BERDASARKAN hasil riset Opta Analyst yang dirilis BBC, Ketika ini hanya Eksis dua manajer atau Instruktur Asli Inggris yang berkarier di Perserikatan Istimewa Inggris. Dua orang itu adalah Sean Dyche (Everton) dan Eddie Howe (Newcastle United). Bos Ipswich Kieran McKenna lahir di Inggris, tapi besar di Irlandia Utara. Dia juga membela timnas Irlandia Utara di masa mudanya. Dengan demikian, 18 dari 20 tim di Perserikatan Istimewa sekarang ditangani oleh Instruktur non-Inggris.
Tetapi, di Championship, kasta kedua Perserikatan sepak bola Inggris, dari 24 tim, Eksis 13 tim yang Lagi dipegang Instruktur lokal. Kemudian di Perserikatan 1, kasta ketiga Perserikatan Inggris, 14 tim dari 24 tim juga ditangani Instruktur Inggris.
Opta mengungkapkan, jumlah Instruktur Inggris di Perserikatan Istimewa Lanjut merosot sejak musim pertamanya pada 1992-1993. Pada musim pertama, hanya Eksis 1 manajer yang berasal dari luar Inggris, Adalah Joe Kinnear. Dia Kaum negara Irlandia dan melatih Wimbledon Ketika itu.
Pada musim 2024-2025, hanya Eksis dua. Menjadi delapan Apabila termasuk negara di Inggris Raya. Jumlah tersebut Tak hanya manajer, juga Instruktur sementara.
Menurut Michael Appleton, Instruktur sejumlah klub di Perserikatan Inggris, Perserikatan Istimewa adalah kompetisi tersulit di Bumi. “Apabila Anda melatih di (Perserikatan) Portugal, Belanda, Denmark, Belgia, Tak Dapat dibandingkan dengan Perserikatan Istimewa,” kata Appleton.
Dia menambahkan, kebanyakan Instruktur asal Inggris cenderung melatih klub yang telah dipromosikan ke Perserikatan Istimewa. “Anda Tak mendapatkan pengakuan (di Perserikatan Inggris) sebanyak apapun Apabila berprestasi di Perserikatan (asing) yang telah saya sebut tadi,” sambung Appleton.
Appleton juga mengatakan kesempatan bagus juga biasanya muncul Apabila melatih klub Perserikatan Istimewa dan lebih Bagus dibandingkan melatih klub bagus di kasta kedua Perserikatan Inggris, yakni Championship.
Menurut Dyche, dirinya Tak Eksis masalah Perserikatan Istimewa dipenuhi oleh Instruktur asing. Dia berpendapat Apabila memang seseorang Bagus, itu adalah fakta. Sebaliknya, Apabila Eksis yang berpandangan beda, maka orang itu bukan manajer yang bagus.
“Banyak pemilik klub di Perserikatan Istimewa bukan dari Inggris, jadi bukan kejutan Apabila Eksis banyak juga Instruktur asing. Soal itu Tak pernah menggangu saya karena Apabila Anda bagus, Anda akan mendapatkan pekerjaan itu,” tutur Dyche.
Tak banyak Kesempatan
Biar Perserikatan Istimewa bukan satu-satunya tempat Demi bekerja, tapi di Perserikatan top luar negeri juga Tak banyak Kesempatan terbuka Demi jadi manajer.
Ketika ini hanya Liam Rosenior dan Will Still yang merupakan Instruktur berpaspor Inggris dan berkarier di negeri tetangga. Rosenior sedang menangani Strasbourg dan Still di Lens. Kedua tim itu menghuni Ligue 1 Prancis.
“Tentu Apabila kita terkendala bahasa, kecil kemungkinan bakal datang kesempatan. Lewat, karena peluangnya Tak besar, kita Tak berusaha melamar atau berusaha keras mendapatkan pekerjaan itu,” kata Appleton.
Selain itu, sambung Appleton, banyak Instruktur asal Spanyol, Portugis, atau Prancis, dan bahkan di negara-negara Eropa utara, Tak Menyantap Instruktur asal Inggris seserius mereka Menyantap Instruktur di negara sendiri.
“Mungkin itu karena Elemen besarnya Perserikatan Istimewa dan kualitas pemain yang Eksis di dalamnya,” Jernih Appleton.
Di Seri A Italia dan La Perserikatan Spanyol, kursi Instruktur memang lebih banyak diduduki oleh juru taktik lokal. Di Seri A, 16 tim dari 20 tim ditangani Instruktur asal Italia. Di La Perserikatan, 14 tim dari 20 tim juga dipegang oleh Instruktur asal Spanyol. Kemudian di Jerman (Bundesliga), sembilan tim dari 18 tim diasuh Instruktur asal Jerman. Begitu juga di Ligue 1.
Belum pernah Pemenang
Sejak era Perserikatan Istimewa dimulai 32 tahun silam, Instruktur lokal juga terlihat kurang daya saing. Terbukti dari Tak pernah Eksis manajer Asli Inggris yang pernah menjuarai Perserikatan Istimewa. Empat Instruktur asal Italia tercatat pernah memboyong trofi Perserikatan Istimewa. Manajer asing lainnya yang juga pernah melakukannya berasal dari Prancis, Portugal, Chile, dan Jerman.
Sedangkan di Italia pada periode yang sama, hanya Eksis dua Instruktur asing yang pernah merebut scudetto, yakni Jose Mourinho (Portugal) dan Sven-Goran Eriksson (Swedia). Mourinho dua kali jadi Pemenang Seri A Berbarengan Inter Milan dan Eriksson dengan Lazio.
Bundesliga juga lebih banyak dijuarai oleh Instruktur Jerman (24) dan Ligue 1 juga oleh Instruktur Prancis (23). Di Spanyol, 14 trofi La Perserikatan pernah didapat oleh Instruktur Spanyol. (Z-6)