Militer Kanada-TNI Bahas Peran Krusial Perempuan dalam Angkata Bersenjata

Simposium Kepemimpinan gender yang responsif dalam angkatan bersenjata. Foto: Liputanindo.id

Jakarta: Program Pelatihan dan Kerja Sama Militer Kanada (MTCP), bermitra dengan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI hari menyelenggarakan Simposium Kepemimpinan gender yang responsif.

Ini merupakan penutupan kursus Integrasi Perspektif Perempuan dan Gender di dalam Angkatan Bersenjata (IWGPAF) yang diselenggarakan oleh MTCP dan PMPP dari 9 hingga 13 Desember, dengan partisipasi dari Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Filipina.

Simposium ini diisi dengan serangkaian Percakapan panel dan pidato Istimewa, termasuk oleh Duta Besar Kanada Kepada Indonesia dan Timor-Leste, Jess Dutton dan Duta Besar Kanada Kepada ASEAN, Vicky Singmin selain juga perwakilan dari Angkatan Bersenjata Kanada (CAF): Kolonel Scott Raesler dan Letnan Kolonel Melanie Lake. 

Simposium ini juga mempertemukan peserta dari kursus IWGPAF; Kepala Perwakilan dan Atase Pertahanan dari negara-negara peserta kursus, dan perwakilan dari lembaga think tank dan masyarakat sipil.

Memanfaatkan momentum kursus IWGPAF, Percakapan kritis didorong Kepada mengutamakan tentang Metode-Metode di mana para pemimpin, di Seluruh Derajat, Mempunyai potensi Kepada mengubah budaya organisasi, berbagi praktik terbaik, dan membantu memajukan agenda Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan di Indonesia dan sekitarnya.

Kemitraan pertahanan bilateral yang kuat dan berkembang antara Kanada dan Indonesia, dengan kolaborasi erat di berbagai bidang seperti pendidikan dan pelatihan juga turut menjadi perhatian. Melibatkan lebih dari 600 Member TNI yang berpartisipasi dalam MTCP sejak 2008.

Hal ini menegaskan kembali komitmen Kanada terhadap Strategi Indo-Pasifik yang diluncurkan pada 27 November 2022, Kepada mempromosikan perdamaian, ketahanan, dan keamanan sekaligus memperkuat Rekanan pertahanan kawasan. Strategi tersebut mencakup komitmen sebesar 7,6 juta dolar Kanada atau Sekeliling Rp85,4 miliar selama lima tahun Kepada pelatihan Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan.

Simposium ini juga bertujuan Kepada meningkatkan dan mendiversifikasi kehadiran militer Kanada di kawasan tersebut. 

Cek Artikel:  Jelang Perundingan Gencatan Senjata, Joe Biden dan Kamala Harris Dapat Bocoran Soal Situasi Timur Tengah

“Kepemimpinan yang responsif gender menempatkan tanggung jawab pada para pemimpin di Seluruh Derajat Kepada memulai dan mempertahankan perubahan organisasi menuju kesetaraan gender. Tetapi, agar dapat berhasil, hal ini harus melampaui sekadar kepemimpinan dalam suatu organisasi,” ujar Duta Besar Kanada Kepada Indonesia, Jess Dutton, di Jakarta, Sabtu 14 Desember 2024.

“Setiap orang Bisa dan harus mengadvokasi perubahan, karena kesetaraan dan inklusivitas gender Enggak hanya Bagus bagi Perempuan tetapi juga Bagus bagi masyarakat secara keseluruhan,” imbuh Dubes Dutton.
 
“Kanada berkomitmen memajukan agenda Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan serta kesetaraan gender Kepada memungkinkan partisipasi dan kepemimpinan Perempuan yang bermakna dalam perdamaian, keamanan, dan stabilitas Global,” ujar Dubes Dutton.

Kolonel Stewart Taylor, Atase Pertahanan Kanada mengatakan, Kanada berkomitmen memajukan agenda Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan serta kesetaraan gender Kepada memungkinkan partisipasi dan kepemimpinan Perempuan yang bermakna dalam perdamaian, keamanan, dan stabilitas Global. Kursus Integrasi Perspektif Perempuan dan Gender dalam Angkatan Bersenjata, yang diselenggarakan oleh Program Pelatihan dan Kerja Sama Militer Kanada bekerja sama dengan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Angkatan Bersenjata Nasional Indonesia merupakan bukti komitmen Angkatan Bersenjata Kanada dalam mempromosikan Perempuan, Perdamaian, dan Masyarakat di Dasar Strategi Indo Pasifik bekerja sama dengan para Kenalan di kawasan yang Variasi dan Elastis ini.

Sementara Kolonel Scott Raesler, Asisten Kepala Staf – Pelatihan di Markas Besar Divisi Kanada ke-3 menambahkan bahwa di dalam militer, seperti di institusi mana pun, kepemimpinan bukan hanya tentang strategi dan taktik. Kepemimpinan juga tentang menciptakan lingkungantempat individu – tanpa Memperhatikan jenis kelamin – dapat berkembang, memberikan kontribusi terbaik mereka, dan melayani misi dengan integritas. 

“Kepemimpinan yang bertanggung jawab terhadap gender bukanlah masalah keadilan. Kepemimpinan merupakan keharusan strategis Kepada keberhasilan militer modern. Saya menghargai pembelajaran Berbarengan minggu ini dan saya Pasti bahwa Seluruh Lelaki dan Perempuan yang bekerja sama dengan kami, akan Maju menjadi pemimpin yang responsif terhadap gender di masa depan dalam operasi pemeliharaan perdamaian yang sangat dibutuhkan dunia,” sebut Kolonel Raesler.

Letnan Kolonel Melanie Lake, Petugas Penghubung Angkatan Bersenjata Kanada Kepada Duta Besar Kanada Kepada Perempuan, Perdamaian dan Keamanan mengatakan, “Tantangan yang kita hadapi Demi ini – mulai dari ancaman keamanan yang timbul hingga ketidakstabilan ekonomi, teknologi baru yang mengganggu hingga perubahan iklim terlalu rumit Kepada solusi yang terfragmentasi”. 

“Tantangan tersebut menuntut beragamsuara dan lingkungan di mana keputusan dibuat dengan mempertimbangkan sudut pandang yang berbeda. Ini berarti meminta meja yang lebih besar, dengan lebih banyak kursi dan mengundang lebih banyak orang Kepada memengaruhi keputusan. Kepemimpinan yang responsif gender adalah fondasi tempat kita membangun lembagayang lebih kuat dan masyarakat yang lebih Tangkas. Budaya yang inklusif dan penghapusan hambatan membuka spektrum penuh potensi kita, sehingga meningkatkan kemampuan kolektif kita Kepada mengatasitantangan Dunia yang paling kompleks,” kata Letnal Kolonel Lake.

Cek Artikel:  Tentara Bayaran Asal India Tewas di Medan Tempur Rusia-Ukraina, Jadi Kasus Kelima

Kegiatan yang dilakukan Kepada mendukung Strategi Indo-Pasifik akan membantu membangun kepercayaan dan kemitraan militer, sekaligus mempromosikan perdamaian dan stabilitas. Kontribusi Angkatan Bersenjata Kanada (CAF) menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap Indo-Pasifik dan meningkatkan peran Kanada sebagai Kenalan.

Sedangkan Kursus Integrasi Perspektif Perempuan dan Gender dalam Angkatan Bersenjata, yang diselenggarakan oleh Program Pelatihan dan Kerja Sama Militer Kanada bekerja sama dengan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian Angkatan Bersenjata Nasional Indonesia merupakan bukti komitmen Angkatan Bersenjata Kanada dalam mempromosikan Perempuan, Perdamaian, dan Masyarakat di Dasar strategi kerja sama Indo Pasifik.

Mungkin Anda Menyukai