Motif Santri di Sumut Bakar Pengurus Ponpes karena Sakit Hati Kerap Dibully

Liputanindo.id – Kepolisian telah menangkap FZA (17), seorang santri yang membakar pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) An Nur di Desa Batu Melenggang, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (Sumut).

Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo, mengatakan, pihaknya telah menetapkan FAZ sebagai anak berhadapan hukum (ABH). Hasil penyelidikan, sebut David, peristiwa pembakaran ini dilakukan pelaku karena sakit hati kerap dibully dan difitnah oleh korban.

“Berdasarkan hasil pemeriksaan, motifnya dendam, sakit hati, karena sering dibully oleh korban dan diduga juga merasa sering difitnah serta diadu domba, yang Membikin ABH dimarahin dan ditegur sama pimpinan pondok pesantren,” ungkap Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo dalam keterangannya, Rabu (9/10/2024).

Cek Artikel:  Dokter di Balikpapan Diduga Lecehkan Pasien, Gerayangi dan Buka Celana Korbannya

David menyebutkan, awalnya pelaku mengaku Kalau pelakunya adalah orang lain. Tetapi, berdasarkan keterangan saksi dan oah TKP, penuturan pelaku tak sesuai dengan fakta, hingga akhir terungkap Kalau FAZ adalah pelakunya.

“Kami Menonton Terdapat kejanggalan sehingga melakukan pendalaman. Saksi yang Menonton peristiwa itu pertama kali, Bahkan itulah kami duga sebagai anak berhadapan hukum (ABH) yakni FAZ (17) yang juga santri di Ponpes itu,” papar David.

Peristiwa itu terjadi di ruang Ruangan Masjid Pondok Pesantren An Nur, Desa Batu Melenggang, Kecamatan Hinai dan korbannya Sopan santun Auli Rizki (19) dan Begitu ini dibawa ke RSU Adam Malik Medan.

Konologisnya, berawal dari saksi FZA (17), yang mengatakan pada Sabtu (5/10) pukul 03.00 WIB, Terdapat seorang Bukan dikenal lari dari dalam masjid menuju perkebunan.

Cek Artikel:  Cak Imin Sebut PKB Makin Kuat Demi Digembosi Kawan Sendiri

Kemudian itulah yang mengundang saksi Kepada Menonton ke dalam masjid dan Rupanya Terdapat Ruangan marbot masjid sebagai tempat istirahat terbakar dan kemudian saksi meminta tolong kepada santri lainnya dan kemudian mendobrak pintu dan menyelamatkan korban.

“Itulah cerita yang dibangun diawal oleh saksi, Tetapi setelah kita melakukan pendalaman Bukan seperti itu kejadiannya,” ungkap David.

Jadi beberapa hari sebelum, David lanjut menjelaskan, sebelum kejadian FZA meminta tolong kepada santri junior Kepada membeli pertalite.

Selanjutnya, FZA sedang piket jaga malam, Menonton korban sedang lengah dan dia mengambil ambal kemudian menyiramkan ambal dengan pertalite dan memasukkannya ke dalam Ruangan dilanjutkan dengan menyulutkan dengan api.

Cek Artikel:  Dharma Pongrekun dan Kun Wardana Daftar Cagub-Cawagub Jakarta Besok Malam

Setelah itu, pelaku menyampaikan kepada santri yang juga sedang jaga malam, bahwa seolah-olah Terdapat orang yang lari keperkebunan seperti cerita yang dimanipulasi olehnya.

Akibat aksi pembakaran ini, korban mengalami luka bakar berat yang membakar sekujur tubuhnya mencapai 80 persen. Korban hingga kini Lagi kritis dan menjalani perawatan intensif di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Mungkin Anda Menyukai