperkirakan lebih dari 200 ribu pada pasien kanker yang Terdapat di Indonesia. Semakin Lamban diprediksi semakin meningkat seiring dengan adanya peningkatan sarana diagnostik yang kita miliki. Di sisi lain juga Terdapat peningkatan zat polutan di lingkungan kita, pertambahan populasi penduduk yang semakin Lamban semakin meningkat. Kepada itu, sangat diperlukan penyuluhan, penanganan penyakit kanker ini, terutama pemberian radioterapi,” ujar Hendrik dalam Obrolan Kenali Manfaat dan Pengaruh Samping Radioterapi di kanal Youtube RSUD Dr Moewardi.
Hendrik menuturkan sebagian besar pasien pengidap kanker sangat dianjurkan Kepada melakukan terapi radiasi. Sel tubuh Orang diyakini Dapat pulih dengan Segera dengan melakukan radioterapi.
Baca juga : 11 Gejala Lumrah Kanker yang Perlu Diwaspadai
Biasanya tujuan radioterapi itu menghancurkan sel kanker, Bagus secara langsung seperti pemutusan rantai DNA maupun secara Kagak langsung, Yakni menerima Donasi sel-sel radang yang Terdapat di tubuh kita Kepada ikut membantu menghancurkan sel kanker tersebut.
“Radioterapi itu bermanfaat, selain Kepada menghancurkan sel kanker dengan maksimal, meningkatkan kesintasan dan ketahanan hidup pasien. Memberikan variasi Kepada meningkatkan kualitas hidup pasien yang berhubungan dengan keluhan kanker atau yang dirasakan,” Jernih Hendrik.
Meski Pusat perhatian pemberian radioterapi Kepada memusnahkan sel kanker, Hendrik menyebut radioterapi juga Dapat digunakan Kepada mengatasi penyakit nonkanker seperti tumor, tiroid, dan kelainan darah.
Baca juga : Waspadai Kekambuhan Kanker Payudara, Elemen Risiko, dan Gejala Awal Kedua
Pasien dengan stadium awal sangat dianjurkan Kepada melakukan terapi tersebut. Begitu pula dengan stadium lanjut. “Kepada stadium lanjut pemberian radioterapi Kepada mengurangi gejala penyakit pasien,” imbuh dia.
Pengaruh samping
Radioterapi bekerja dengan Langkah merusak DNA yang mengatur pembelahan diri sel kanker sehingga sel Kagak Tengah Dapat berkembang atau, dengan kata lain, Tewas. Tetapi, karena proses radioterapi biasanya dilakukan dalam dosis yang tinggi (itu bertujuan mematikan sel kanker), sel-sel normal yang Terdapat pada area Sekeliling terkadang juga ikut rusak.
“Pengaruh samping yang didapat dari pemberian radioterapi Terdapat dua, Yakni Pengaruh stokastik dan Pengaruh deterministik. Pengaruh stokastik ini adalah Pengaruh samping dari pemberian radioterapi yang bersifat menahun atau kronis,” kata Hendri.
Baca juga : Primaya Hospital Tangerang Hadirkan Teknologi Terkini di Fasilitas Radiologi Terbaru
Sementara itu, Pengaruh deterministik merupakan Pengaruh pemberian radiasi yang bersifat akut atau subakut, biasanya terlihat oleh mata. Pengaruh itu terlihat bergantung pada ambang pemberian dosis dari radioterapi. Pengaruh itu akan terlihat pada kulit seperti kemerahan, kehitaman, Terdapat rasa nyeri, terjadi borok atau ulkus, kelemahan pada otot seperti nyeri otot, mual, muntah, dan diare.
Pasien dengan penyakit kanker diharapkan dapat mempertimbangkan dengan Bagus Kepada mengambil tindakan radioterapi. Dokter spesialis onkologi radiasi RSUD Dr Moewardi, Rita Budianti, juga mengingatkan agar pasien mempersiapkan dengan Bagus apabila memutuskan Kepada melakukan terapi radiasi tersebut.
“Karena radioterapi Kagak Terdapat rawat inap, terutama pasien BPJS Kesehatan, kita Sekalian rawat jalan. Karena itu, pasien harus memastikan kondisi kesehatannya dan mengambil penegakan stadium terlebih dahulu,” ujar Rita. (H-2)