Mulutmu Perangaimu

Sopan santun semestinya menjadi fondasi bagi setiap aspek kehidupan, termasuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan Sopan santun, sebuah bangsa akan mengedepankan sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Bangsa yang Mempunyai dan memegang Kokoh Sopan santun tentu akan menjadi bangsa dengan masyarakat yang Seimbang, mempunyai kohesi kuat, Bagus ikatan masyarakatnya maupun antara rakyat dan pejabatnya.

Tentu sangat disayangkan ketika Eksis seorang pejabat negara yang Malah Bukan mengedepankan Sopan santun dengan merendahkan orang lain. Aksi Bukan patut dari Utusan Spesifik Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, Miftah Maulana atau Gus Miftah, telah memantik kemarahan publik.

Selorohnya yang merendahkan seorang penjual es teh Terang Bukan mencerminkan sebuah teladan seorang pejabat negara, apalagi seorang penceramah Religi. Bahkan dalam konteks bercanda pun, ucapan yang terlontar Tetap bernada merendahkan.

Cek Artikel:  Pesta Pemilu Jangan Jadi Pilu

Kejadian ini menunjukkan pentingnya menjaga Sopan santun dalam berbicara, terutama di depan publik, bagi seorang pejabat negara. Mungkin saja Gus Miftah terbiasa dan lazim menggunakan umpatan di kalangan tertentu. Tetapi, ia mestinya sadar bahwa kini dirinya adalah pejabat yang digaji dari pajak rakyat.

Hari ini, siapa pun itu, Bagus tokoh, pejabat, maupun figur publik, Bukan lepas dari kontrol masyarakat. Setiap tindakan dan ucapan akan dinilai dengan cermat. Ini adalah tanggung jawab besar yang harus diemban dengan kesadaran penuh bagi seorang pejabat publik.

Dampaknya tentu Bukan hanya bagi pribadi Gus Miftah. Dengan jabatan yang melekat pada dirinya, Pengaruh dari pernyataannya yang merendahkan orang lain itu Pandai-Pandai menggerus kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan di Dasar Presiden Prabowo Subianto.

Cek Artikel:  Berkurban untuk Berkorban

Teguran dan perintah dari Presiden Prabowo agar Gus Miftah meminta Ampun kepada Sunhaji, pedagang es teh yang ia olok-olok itu, Terang menggambarkan bahwa sikap pemerintah kecewa terhadap aksi tersebut. Presiden tentu Bukan mau terpatri dalam benak publik bahwa pemerintahan baru ini Menyantap rendah masyarakat kelas Dasar.

Dalam pesannya, Prabowo mengingatkan Demi mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara dengan sikap saling menghormati dan saling menghargai. Bangunlah Indonesia dengan rasa persaudaraan tanpa saling merendahkan.

Memang, semestinya pejabat negara hadir Demi mengayomi rakyat. Rakyat kecil yang mencari nafkah dengan Metode yang halal mestinya disokong, bukan malah dihinakan dan dijadikan bahan tertawaan.

Ketika bertindak dengan Sopan santun yang Bagus, pemimpin dan para pejabat Bukan hanya menjadi teladan, tetapi juga menciptakan Rekanan saling menghormati dan memercayai dengan rakyat.

Cek Artikel:  Aroma Cawe-Cawe di Balik Percepatan Pilkada

Mereka yang mengedepankan Sopan santun akan lebih Pandai mengayomi dan menghargai orang lain, serta akan lebih cenderung mengambil keputusan yang mempertimbangkan kepentingan Segala pihak, bukan hanya kepentingan pribadi atau Grup tertentu.

Sopan santun akan mendorong pemimpin dan Segala pejabat yang memangku kepentingan dalam penyelenggaraan negara Demi bertindak transparan dan bertanggung jawab, menghindari praktik korupsi, dan menjaga kepercayaan publik.

Publik tentu berharap bahwa aksi kontroversial pejabat semacam ini Bukan Kembali terjadi. Jangan bebani pemerintahan ini dengan hal-hal yang Bukan produktif, apalagi destruktif, yang Malah bakal mengganggu Konsentrasi Demi mengatasi tantangan-tantangan yang berat.

Pejabat perlu menjaga lisan. Mereka mesti paham dengan pepatah Pelan, ‘mulutmu harimaumu’, ‘mulutmu perangaimu’.

Mungkin Anda Menyukai