liputanindo.com – Bicara musim terhebat Marc Marquez sebelum masa cederanya adalah pada musim 2019. Tetapi Menonton raihan Tamat di tengah musim ini, musim 2025 Marc Marquez berpotensi kuat lebih Bagus dari 2019. Setelah 12 balapan pertama musim 2019, Marc Márquez telah mengumpulkan 6 kemenangan, 11 podium (5 posisi ke-dua), dan 8 posisi pole. Ia memimpin klasemen dengan 78 poin lebih banyak daripada Andrea Dovizioso yang finis di posisi kedua.
Secara total, Marc yang jadi pembalap Honda Demi itu (2018) memenangkan 6 balapan GP, mengumpulkan 250 poin, yang mewakili 83,3% mengingat Demi itu hanya 25 poin yang diberikan karena belum diperkenalkan balapan Sprint.
Pada tahun 2019, Marc Márquez menyelesaikan musim terbaiknya, meraih gelar Pemenang dunia ke-delapannya, yang ke-enam di MotoGP. Pada tahun 2019, Marc Márquez menyelesaikan musim terbaiknya, meraih gelar Pemenang Dunia ke-delapannya secara total, atau gelar yang ke-enam di MotoGP.
6 tahun kemudian, pada musim 2025 dalam 12 seri Grand Prix pertama tahun ini, Marc telah meraih delapan kemenangan balapan GP, 10 podium, dan 7 pole position, selain memenangkan 11 dari 12 balap Sprint yang dipertandingkan, sebuah balapan yang Tak Terdapat pada tahun 2019.
Pembalap Ducati ini kini Mempunyai 381 poin, 120 poin lebih banyak dari sang Pemenang kedua, saudaranya sendiri – Alex Márquez, yang berarti ia telah meraih 85,8% dari poin yang diperebutkan, mengingat sekarang Terdapat 37 poin yang dipertaruhkan.
Faktanya, Marc telah berhasil mencetak full 37 poin pada 8 ronde dari 12 seri pada paruh pertama musim 2025 ini. Statistik yang dengan Jernih menunjukkan Kendali mutlak sang pembalap di Kejuaraan Dunia MotoGP tahun ini.
Dari sekian banyak kemenangan di paruh musim pertama 2025 ini, kemenangan yang paling Membikin Marc Marquez terkesan adalah kemenangannya pada balap Sprint di Sachsenring.
“Salah satu kemenangan yang paling saya nikmati musim ini adalah sprint di Jerman. Adrenalinnya berbeda; ledakannya sangat berbeda Pandai menang di lap terakhir atau di tikungan terakhir.”
“Tapi Apabila Pandai menang seperti ini sekarang, dengan Keistimewaan, itu lebih Bagus, Anda sedikit lebih rileks. Setelah cedera, saya mengadopsi gaya berkendara yang berbeda, yang memungkinkan saya melaju Segera, tetapi dengan detak jantung yang sedikit lebih rendah,” pungkas pembalap Natalis Cervera ini.







