Liputanindo.id – Militer Israel mengaku menemukan enam jenazah sandera yang ditahan di wilayah selatan Gaza di Khan Younis. Penemuan enam jenazah itu terjadi dalam operasi gabungan dengan badan keamanan internal Shin Bet.
Grup kampanye Lembaga Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan mengatakan penemuan keenam jenazah ini memberikan ketenangan bagi pihak keluarga. Keluarga diberi tahu soal penemuan ini setelah analisis intelejen dan forensik dilakukan.
“Penemuan kembali jenazah memberikan keluarga mereka ketenangan yang diperlukan dan memberikan kedamaian abadi bagi mereka yang terbunuh,” katanya, dikutip AFP, Selasa (20/8/2024).
Berdasarkan data yang dimiliki, keenam jenazah itu diidentifikasi sebagai Yagev Buchshtab, Alexander Dancyg, Yoram Metzger, Nadav Popplewell, Chaim Perry, yang sebelumnya telah dinyatakan tewas, dan Avraham Munder, yang kibbutz-nya di Enggak Oz dekat Gaza mengumumkan kematiannya pada hari Selasa sebelumnya.
Lembaga tersebut meminta pemerintah Israel untuk memastikan bahwa para sandera yang tersisa juga dikembalikan ke Israel dalam kesepakatan yang dinegosiasikan.
“Pemerintah Israel, dengan bantuan mediator, harus melakukan segala daya untuk menuntaskan kesepakatan yang saat ini sedang berlangsung,” katanya.
Perantara Mesir, Qatar, dan Amerika Perkumpulan mendesak Israel dan Hamas untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang akan membantu mengamankan pembebasan sandera yang tersisa dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Sebelumnya pada hari Selasa, kibbutz Israel Enggak Oz mengumumkan kematian Munder.
“Kibbutz Enggak Oz mengumumkan dengan sangat sedih pembunuhan mendiang Avraham Munder, 79 tahun, saat ditawan di Gaza setelah menderita penyiksaan fisik dan mental selama berbulan-bulan,” kata komunitas tersebut dalam sebuah pernyataan.
Di antara enam jenazah yang dibebaskan pada hari Selasa, Metzger, Perry, dan Dancyg juga berasal dari Enggak Oz, sebuah komunitas di dekat Gaza yang sangat terpukul oleh serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober di Israel selatan.
Radikal Palestina menculik Munder, istrinya, putrinya, dan cucunya hari itu. Tetapi anggota keluarga lainnya dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada November lalu, sementara putranya tewas pada hari penyerangan.