Minuman Berpemanis dalam Kemasan

Minuman Berpemanis dalam Kemasan
Dr. Salwa Mochtar, MARS, Direktur Rumah Sakit Islam Faisal, Makassar(Dok Pribadi)

KONSUMSI Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK) sangat marak di Indonesia. MBDK adalah minuman yang mengandung gula tambahan atau pemanis buatan, dan dikemas dalam botol, kaleng, atau wadah lainnya. 

Jenis minuman ini biasanya telah siap diminum dan dapat ditemukan di toko-toko swalayan, restoran Segera saji, mesin penjual Mekanis dan tempat lainnya. Pemanis yang digunakan dalam minuman berpemanis dapat berasal dari gula alami seperti sukrosa (gula tebu) atau dari pemanis buatan seperti sukralosa, aspartam, siklamat, aksesulfam-K, dan sebagainya. 

Minuman berpemanis menjadi Terkenal karena rasanya yang manis dan kenyamanannya dalam pengemasan serta penyajian. Jenis minuman ini sangat Terkenal di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebuah survei bahkan menunjukkan bahwa Indonesia berada pada urutan ketiga di negara Asia Tenggara yang terbanyak mengkonsumsi MBDK. Golongan yang terbanyak mengkonsumsi adalah anak-anak dan remaja yang berusia 5-18 tahun. 

Baca juga: Transformasi Digital: Berkah atau Ancaman bagi UMKM?

Cek Artikel:  Ketimpangan Pendidikan dan Ancaman Integrasi Bangsa

Meski kadang terasa nyaman dikonsumsi, MBDK sangat berpotensi mengganggu kesehatan, terutama Kalau dikonsumsi secara berlebihan. Minuman ini mengandung gula tambahan atau kalori dari pemanis buatan dan karenanya dapat menyebabkan penambahan berat badan atau kegemukan. 

Kegemukan sendiri merupakan hulu dari berbagai penyakit sistemik, termasuk penyakit gula (diebetes) dan penyakit jantung. Pasalnya, konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan peningkatan trigliserida dan kolesterol, yang berkontribusi pada risiko terjadinya plak penyakit jantung dan pembuluh darah. 

MBDK dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan lonjakan tinggi gula darah yang terjadi secara berulang; hal ini dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Sejumlah studi membuktikan keterkaitan antara MBDK dengan dengan risiko diabetes dan masalah kesehatan metabolik endokrin. 

Studi lain menghubungkan MBDK dengan kerusakan gigi dan pembentukan karang gigi. MBDK juga dikaitkan dengan gangguan metabolisme akibat terjadinya perubahan mikrobioma usus. 

Cek Artikel:  Pembangunan SDM Unggul dalam Kerangka SDGs

Upaya mengurangi konsumsi MBDK perlu melibatkan Segala pemangku kepentingan yang meliputi pemerintah, industri, penjual dan masyarakat sendiri. Pemerintah perlu menetapkan pajak atau regulasi yang dengan hal ini akan menyebabkan harga MBDK menjadi lebih tinggi dan Membikin masyarakat berpikir Buat mengkonsumsinya. 

Regulasi juga dapat berupa pengontrolan iklan dan promosi minuman berpemanis, terutama yang ditujukan pada anak-anak. Perlu juga memberikan label peringatan atau kandungan gizi sehingga masyarakat memahami jumlah gula dan kalori yang terkandung. 

Pihak industri perlu terlibat dengan mengembangkan produk sehat alternatif. Misalnya, menggunakan bahan yang kadar gulanya rendah atau Membikin produk alternatif sehat seperti air mineral, air kelapa, teh herbal atau minuman lain tanpa gula berlebihan. 

Pada Demi yang sama, masyarakat perlu diberikan edukasi dan pemahaman tentang bahaya MBDK. Perlu Eksis kampanye edukasi dan penyebaran informasi secara regular dan masif tentang Pengaruh Jelek minuman ini, termasuk potensi bahaya mengkonsumsi pemanis buatan. Orang Sepuh dan masyarakat harus memberi Misalnya mengurangi konsumsi minuman berpemanis dan mengampanyekan gaya hidup sehat.

Cek Artikel:  Kegagalan KPK dan Masa Depan Institusi

Segala pihak perlu menyadari bahaya MBDK ini. Apalagi di Indonesia pengkonsumsi terbanyak adalah anak-anak dan remaja. Ini adalah usia sangat kritis bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka, yang menentukan potensi penuh kesehatan dan produktivitas mereka nanti. Juga ini adalah fase pembentukan kebiasaan sehat. 

Bila pada usia ini mereka telah terpapar dengan berbagai Elemen risiko serius, besar kemungkinan ini akan berkelanjutan dan menimbulkan kondisi kesehatan serius bagi mereka dimasa mendatang. Potensi bahaya ini mesti dimitigasi. 

Kesehatan anak dan remaja merupakan investasi jangka panjang bangsa ini. Melindungi mereka dari hal-hal yang berpotensi berbahaya dan membangun kesadaran mereka akan pentingnya kesehatan optimal sejak Pagi akan membantu terciptanya generai yang sehat, handal dan kuat.  (H-2)

Mungkin Anda Menyukai