Museum Forward Perhimpunan Praktik Terbaik Global mengenai Museum dan Warisan

Museum Forward: Forum Praktik Terbaik Internasional mengenai Museum dan Warisan
Museum Forward diselenggarakan oleh EUNIC Indonesia, yaitu jaringan Institut Kebudayaan Nasional Uni Eropa(Doc Museum Forward)

MUSEUM FORWARD adalah Perhimpunan internasional di bidang museum dan warisan di Indonesia yang berlangsung di Auditorium Badan Riset dan Penemuan Nasional (BRIN), Gedung BJ Habibie lantai 3, Jl. MH Thamrin No. 8, Jakarta Pusat selama empat hari pada tanggal 23-26 September 2024. 

Kegiatan ini mempertemukan praktisi museum dan warisan budaya, baik dari Indonesia maupun seluruh dunia, serta memberi kesempatan untuk berbagi tentang praktik-praktik terbaik dan berdiskusi mengenai isu-isu fundamental bagi para pemimpin museum dan kultural di masa mendatang. MUSEUM FORWARD bertumpu pada keyakinan bahwa museum dan situs warisan merupakan penggerak investasi kultural, pemajuan sosial, penciptaan nilai, produksi pengetahuan dan pertukaran antar budaya. MUSEUM FORWARD diharapkan dapat berkontribusi kepada ranah pengembangan budaya pada tingkat lokal dan global dengan memeriksa bagaimana praktik museum dan warisan tetap berperan signifikan dalam pengembangan masyarakat. 
 
MUSEUM FORWARD diselenggarakan oleh EUNIC Indonesia, yaitu jaringan Institut Kebudayaan Nasional Uni Eropa, melalui kerja sama dengan Komite-Komite Global ICOM (INTERCOM, ICTOP, ICOMON, MPR, ICOM Kroasia dan Kastil Trakoscan, Kroasia), dengan dukungan ICOM-SAREC, Indonesia Hidden Heritage Creative Hub (IHH Creative Hub), serta Ketua Program, Farah Wardani. MUSEUM FORWARD mengeksplorasi pendekatan dan peluang kerja sama internasional yang inovatif dan berkelanjutan terkait praktik-praktik museum dan warisan, dengan menyoroti pemanfaatan kultural dan sosial yang lebih luas dari situs dan koleksi bersejarah.

Dalam konfrensi Pers Museum Forward yang berlangsung di Goethe Institut, Direktur Eksekutif IHH Creative Hub, Nofa Farida Lestari menekankan bahwa program Museum Forward merupakan upaya kolaboratif lintas negara yang akan mendorong kemajuan permuseuman di Indonesia dan menjadi salah satu media yang menempatkan Indonesia pada posisi Strategis dalam jaringan Museum dan Heritage di dunia.

Baca juga : Nakula Sadewa Murca di Hari Wayang Nasional

MUSEUM FORWARD dibuka pada tanggal 23 September 2024 dengan tur budaya untuk para pembicara dan anggota delegasi internasional dengan berkunjung ke Museum Bahari Jakarta, Museum Bank Indonesia, Museum Kesejarahan Jakarta, serta Museum Seni Jenis dan Keramik untuk berdiskusi dengan manajemen museum dan berbagai tantangannya di Indonesia. Kegiatan pada tanggal 23 September ini dilanjutkan dengan makan malam di Plataran Menteng yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jakarta. 

Cek Artikel:  Best Western Sagita Hotel Jayapura Perpaduan Kenyamanan Modern dan Budaya Papua

Lepas 24-25 September 2024, MUSEUM FORWARD menyajikan konferensi publik dua hari untuk peserta umum. Konferensi ini terbuka untuk masyarakat luas, mempertemukan praktisi museum dan warisan budaya dari Indonesia dan seluruh dunia dengan profesional museum, komunitas budaya, mahasiswa, cendekiawan, dan penggemar museum. Konferensi akan mengkaji praktik-praktik terbaik, area isu pokok, naratif baru dan isu kritis di lanskap permuseuman global dewasa ini yang memiliki relevansi khusus untuk Indonesia, sekaligus merangkul inisiatif-inisiatif yang melampaui institusi pemerintah untuk menyoroti praktik-praktik kultural kontemporer yang digerakkan oleh agen independen, seniman, kurator dan komunitas. 

Sesi pembukaan konferensi Museum Forward yang diselenggarakan di Badan Riset dan Penemuan Nasional (BRIN) diawali dengan sambutan dari Dr. Herry Yogaswara, Kepala Organisasi Riset  Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (Arbastra) BRIN. Dr. Yogaswara mewakili Dr. Laksana Tri Handoko selaku Kepala BRIN, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini dan menekankan bahwa kegiatan seperti ini dapat memperkuat strategi budaya, meningkatkan pengelolaan konservasi, serta membangun kerja sama berkelanjutan di tingkat nasional dan internasional.

Baca juga : 12 Tempat Wisata di Jakarta yang Menawarkan Hiburan Asik

H.E Fabiane Penone, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, mengatakan bahwa melalui forum yang dikolaborasikan bersama EUNIC, ICOM, IHH Creative Hub, dan para key stakeholder, dapat memperkuat jembatan budaya dan membangun kerja sama yang lebih erat dalam melestarikan warisan budaya. Inisiatif ini membuka peluang untuk bertukar ide dan pengalaman, serta merumuskan strategi yang inovatif dan berkelanjutan dalam pengelolaan museum dan situs warisan di tingkat nasional maupun internasional.Farah Wardani, selaku Kepala Program Museum Forward, menegaskan bahwa program ini adalah yang pertama di Indonesia. “Program ini mengedepankan hasil dari kolaborasi lintas negara. Kami berbagi aspirasi, ide, dan keyakinan bahwa museum dan warisan budaya merupakan elemen penting dalam kehidupan kita,” ujar Farah.

Cek Artikel:  Pop Diplomasi, Jembatan Pertukaran Musik Indonesia dan Taiwan

Charlotte Esnou,  Co-President EUNIC Cluster Indonesia, menyambut sekitar 250 profesional dari 61 museum dan lembaga warisan budaya di 17 provinsi—mulai dari Aceh, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Bali, Maluku, hingga Papua, dan Jawa, termasuk  dari Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, dan Bandung. Selain itu,  ratusan anggota masyarakat umum juga hadir dalam acara Museum Forward.

Goranka Horjan, Kepala ICOM INTERCOM, menekankan bahwa museum saat ini bersaing untuk mendapatkan perhatian dengan institusi budaya lain di arena yang penuh tantangan. “Kita perlu menciptakan narasi yang benar-benar menarik dan menemukan cara inovatif serta berkelanjutan untuk menangani sumber daya dan strategi manajemen,” kata Horjan.

Baca juga : 3 Rekomendasi Museum di Jakarta, bisa Liburan sambil Belajar

Konferensi publik Museum Forward resmi dimulai dengan pidato kunci yang disampaikan oleh Hilmar Farid, PhD, Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Dalam pidatonya yang bertema “Menata Ulang Museum dan Warisan Budaya untuk Generasi Baru,” Hilmar menyoroti pentingnya mendefinisikan ulang peran dan narasi museum di Indonesia. Hilmar Farid menegaskan bahwa museum saat ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk memamerkan artefak, tetapi juga sebagai ruang di mana kita perlu memikirkan kembali bagaimana memori sejarah ditafsirkan, dilibatkan, dan dirayakan untuk generasi mendatang. “Museum harus berkembang menjadi ruang di mana orang bisa belajar, berbagi, dan berpartisipasi aktif dalam membentuk masa depan yang lebih inklusif dan adil,” kata Hilmar.

Cek Artikel:  Nikmati Pengalaman Liburan yang Terjangkau dan Memuaskan di Hotel Absahid Jaya Solo

Selanjutnya, Dr. Manuel Potongan hargae, Direktur Louvre Arang Dhabi, membagikan visinya tentang museum modern yang berfokus pada inklusivitas, inovasi, dan kolaborasi global. Ia mencontohkan Louvre Arang Dhabi sebagai model museum yang menggunakan teknologi untuk menciptakan narasi yang menyatukan beragam budaya. “Museum harus relevan dan mudah diakses oleh khalayak luas, terutama generasi muda. Kita harus terus mendorong pertukaran budaya yang dinamis dan menawarkan perspektif baru tentang sejarah bersama umat manusia,” ujar Dr. Potongan hargae.

Dengan kedua pidato inspiratif tersebut, konferensi Museum Forward diharapkan dapat mendorong diskusi dan kolaborasi baru untuk masa depan museum di Indonesia dan dunia. Selanjutnya, forum dilanjutkan dengan berbagai paparan dari Indonesia maupun dunia. Seperti presentasi dari Indonesia Heritage Agency, Museum di Asia, Eropa, dan Amerika.  

Baca juga : Instalasi Seni Jaring Laut Halaman Rumah Jadi Koleksi Baru Museum Bahari

Sebagai kontribusi terhadap kebutuhan peningkatan kapasitas di Indonesia, MUSEUM FORWARD menggelar sejumlah lokakarya peningkatan kapasitas pada tanggal 26 September 2024. 

Pada rangkaian lokakarya ini, para narasumber dari komite-komite internasional ICOM (INTERCOM, ICTOP, ICOMON, MPR, ICOM Kroasia dan Kastil Trakoscan, Kroasia) memberikan pelatihan kepada personel kunci dan profesional museum dari jaringan museum Indonesia. Pusat perhatiannya adalah kepemimpinan dan pendanaan berkelanjutan, pengembangan profesional untuk staf, serta penjenamaan dan komunikasi museum. 

Lelahkarya lain yang difasilitasi oleh EUNIC Indonesia, menghadirkan para pakar yang membagi  keahlian mereka dan menanggapi sejumlah topik krusial dalam praktik museum dan warisan, seperti kekuratoran, konservasi, pelibatan komunitas, pengelolaan risiko, dan desain pameran. 

Dengan mempertemukan kelompok peserta yang beragam dan penuh dedikasi, MUSEUM FORWARD bermaksud menciptakan lingkungan yang mendukung dialog, pembelajaran dan kolaborasi sehingga pada gilirannya berkontribusi kepada pemajuan dan keberlanjutan praktik-praktik museum dan warisan, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. (Adv)

Mungkin Anda Menyukai