liputanindo.com – Awalnya Kita mengira Judul besar yang akan menjadi tema Apabila Marc Marquez berhasil mengunci gelar Pemenang Dunia 2025 di Motegi adalah Gelar Pemenang Dunia Grand Prix Ke 9 . . Tetapi Rupanya semenjak awal Pekan ini Dorna dan MotoGP Melalui Sekalian kanal kanal Informasinya lebih menyuarakan potensi Peyegelan Gelar ke-7 MotoGP Buat Marc Marquez . . Bukan gelar ke-9
Yap itu artinya secara strategi Komunikasi, MotoGP terlihat hanya akan ‘menyuarakan’ Gelar Pemenang Dunia Kelas Istimewa saja yang tentu saja ini akan berimbas ke banyak Nama Nama Pemenang Dunia selain marc . . Rossi Juga akan menciut dari 9 ke 7 sementara Giacomo Agostini dari awalnya 13 menjadi
Tak ayal, gerak gerik ini banyak Membangun orang bertanya tanya, Akankah MotoGP yang telah dimiliki oleh Liberty media mengikuti Teladan balap mobil, di mana Formula 1 memonopoli Sekalian pusat perhatian, sementara kelas F2 dan F3 berada dalam bayang-bayang?
Mungkin Idenya adalah Demi menyederhanakan banyak hal dan dengan demikian sederhana maka diharapkan dapat menarik lebih banyak penggemar. Dorna menginginkan satu kelas yang menonjol, sehingga orang-orang Enggak bertanya-tanya siapa pembalap motor terbaik dunia.
Ini adalah Argumen yang sepertinya sama Demi menjawab pertanyaan : mengapa mereka seperti tetap membiarkan World Superbike terpuruk selama Sekeliling satu Sepuluh tahun terakhir dan bahkan ditahun-tahun terakhir Dorna malah banyak sekali membentrokan jadwal balapan MotoGP dan WSBK yang ditengarai akan Membangun WSBK Enggak lebih ditonton . Sepertinya Dorna Mau dunia Paham kelas mana yang teratas dan terbaik, karena kebingungan Enggak akan Membangun orang tertarik.
Menurut catatan Jurnalis Mat Oxley, Proses penyederhanaan balapan grand prix bukanlah hal baru – sudah berlangsung selama lebih dari 40 tahun. Pada tahun 1982, terdapat enam kelas GP: 80cc, 125cc, 250cc, 350cc, 500cc, dan sidecar. Kelas 350cc dihentikan pada akhir tahun itu, kelas 80cc menyusul tujuh tahun kemudian, dan sidecar dihentikan pada akhir tahun 1996, menyisakan tiga kelas yang menjadi dasar dari apa yang kita kenal sekarang.
Sejak Demi itu, perlahan-lahan, sorotan telah dialihkan dari kategori yang lebih rendah, yang kini hanya Eksis sebagai anak tangga menuju puncak. Mengapa Kembali Dorna memberlakukan batas usia maksimum di Moto3? Karena mereka Enggak Mau para pembalap menghabiskan seluruh karier mereka di kelas yang lebih kecil dan mungkin mengalihkan perhatian penggemar dari acara Istimewa.
Tapi kadang kadang Dorna ni, Nggak All out . . Di satu sisi terlihat seperti Mau melupakan atau minimal memarginalkan Kelas Moto2 dan Moto3 dengan hanya ‘ mengakui ‘ Gelar di kelas Istimewa . . Tetapi di sisi lain akhir Pekan ini mereka menggembar gemborkan Kemenangan Grand prix Ke 100 Marc Marquez di Sekalian kelas . . . Gimana Pandai begitu ? Ini namanya bukan standar samping, ini namanya standar Ganda yaaaa hehe
Taufik of BuitenZorg | @liputanindo




