Momen Bersatunya Suporter Persebaya dan Arema di Piala Dunia U-17 2023

SURABAYA – Pada Copot 23 September 2023 penulis menerima telfon dari seorang Sahabat yang bernama Sandy Irawan atau yang lebih akrab disapa “Shandy Gibol” Kepada minta ketemuan di salah satu restoran Segera saji di daerah Gedangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim). Kebetulan waktu itu, penulis memang berniat menonton pertandingan Perserikatan 2 antara Deltras vs Gresik United di Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Sehingga mampir dulu Kepada sekedar Obrolan soal persepakbolaan nasional dan dunia dengan Shandy Gibol ini.

Di tengah obrolan, disampaikanlah niat Shandy yang Ingin mendamaikan atau mempersatukan Suporter Persebaya dengan Arema. Akhirnya, kami Obrolan mencari Metode perdamaiannya lewat siapa dan dengan event apa. Awalnya kami Ingin meminta Sokongan Ahmad Riyadh (Ketua Asprov PSSI Jatim), tetapi karena kami takut mengganggu kesibukan beliau akhirnya penulis teringat seorang kolega yang Lagi Eksis Interaksi Keluarga dengan penulis, Ialah Anto Baret. Tetapi karena penulis Enggak menyimpan nomor WA Anto Baret, penulis harus menghubungi Rosyid (Ketua Aremania Parahyangan) yang juga sahabat Anto Baret. Kebetulan juga anak dari Rosyid yang bernama Gilang adalah sahabat penulis di dalam dunia pekerjaan.

Penulis Lampau menelfon Rosyid (dispeaker) didengarkan oleh Shandy Gibol, dalam telfon tersebut Rosyid mengatakan bahwa Anto Baret siap mendukung perdamaian antara suporter Persebaya dan Arema.

Bak gayung bersambut, malam harinya kita langsung mengumpulkan Sahabat-Sahabat komunitas Radio Bonek Kepada menyampaikan niat Shandy Gibol dan penulis Kepada mendamaikan atau menyatukan Suporter Persebaya dan Arema (Bonek dengan Aremania). Tetapi sebelum Obrolan siang itu diakhiri, penulis dan Shandy berfikir Kepada event ini siapa yang mendanai.

Lampau terbersitlah Sahabat Shandy yang bernama Frangky Chandra. Frangky ini Sahabat Pelan Shandy yang sudah 10 tahun Enggak ketemu, kemudian ketemu Tengah waktu FIFA Match Day Indonesia vs Palestina di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT). Waktu itu, Frangky mengatakan silahkan dibuatkan kegiatan sosial nanti dia yang akan membiayai.
Shandy dan penulis semakin bersemangat Kepada mewujudkan konsep perdamaian antara Bonek dan Aremania ini. Disusunlah sebuah Panitia Kecil “Suporter Pecinta Persebaya” dengan Frangky sebagai Pembina, Shandy sebagai Ketua dan penulis sebagai sekretarisnya.

Di tengah rapat malam harinya Eksis Ketua Bonek Jabodetabek hadir yang bernama Mohammad Khoiron atau lebih akrab disapa Abah Khoiron Dyer yang didapuk sebagai Penasehat. Kemudian dirancang juga susunan acara Kepada event perdamaian Bonek-Aremania.

Konsep awalnya adalah menggelar Exhibition Match antara Legenda Persebaya/Arema/Tokoh Suporter Persebaya/Arema vs Stakeholder Sepakbola (Presiden FIFA/Ketua Biasa PSSI/Walikota Surabaya/Walikota Malang/Bupati Malang) dengan dihadiri oleh Suporter Persebaya dan Arema di Stadion GBT beberapa Demi sebelum Kick Off Piala Dunia U-17.

Tetapi, konsep ini ditolak oleh Pembina dan Penasehat karena pastinya Stadion GBT akan steril menjelang Piala Dunia U-17. Akhirnya konsep diubah menjadi Mengundang Anto Baret datang ke Surabaya pada Copot 22 November 2023 dan Nribun Bareng Suporter Persebaya & Arema pada Pembukaan Piala Dunia U-17 Copot 10 November 2023.

Dihubungilah Anto Baret Kepada datang ke Surabaya. Karena belum saling mengenal satu sama lain dan demi menunjukkan keseriusan Suporter Persebaya Kepada berdamai maka Shandy Berbarengan Abah Khoiron Dyer berangkat ke Jakarta Kepada menemui Anto Baret.

Setelah menyampaikan maksud dan tujuan dan Rupanya Mempunyai misi dan persepsi yang sama maka Anto Baret setuju Kepada datang ke Surabaya pada Copot 22 Oktober 2023 Betul pada Hari Santri Nasional atau Resolusi Jihad oleh KH. Hasyim Asy’ari ketika melawan tentara Sekutu.

Cek Artikel:  , Salim Dan Dalberto Kembali, Choi Segera Puli, Arema FC Makin Solid

Ketika Anto Baret datang ke Surabaya secara tiba-tiba datang 2 orang ibu dari keluarga korban Kanjuruhan ke tempat pertemuan di Hotel Elmi. Sembari menahan tangis, sang ibu menceritakan kisah meninggalnya sang anak di Stadion Kanjuruhan. Sontak seluruh suporter Persebaya dan suporter Arema yang hadir pada Demi itu tak kuasa menahan air mata mendengar cerita dari sang Ibu.

Dan yang Membikin kita tercengang adalah Rupanya kakek dari sang korban adalah seorang Bonek Sejati. Segala yang hadir pada Demi itu langsung bersepakat bahwa Perdamaian antara Suporter Surabaya dan Malang harus segera diwujudkan.

GoNews

Cukup Tiba disini yang namanya rivalitas buta. Permusuhan ini hanyalah akan membawa korban-korban berikutnya entah dari Surabaya atau dari Malang. Setelah pertemuan Copot 22 Oktober malam, maka keesokan harinya kami mengantar salah satu Suporter Arema yang ikut menginap di Hotel Elmi dan mengantarkan Anto Baret ke Bandara Juanda karena harus pulang ke Jakarta.

Setelah pertemuan di Surabaya gantian Suporter Arema yang menjamu kami di Kebun Teh Lawang, Kabupaten Malang. Disana kembali terjadi Obrolan yang sangat guyub antara suporter Persebaya dengan suporter Malang. Tengah-Tengah beberapa Ketua Korwil Aremania mempunyai visi yang sama Kepada berdamai. Mereka Enggak Ingin mewariskan permusuhan kepada anak cucu.

Setelah Obrolan yang sangat intens, kami menyampaikan pesan sebelum kami pulang bahwa kami akan mengundang Keluarga-Keluarga kita Suporter dari Malang sebanyak 30 orang Kepada Nribun Bareng pada acara Pembukaan Piala Dunia U-17 Copot 10 November 2023 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya. Pada Demi itu kami berjanji Kepada datang Tengah ke Malang sebelum Copot 10 November 2023 demi mematangkan rencana Nribun Bareng tersebut.

Copot 5 November 2023 Betul 5 hari sebelum hari H kami pilih sebagai waktu yang Betul Kepada berkunjung ke Malang. Kebetulan Copot 5 November adalah hari Ahad atau hari Minggu dimana Shandy dan penulis Tengah libur bekerja. Kami langsung menuju ke Karangploso, Kabupaten Malang Kepada menemui salah satu Tokoh Arema Ialah Sam Wijo Carlos (Carang Ploso).

Ketika Obrolan di Rest Area Karangploso (salah satu cafe Punya Sam Wijo) tiba-tiba terdengar Berita bahwa salah satu mantan pemain Persema Malang yang bernama Yohanes Geohera akan datang bergabung Kepada Obrolan. Mendengar nama Yohanes Geohera langsung menggugah memori penulis pada Kompetisi Perserikatan Divisi Istimewa tahun 1991/1992 dimana Eksis suatu pertandingan Persema Malang menjamu Persebaya Surabaya di Stadion Gajayana Malang.

Penulis yang kala itu Lagi kelas 3 SD Betul-Betul teringat bahwa Persema Malang melakukan aksi teror kepada Persebaya Surabaya dan salah satu aktor utamanya adalah Yohanes Geohera. Dialah pencetak gol tunggal dimana laga tersebut dimenangkan Pesema Malang dengan skor 1-0.

Obrolan yang semakin menarik ini kita lanjutkan ke Oro-Oro Kota Batu dimana “sang aktor” Yohanes Geohera ikut bergabung dalam Obrolan tersebut (sebelumnya di cafe Sam Wijo Yohanes Geohera belum bergabung). Di sebuah cafe Oro-Oro Kota Batu itulah, Yohanes Geohera menceritakan Segala tentang kronologis aksi teror yang dilakukan dirinya dan seluruh komponen Persema Malang terhadap Persebaya Surabaya pada Kompetisi tahun 1991/1992.

Berawal dari pertandingan sebelumnya dimana Persema Malang menjalani laga away ke Makassar Kepada melawan PSM. Disana pemain Persema diteror habis-habisan, bus Persema dilempari hingga kacanya pecah, pemain dipukul Tiba akhirnya PSM dapat mengalahkan Persema 2-0. Sepulang dari laga di Makassar, pemain Persema pulang dengan penuh emosi. Apalagi protes ke PSSI Enggak digubris pada Demi itu.

GoNews

Sial bagi Persebaya karena laga berikutnya harus dijamu Persema di Gajayana. Emosi yang memuncak inilah dilampiaskan kepada pemain Persebaya. Yohanes mengakui sebelum laga Persebaya dia minta disuntik kepalanya Kepada meredam emosi yang menyala-nyala. Akhirnya pada Demi warming up menjelang laga Persema vs Persebaya, aksi teror dimulai. Yohanes Geohera langsung memukul Yusuf Ekodono (bintang Persebaya kala itu karena baru saja ikut menyumbangkan medali emas SEA Games 1991 Manila tanpa Dalih yang Terang. Yohanes mengakui waktu itu dia sudah gelap mata.

Cek Artikel:  Cari Suksesor Kevin De Bruyne? Man City Mengincar Wonderkid Crystal Palace Ini

Penulis yang waktu itu menonton melalui televisi melalui siaran tunda Lagi mengingat dengan Terang bahwa pertandingan itu sarat dengan teror, Bahkan, Eksis tulisan “Barmen haram masuk lapangan” (Moh. Barmen adalah Manajer Persebaya Demi itu). Rasa penasaran penulis terjawab dengan cerita Yohanes Geohera tersebut. Karena sejak pertandingan itu Tiba sebelum Bersua Yohanes Geohera, penulis selalu bertanya-tanya kenapa Persebaya diteror dalam pertandingan itu.

Di akhir obrolan, Yohanes Geohera Sembari menitikkan air mata, meminta Ampun kepada seluruh Suporter Persebaya atas kejadian tersebut yang menyebabkan adanya “permusuhan” antara suporter Surabaya dengan Malang dan mulai Demi ini ayo kita akhiri permusuhan tersebut.

Yohanes Geohera mengakui setelah kejadian tersebut selama 7 tahun Enggak berani pulang ke Surabaya. Yohanes Geohera mengawali karier di Niac Kenalan, dia juga turun sebagai pemain pengganti ketika Niac Kenalan mengalahkan Arsenal 2-0, kemudian setelah berdirinya Arema tahun 1987 dia bergabung ke Arema atas perintah dari alm. Acub Zainal. Dan tahun 1991 bergabung dengan Persema Malang.

Nah, peristiwa antara Persema vs Persebaya pada Kompetisi Divisi Istimewa Perserikatan tahun 1991/1992 inilah sebagai awal “permusuhan” Suporter Persebaya dan Malang dalam konteks sepakbola (Asal Mula Eksis yang menulis bahwa awal permusuhan suporter Surabaya dan Malang ini karena konser musik Kantata di Tambaksari tahun 1990). Kemudian dilanjutkan dengan peristiwa Nurkiman tahun 1995, kerusuhan Tambaksari 2006, peristiwa Sragen 2015 dan puncaknya adalah Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. Sudah lebih dari 30 tahun “permusuhan” ini terjadi, sekali Tengah ayo “permusuhan” ini harus segera diakhiri.

Damai itu indah, bersatu itu Membikin kita Kokoh, bersaudara itu nyaman. Orang Surabaya banyak yang punya Keluarga bahkan istri orang Malang begitu juga sebaliknya. Bahkan sebuah fakta yang penulis sampaikan diatas “Korban Kanjuruhan adalah Aremania tapi kakeknya adalah Bonek sejati”. Jadi Enggak Eksis Dalih Kepada memelihara permusuhan.

Kembali Tengah soal obrolan dengan Yohanes Geohera tadi. Setelah ngobrol panjang lebar di Oro-oro, pertemuan ini ditutup dengan penambahan tiket 1 orang Spesifik undangan kepada Yohanes Geohera Kepada Nribun Bareng Pembukaan Piala Dunia U-17 di GBT. Jadi total tiket yang diberikan secara gratis kepada Keluarga kita Suporter dari Malang sebanyak 31 tiket.

Sepulang dari Kota Batu, penulis dan Shandy berdiskusi Kepada mendatangkan Yusuf Ekodono. Jadi biar lengkap, Legenda Arema diwakili oleh Yohanes Geohera dan Legenda Persebaya diwakili oleh Yusuf Ekodono. Kebetulan keduanya adalah pelaku dan saksi peristiwa 1991/1992.

Rupanya Eksis momen keesokan harinya Yusuf Ekodono bakal datang di acara Mengundang Legend Persebaya Memeriahkan Piala Dunia U-17 di Kedai Ketan Punel di depannya Taman Bungkul Surabaya. Setelah sholat maghrib berjama’ah antara penulis dan Yusuf Ekodono, disampaikanlah niat kami Kepada mendamaikan suporter Persebaya dan Arema dan disambut Bagus oleh Yusuf. Bahkan Yusuf menyarankan Eksis deklarasi atau ikrar perdamaian.

Tibalah saatnya yang ditunggu-tunggu Jum’at, 10 November 2023. Bermarkas di Radio Suzana atau yang lebih dikenal dengan Radio Bonek Jalan Walikota Mustajab 62 Surabaya akan menjadi saksi sejarah Suporter Arema akan nribun bareng Suporter Persebaya di home base Persebaya Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya.

Cek Artikel:  Bruno Fernandes Soroti Semangat Juang Para Rekan Setimnya

Sebelum kedatangan Keluarga-Keluarga kita dari Malang, penulis dikejutkan dengan kedatangan Tommy Welly (pengamat sepakbola) yang terkenal dengan Predikat Bung Towel. Towel akan menjadi saksi bersatunya suporter Arema dan Persebaya.

Pada jam 9 suporter dari Malang mulai berdatangan di radio Suzana. Betul pada pukul 10.00 WIB, Shandy melakukan siaran radio. Tapi siaran radio kali ini sangat spesial karena dihadiri oleh Suporter Arema dan Tommy Welly. Setelah siaran, momen ikrar damai akan segera dilaksanakan.

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya bahwa momen ikrar damai akan dilakukan di depan makam pendiri Persebaya Pamoedji. Betul di depan makam Pamoedji, ikrar damai dibacakan oleh Yusuf Ekodono mewakili Legenda Persebaya dan Yohanes Geohera mewakili Legenda Arema.

Setelah ziarah ke makam Pamoedji, kami berziarah ke makam Pahlawan Nasional Bung Tomo yang namanya diabadikan sebagai nama stadion pembukaan Piala Dunia U-17. Beliau di tahun 1945 lewat orasinya dapat mempersatukan pemuda-pemuda bukan hanya Surabaya tapi juga Malang, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo dsb. Semangat dari Bung Tomo inilah yang dapat mengingatkan kita bahwa Suporter Surabaya dan Malang harus bersatu kembali.

Setelah sholat Jum’at tepatnya pukul 13.30 WIB, Suporter Arema berjumlah 31 orang dan Suporter Persebaya dengan jumlah yang sama berjalan beriringan menuju ke Balai Kota Surabaya Kepada selanjutnya naik Shuttle Bus menuju ke Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya. Sebelum masuk ke stadion, Shandy dan Abah Khoiron memberikan pengarahan bahwa momen yang ditunggu-tunggu telah tiba.

Oleh karena itu, kita Enggak Eksis hentinya bersyukur kepada Tuhan YME atas anugerah ini. Setelah menikmati pertandingan Maroko vs Panama yang berkesudahan 2-0 Kepada kemenangan Maroko kemudian kita sesaat menikmati Opening Ceremony yang sangat singkat. Momen bersatunya Suporter Persebaya dan Arema di tribun selatan Stadion GBT nampak sangat kompak ketika menyanyikan Musik Kebangsaan Indonesia Raya.

Kita Enggak hanya berdiri menyanyikan, tapi Suporter Arema telah menyiapkan bendera berukuran 25 meter Kepada dikibarkan diatas tribun selatan Sembari menyanyikan Musik Indonesia Raya. Frangky Chandra mengakui sebelum masuk ke Stadion GBT sempat meneteskan air mata karena cita-cita Kepada mendatangkan Suporter Arema Kepada nribun bareng Suporter Persebaya akhirnya terwujud.

Meskipun awalnya hanya 31 orang tapi ini adalah tonggak awal dimulainya perdamaian Kepada skala yang lebih besar. Saking terharunya, Frangky Chandra Tengah-Tengah harus merogoh kocek lebih dalam Kepada mentraktir makan malam setelah pertandingan di sebuah restoran Segera saji di kawasan Jalan Basuki Rakhmad Surabaya.

Sebelum Suporter Arema pulang ke Malang, Frangky berpesan bahwa event ini hanyalah awal, akan Eksis event berjenjang yang tujuannya mengajak damai Kepada Seluruh Suporter Persebaya dan Arema (Bonek dan Aremania) dalam skala yang lebih luas.

Pesan Frangky tersebut diamini oleh Sam Wijo yang sudah menyiapkan suatu event di Malang Kepada mendidik generasi muda bahkan mungkin mulai dari TK sudah kita perkenalkan persaudaraan antara Bonek dan Aremania. Momen makan malam di restoran Segera saji tersebut mengakhiri event yang sudah disiapkan sejak Copot 23 September 2023 tersebut. Melalui tulisan ini penulis berpesan kepada Seluruh Suporter Persebaya dan Arema,,, Ayo Berdamai… Damai-damai Saudaraku !!!

*Penulis adalah Ardiansyah (Pecinta Sepakbola Jawa Timur sejak PON Jatim menjadi Finalis Cabor Sepakbola Putra pada Event Pekan Olahraga Nasional tahun 1989. ***

Mungkin Anda Menyukai