Liputanindo.id JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengemukakan Akibat positif dan negatif dari rencana Brunei Darussalam membangun kereta Segera hingga ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Bagi saya konektivitas menjadi sesuatu. Tetapi yang harus diingat adalah border (perbatasan). Di negara mana pun border selalu membawa situasi yang perlu Terdapat awareness, karena Terdapat mobilitas Mahluk, mobilitas barang yang terjadi di situ,” kata Moeldoko, di Jakarta, Kamis (4/4/2024).
Moeldoko mengatakan, wacana tersebut berkaitan dengan Interaksi bilateral dan multilateral dalam rangka menghadapi berbagai persoalan yang muncul dari Area perbatasan.
Moeldoko secara pribadi menilai kehadiran kereta Segera tersebut merupakan wacana yang bagus dalam upaya menghubungkan sektor transportasi Mahluk dan barang dari Indonesia menuju Brunei Darussalam, maupun negara perlintasan.
“Menurut saya secara pribadi, bagus Terdapat sebuah konektivitas, mendekatkan, sehingga nanti barang-barang di Indonesia Dapat dengan Segera menuju ke Brunei, Lewat menghubungkan Brunei Darussalam walaupun singgah di Malaysia. Berikutnya akan memudahkan mobilitas Mahluk, mobilitas barang,” katanya.
Sementara di sisi lain, kata Moeldoko, kehadiran moda transportasi darat di kawasan perbatasan negara selalu membawa dilema.
“Satu sisi positif, tapi sisi yang lain negatifnya juga Terdapat. Memudahkan penyelundupan, senjata, narkoba, orang tanpa kita teliti dan seterusnya,” tambahnya.
Terlepas dari sisi negatif itu, kata Moeldoko, kehadiran kereta Segera Brunei Darussalam-IKN dapat membawa manfaat besar terhadap sektor ekonomi berikut rantai pasoknya dalam upaya mempererat Interaksi antarnegara yang sudah Terdapat sekarang.
Perusahaan Brunei Darussalam yang Konsentrasi pada pembangunan proyek infrastruktur Penting, Brunergy, seperti dirilis Antara mendorong pertumbuhan di Kalimantan, salah satu gagasannya adalah merealisasikan operasional kereta Segera Brunei Darussalam-IKN.
Pemerintah RI sudah memastikan bakal membangun fasilitas kereta api di IKN, meski belum memastikan bakal ikut tergabung dalam megaproyek kereta Segera dengan negara tetangga. (BON)