Mitos Masjid Menara Sakral dan Jembatan Tanggulangin, Bikin Pejabat Ogah Lewat

Mitos Masjid Menara Kudus dan Jembatan Tanggulangin, Bikin Pejabat Ogah Lewat
Mitos Masjin Menara Sakral Membikin para pejabat menghindari Posisi ini karena disebut akan meluruhkan kekuasaan.(MI/Akhmad Safuan)

PELANTIKAN kepala daerah akan berlangsung dalam hitungan hari. Sejumlah kepala daerah terpilih akan pergi ke Jakarta Kepada mengikuti proses pelantikan dan kembali ke daerahnya masing-masing Berkualitas melalui jalur udara, jalur laut, maupun jalur darat. Kekuasaan dan jabatan pun tak luput dari mitos yang menyelimuti sejumlah Area di Nusantara. Kalau dilakukan Terdapat yang mendatangkan untung, Terdapat pula yang mendatangkan buntung alias kerugian atau bahkan musibah. Mitos inilah yang dikaitkan dengan menara Masjid Menara Sakral dan Jembatan Tanggulangin.

Mitos ini bermula Begitu Sakral Lagi dikuasai oleh oleh Kesultanan Demak. Kerajaan ini sempat mengalami konflik internal ketika dua pangeran Ingin berebut tahta di Demak. 

Sunan Sakral memasang ajian Rajah Kalacakra di dua Posisi di Sakral, yakni Jembatan Tanggulangin dan Masjid Menara Sakral.

Ajian ini disebut-sebut akan meruntuhkan kekuasaaan bagi siapa saja pemangku jabatan yang melewati dua bangunan ikonik yang lokasinya berdekatan itu.

Setelah wafatnya Pati Unus (Sultan Kedua Kerajaan Demak), menurut Pengurus Komunitas Menara Sakral, Abdul Jalil, penerus tahta berikutnya adalah Sultan Trenggono. Kepemimpinan Sultan Trenggono coba digoyahkan oleh menantunya sendiri Merukapan Sultan Hadiwijaya Serempak Aryo Penangsang, putra Pangeran Surowiyoto (Raden Kikin) atau sering disebut Pangeran Sekar Seda Lepen.

Cek Artikel:  Kejari Deli Serdang Tetapkan Tiga Tersangka Kasus Korupsi di UIN Sumut

Ketika konflik kekuasaan itu semakin meruncing, kedua keturunan Raden Patah tersebut menemui Sunan Sakral Kepada meminta Usulan dan dukungan. Tetapi karena Sunan Sakral Bukan menyukai kesombongan dan sifat jumawa, ia menghendaki Sekalian dikembalikan pada titik Nihil yakni meninggalkan posisi politik, jabatan ataupun kekuasaan.

Kemudian Sunan Sakral memasang Rajah Kalacakra Kepada menihilkan Sekalian kekuatan, kedigdayaan, dan kekuasaan dari kedua pihak yang berkonflik di pintu gerbang Masjid Menara Sakral tersebut. Sultan Hadiwijaya yang memahami hal itu datang melalui pintu samping, sedangkan Aryo Penangsang datang melewati pintu Primer.

Sejarah menunjukkan keabsahan Rajah Kalacakra, dalam konflik kekuasaan tersebut Aryo Penangsang kemudian lengser keprabon dan Sultan Hadiwijaya melanjutkan kekuasaannya di Demak dan kemudian memindahkan kerajaan ke Pajang. 

Cek Artikel:  Harga Cabai Merah Domba di Pasaran Dijual Rp120 Ribu per Kg

Meskipun sejarah Bukan Pandai langsung dikaitkan dengan mitos, hal ini rupanya diduga dipercaya oleh sebagian orang Krusial di negeri ini. Beberapa pejabat terbukti menghindari melintas di Jembatan Tanggulangin hingga menara Masjid Menara Sakral. Melintas di kedua Posisi itu sama saja Ingin kekuasaan Bukan bertahan lelet atau kalah dalam kompetisi.

“Setelah pelantikan di Jakarta akan pulang ke Sakral, saya akan memilih melintas melalui Purwodadi, Bukan melalui jalur pantura Semarang-Demak-Sakral, karena Usulan orang-orang Sepuh agar Bukan melintasi Jembatan Tanggulangin,” kata Wakil Bupati Sakral terpilih Bellinda Putri Sabrina Birton, Senin (17/2)

Pernyataan wakil bupati terpilih ini semakin mengukuhkan angkernya jembatan penghubung yang menyeberangi Sungai Wulan tersebut. Bahkan sebelumnya, mantan Presiden Jokowi setelah meninjau perbaikan tanggul Sungai Wulan yang jebol berencana langsung ke Sakral juga dibatalkan dan memilih langsung pulang ke Jakarta.

Demikian juga presiden-presiden sebelumnya. Hanya mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang tetap Bukan menghiraukan mitos yang Lagi diyakini hingga Begitu ini. Mendiang Gus Dur datang ke Sakral Sekeliling tahun 2002, tetapi sejarah membuktikan Presiden ke-4 ini lengser di tengah jalan setelahnya.

Cek Artikel:  13 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang di Kota Ternate Maluku Utara

Menghindari Jembatan Tanggulangin juga dilakukan Bupati Sakral Hartopo, selama masa kepemimpinannya di Kota Kretek ini. Kepada berangkat atau pulang dari Semarang, ia memilih memutar melalui Grobogan dengan waktu tempuh lebih panjang dibanding melintasi jembatan tersebut dengan waktu tempuh yang lebih singkat.

Selain Jembatan Tanggulangin, Posisi mistis lainnya yang tak kalah Terkenal antara lain adalah pintu Primer Masjid Menara Sakral. Kalau Ingin berziarah ke makam salah satu Wali Sanga, Sunan Sakral atau Jafar Shodiq yang berada di kompleks tersebut, sebagian peziarah memilih Kepada melintas tiga pintu lain karena diyakini terpasang Rajah Kalacakra tersebut di pintu utamanya.

“Betul, Rajah Kalacakra yang konon dipasang di Jembatan Tanggulangin dan pintu Primer Masjid Menara Sakral Lagi diyakini hingga Begitu ini, sehingga banyak pejabat yang menghindari dan jarang datang ke sini,” kata Humas Yayasan Masjid, Menara, dan Makam Sunan Sakral (YM3K) Denny Nur Hakim. (AS/E-4)

 

Mungkin Anda Menyukai