DIREKTORAT Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Kementerian Keyakinan (Kemenag), melalui Prof. I Nengah Dija, mengungkapkan bahwa Menteri Keyakinan Yaqut Cholil Qoumas, yang akrab disapa Gusmen, telah mengubah arah institusinya menjadi lebih moderat dan inklusif.
Pernyataan ini disampaikan seusai peluncuran Pasraman sebagai Pusat Penguatan Kepribadian Berbasis Moderasi Keyakinan di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta Timur. Prof. Dija menekankan bahwa sejak kepemimpinan Gusmen, Kemenag semakin berkomitmen untuk memberikan layanan keagamaan bagi seluruh umat beragama di Indonesia.
“Moderasi ini menjadi tema sentral Kemenag, tidak hanya melayani satu umat saja,” ujarnya dikutip di Jakarta, Senin (23/
Baca juga : Yuk Mengenal 6 Keyakinan yang Diakui di Indonesia
Ia menambahkan bahwa pengembangan Pasraman sebagai instrumen pendidikan formal dan non-formal yang mirip dengan pondok pesantren juga merupakan langkah strategis Kemenag.
Dalam upaya mendorong inklusivitas, Gusmen juga mengarahkan pengembangan kurikulum di Pasraman agar sesuai dengan prinsip moderasi. Prof. Dija mengapresiasi Nahdlatul Ulama (NU) yang telah lama mengembangkan pondok pesantren dan berkontribusi dalam membangun moderasi beragama di Indonesia.
Ketika ditanya mengenai tantangan pendidikan karakter di kalangan Gen Z, Prof. Dija menekankan perlunya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan dan masyarakat. “Arus digitalisasi membawa perubahan yang tidak hanya positif, tetapi juga tantangan negatif. Segala pihak harus berkolaborasi dan mengambil inisiatif untuk mencegah dampak negatif tersebut,” tegasnya.
Kegiatan peluncuran dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Direktur Pendidikan Hindu Dirjen Bimas Hindu, Dr. Trimo. Acara dilanjutkan dengan Dialog Membangun Kepribadian Berbasis Moderasi Keyakinan yang menghadirkan narasumber dari kalangan NU dan aktivis, menyoroti pentingnya kerja sama dalam penguatan karakter berbasis moderasi. (Z-8)