Mpox di Afrika Nyaris Lelah 30 Ribu Kasus Sepanjang 2024

Liputanindo.id – Jumlah kasus cacar monyet atau monkey pox (Mpox) di Afrika telah meningkat menjadi 29.152 kasus dengan 738 kematian sejak awal 2024, lapor Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Africa Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Afrika.

Ketika berbicara dalam sebuah konferensi pers daring khusus mengenai wabah mpox di sejumlah negara di Afrika pada Kamis (19/9/2024) malam waktu setempat, Direktur Jenderal CDC Afrika Jean Kaseya mengatakan benua tersebut melaporkan 2.912 kasus baru pada pekan lalu saja, termasuk 374 kasus terkonfirmasi dan 14 kematian, sehingga total kasus yang dilaporkan tahun ini menjadi 29.152.

Menurut Kaseya, kasus-kasus tersebut dilaporkan dari 15 negara Afrika di keseluruhan lima wilayah di benua itu. Dia mencatat bahwa pergerakan lintas perbatasan, malanutrisi, dan aktivitas seks yang tidak aman merupakan di antara faktor-faktor risiko utama penularan mpox.

Cek Artikel:  Serangan Udara Israel Pukul Masjid RS Al-Aqsa, Lima Tewas

Pada pertengahan Agustus, CDC Afrika menyatakan wabah mpox yang sedang terjadi di Afrika sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Mengancam Keamanan Benua (Public Health Emergency of Continental Security/PHECS).

Tak lama setelah itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyatakan mpox sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Dunia (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC), mengaktifkan peringatan global level tertinggi untuk mpox, kedua kalinya dalam kurun waktu dua tahun

Belum lama ini, CDC Afrika juga mengumumkan peluncuran rencana respons kontinental gabungan dengan WHO. Rencana enam bulan tersebut, yang berlangsung dari September 2024 hingga Februari 2025, memiliki estimasi anggaran hampir 600 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.287).

Cek Artikel:  Jadi Negara Pertama di Dunia, Korea Selatan Gunakan Laser StarWars Demi Tembak Anjlok Drone Musuh

Dari total anggaran itu, 55 persen dialokasikan untuk upaya respons mpox di negara-negara yang terdampak, sementara 45 persen sisanya diarahkan untuk dukungan operasional dan teknis melalui organisasi mitra.

Mpox pertama kali terdeteksi pada sekelompok monyet laboratorium pada 1958. Mpox dipercaya ditularkan dari binatang liar, seperti tikus, ke manusia atau melalui kontak antara manusia. Mpox adalah penyakit virus yang langka yang umumnya menyebar melalui cairan tubuh, percikan (droplet) pernapasan, dan materi-materi lainnya yang terkontaminasi. Infeksi mpox umumnya menyebabkan demam, ruam, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

Mungkin Anda Menyukai