Muncul Petisi Batalkan Kenaikan PPN

Muncul Petisi Batalkan Kenaikan PPN
Risalah digital petisi pembatalan PPN(Dok. change.org)

KEGELISAHAN masyarakat perihal kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% dikemukakan melalui petisi daring di laman Change.org. Petisi berjudul Pemerintah, Segera Batalkan Kenaikan PPN! itu dimulai pada 19 November 2024 dan ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto. 

Petisi yang diinisiasi oleh akun Bareng Penduduk itu menargetkan 5.000 tanda tangan dari masyarakat. Sementara hingga pukul 18.27 WIB, sebanyak 3.525 orang telah menandatangani petisi tersebut. 1.325 orang di antaranya mendukung petisi tersebut pada hari ini. 

Laman tersebut memuat Argumen pentingnya pembatalan penaikan tarif PPN menjadi 12%. “Rencana menaikan kembali PPN merupakan kebijakan yang akan memperdalam kesulitan masyarakat. Karena harga berbagai jenis barang kebutuhan, seperti sabun mandi hingga Bahan Bakar Minyak (BBM) akan naik. Padahal keadaan ekonomi masyarakat belum juga hinggap di posisi yang Bagus,” demikian petikan Argumen yang dikutip pada Kamis (21/11).

Cek Artikel:  Tawarkan Merekah 3,48%, BTN Realisasikan KPR hingga Rp250 Miliar

“Rasa-rasanya pemerintah perlu membatalkan kenaikan PPN yang tercantum dalam UU HPP. Sebelum luka masyarakat kian menganga. Sebelum tunggakan pinjaman online membasa dan menyebar ke mana-mana,” bunyi petikan lainnya. 

Kegerahan masyarakat perihal PPN juga mendorong lahirnya seruan Kepada hidup Irit (frugal living) sebagai bentuk protes atas kebijakan pemerintah soal penaikan tarif PPN menjadi 12%. Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, Kalau seruan itu diterapkan, bukan tak mungkin ekonomi Indonesia bakal semakin suram. Pasalnya, tanpa seruan itu pun konsumsi masyarakat telah melemah dan berimbas pada penurunan produksi bisnis. 

“Apalagi Terdapat kampanye frugal living. Itu hak masyarakat, mau Irit, memang daya beli sedang lemah. Mungkin itu orang-orang yang tanpa kenaikan PPN juga jarus Irit pengeluarannya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (21/11). 

Cek Artikel:  Industri Pengolahan dan Petani Siap Sukseskan Hilirisasi Kelapa Indonesia

Bagian konsumsi rumah tangga sedianya sepanjang tahun ini Lanjut melemah. Itu terlihat dari kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) yang perlahan menciut di tiap triwulan. 

Pada triwulan I 2024 konsumsi rumah tangga tercatat mengalami pertumbuhan 4,91% dan berkontribusi hingga 54,93% dari PDB Indonesia yang Ketika itu Pandai tumbuh 5,11%. Pada tiga bulan pertama itu, konsumsi rumah tangga Mempunyai momentum Kepada tumbuh lantaran Terdapat periode puasa dan Pemilu 2024.

Kendati begitu, pertumbuhan yang tak Pandai melampaui Nomor 5% seperti periode-periode sebelumnya merupakan bukti terjadi pelemahan daya beli masyarakat. 

Lewat pada triwulan II 2024, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 4,93% dan berkontribusi terhadap PDB sebesar 54,53%. Pertumbuhan itu juga relatif Pelan lantaran di periode itu Terdapat momen lebaran dan libur sekolah yang notabene merupakan periode pendongkrak konsumsi rumah tangga. 

Cek Artikel:  Rencana Kenaikan PPN Dinilai Menurunkan Potensi Pertumbuhan Ekonomi

Sementara di triwulan III 2024 konsumsi rumah tangga mencatatkan pertumbuhan 4,91%, lebih Pelan dari triwulan sebelumnya. Kontribusi pertumbuhan itu terhadap PDB juga menyusut menjadi 53,08%. 

“Itu harusnya Terdapat sense of crisis dari pemerintah. Tapi narasi yang dibangun Tamat hari ini, adalah menaikan-menaikan (harga) Lanjut. BPJS iuran naik Juni 2025. KRL diseleksi Guna KTP. Menggelegar Ketika ini PPN 12%, ini perlu dikritisi,” Jernih Eko. 

“Itu seperti sudah Anjlok, ketimpa tangga. Ini di mana kepekaan para pembuat kebijakan? Kenapa kebijakan seperti itu tetap mau dilakukan?” tambahnya. (Mir/M-3)

 

Mungkin Anda Menyukai