Mewaspadai Sosok di Balik Kemudi Danantara

Muliaman Hadad. Foto: Liputanindo.id/Eko Nordiansyah.

Jakarta: Publik mengkritik keberadaan sejumlah tokoh yang berada di balik kemudi Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Pasalnya, tokoh-tokoh tersebut pernah tersangkut kasus korupsi seperti Burhanuddin Abdullah dan Muliaman Hadad.

Burhanuddin, yang merupakan inisiator. pernah mendekam di penjara selama lima tahun karena kasus korupsi di Bank Indonesia.

“Burhanuddin Abdullah Harahap ketua tim Ahli Danantara. Orang ini pernah di penjara lima tahun atas kasus korupsi Kategori Anggaran Bank Indonesia ke DPR sebesar Rp100 miliar,” ujar pegiat media sosial, John Sitorus, dilansir Media Indonesia, Jumat, 21 Februari 2025.
 

Burhanuddin Abdullah dan Muliaman Hadad

Selain Burhanuddin, nama Muliaman Hadad juga tersangkut dalam sejumlah persoalan dan skandal. Dia pernah diperiksa intensif oleh KPK terkait mega skandal Century.

Cek Artikel:  Pungutan Pajak Digital 2024 Tembus Rp32 Triliun, Ini Rinciannya

 

Selain kasus Century, Muliaman Demi menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner OJK juga kebobolan atas mega kasus Jiwasraya yang merugikan negara belasan truliun rupiah. 

Muliaman dianggap gagal menjalankan fungsinya mengawasi Jiwasraya yang menawarkan produk investasi yang tak masuk Pikiran. Selain Muliaman, nama Erick Thohir yang merupakan status quo pengelola BUMN juga dikritik keras karena dikabarkan masuk sebagai pengelola.
 

Luhut sebut Danantara akan diisi orang profesional

Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) bakal diisi oleh orang-orang profesional.

“Pengurus Danantara itu harus betul-betul orang yang profesional,” kata Luhut dalam acara The Economic Insights 2025 di Jakarta, Rabu.

Cek Artikel:  Generasi Muda Berperan dalam Pembangunan Kota Berkelanjutan

Menurutnya, pembentukan Danantara merupakan suatu langkah yang sangat strategis. Aset yang dikelola oleh Danantara diyakini Pandai ditingkatkan hingga 5-6 kali lipat, mengingat Anggaran akan diinvestasikan kepada proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor, seperti Kekuatan terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, produksi pangan, dan lain-lain.

Mungkin Anda Menyukai