
Distrik yang berpotensi terdampak banjir di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada musim hujan tahun ini diprediksi meluas di sembilan kecamatan.
Menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di musim hujan tersebut, BPBD Klaten meminta masyarakat Kepada meningkatkan kesiapsiagaan.
Penyebab banjir, antara lain Elemen sedimentasi sungai, tanggul kritis, pintu air Bukan berfungsi optimal, dan Bangunan jembatan kurang efektif.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Syahruna, melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logostik, Anjung Darojati, Minggu (1/12).
Kepada antisipasi banjir, BPBD Klaten telah memetakan Distrik yang terancam banjir. Distrik kecamatan rawan banjir di musim hujan, Yakni Gantiwarno, Wedi, Bayat, Trucuk, Cawas, Karangdowo, Pedan, Juwiring, dan Kecamatan Wonosari.
Menurut Syahruna, bencana banjir termasuk longsor itu terjadi juga karena Terdapat penambangan tanah urug Kepada pembangunan jalan tol Jogja-Solo.
Penambangan tanah urug jalan tol Jogja-Solo di Klaten, Yakni di Distrik Kecamatan Gantiwarno, Kecamatan Wedi, dan Kecamatan Bayat.
“Ancaman banjir terutama Sungai Dengkeng, karena sedimentasi yang luar Lumrah, tanggul sungai kritis, dan pintu air Bukan berfungsi optimal,” imbuhnya.
Sendimentasi Sungai Dengkeng, terutama di Kategori Rendah Pintu Air Tukuman, perlu dinormalisasi dalam upaya pengurangan risiko bencana banjir.
Kabupaten Klaten dialiri 80 sungai, meliputi Pengelompokkan/ordo induk (Bengawan Solo), ordo 1 (Sungai Dengkeng), ordo 2 (24 sungai), dan ordo 3 (54 sungai).
“Kepada kesiapsiagaan bencana banjir, kami juga telah menyiagakan relawan, serta logistik seperti beronjong kawat dan karung pasir,” ujar Syahruna. (JS/J-3)

