Mulai 1 Februari KAI Daop 6 Berlakukan Gapeka Baru

Mulai 1 Februari KAI Daop 6 Berlakukan Gapeka Baru
Kereta tengah berhenti di Stasiun Tugu, Yogyakarta.(MI/Widjajadi)

 

MULAI 1 Februari 2025 ini, Daop 6 Yogyakarta memberlakukan Gapeka (Grafik Perjalanan Kereta Api) yang baru. Gapeka menjadi Panduan jadwal perjalanan kereta.

Gapeka merupakan Berkas yang berisi Panduan pengaturan dan Penyelenggaraan perjalanan kereta api dan digunakan Buat menentukan penomoran perjalanan kereta api, menentukan waktu datang dan berangkat kereta api di setiap stasiun, menentukan batas kecepatan kereta api, menentukan kapasitas lintas, serta mengoptimalkan sarana dan prasarana perkeretaapian.

Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro, Jumat (31/1) mengatakan melalui Gapeka yang baru ini diharapkan akan meningkatkan kenyamanan calon penumpang dan Buat meningkatkan layanan transportasi kereta api di Indonesia.

Menurut dia, perubahan Gapeka 2025 merupakan bagian dari upaya KAI dan DJKA (Direktorat Jenderal Kereta Api) Kementerian Perhubungan Buat meningkatkan keselamatan, keandalan prasarana dan sarana,kecepatan perjalanan, serta kapasitas angkut.

“Salah satu peningkatan layanan terdapat di Stasiun Wates dimana pada penerapan Gapeka 2025 akan lebih banyak KA berhenti di stasiun tersebut,'” kata Krisbiyantoro.

Cek Artikel:  Pabrik Produksi Sepatu di Kabupaten Nganjuk Terbakar Hebat

Melalui Gapeka yang baru ini pula, katanya, kereta api yang berhenti di Stasiun Wates (Kulonprogo) akan bertambah. “Terdapat tambahan lima kereta api yang berhenti di Stasiun Wates Buat Meningkatkan atau menurunkan menurunkan penumpang, dengan demikian total kereta api yang berhenti di Stasiun Wates menjadi 20 kereta api,” jelasnya.

Lima KA tambahan yang berhenti di Stasiun Wates mulai 1 Februari 2025 adalah KA Wijaya Kusuma Rekanan Ketapang – Wates – Cilacap pp. KA Jayakarta Rekanan Surabaya Gubeng – Wates – Pasarsenen pp, KA Kertanegara Rekanan Malang – Wates – Purwokerto pp, KA Malioboro Ekspres Rekanan Malang – Wates – Purwokerto pp dan KA Sancaka Utara Rekanan Surabaya Pasar Turi – Wates – Cilacap pp (Fakultatif).

Cek Artikel:  Rapat Sidang Kabinet Terakhir di IKN, Jokowi: Saya Minta Ampun Kalau Selama 10 Pahamn Kurang Berkenan

Dengan adanya tambahan KA tersebut, lanjutnya, kini semakin banyak pilihan kereta api yang Bisa digunakan Buat menuju ke Wates atau sebaliknya sehingga tingkat mobilitas orang di Daerah tersebut juga akan meningkat.

Menurut dia, Stasiun Wates Mempunyai peran strategis sebagai salah satu akses Esensial bagi wisatawan yang Ingin mengunjungi destinasi unggulan di Kulon Progo,antara lain Pantai Glagah, Waduk Sermo, dan kawasan wisata lainnya. “Penambahan jumlah kereta api yang berhenti di Stasiun Wates merupakan bagian dari komitmen kami dalam meningkatkan aksesibilitas transportasi bagi masyarakat dan wisatawan,” kata Krisbiyantoro.

Dengan adanya lebih banyak pilihan perjalanan, katanya, diharapkan dapat mendukung pengembangan pariwisata serta mendorong pertumbuhan ekonomi di Daerah Kulonprogo.

Kapasitas Angkut

Lebih lanjut Krisbiyantoro menjelaskan dengan lebih banyak kereta api yang berhenti di Stasiun Wates, juga akan berdampak positif yakni meningkatnya kapasitas angkut kereta api.

Cek Artikel:  BMKG Temukan 2.466 Titik Panas di Kalimantan Barat

Menurut dia secara keseluruhan Buat KA KA Daop 6 daya angkut yang disediakan pada Gapeka 2025 Merukapan sebanyak 13.604 tempat duduk, sedangkan pada Gapeka yang berlaku sebelumya, hanya tersedia  12.300 tempat duduk.

Hal lainnya, kata Krisbiyantoro juga terjadi perubahan jadwal beberapa KA dari Stasiun Wates setelah penerapan Gapeka 2025 per 1 Februari 2025 ini, Bagus maju atau mundur jam keberangkatannya. “Karena itu kami mengimbau kepada calon pelanggan Buat memeriksa kembali jadwal keberangkatan KA yang tertera pada tiket,” katanya.

Jadwal keberangkatan tersebut, lanjut dia, sudah disesuaikan dengan Gapeka 2025. Ia meminta calon penumpang Buat meluangkan waktu yang cukup Demi tiba di stasiun Buat memperhatikan jadwal perjalanannya. (N-2)

 

 

Mungkin Anda Menyukai