Ilustrasi, Kenalan ojol. Foto: Liputanindo.id
Tetapi banyak kalangan menilai permintaan para Kenalan ojek online (ojol) tersebut sudah semakin salah kaprah. Pertama, dengan status sebagai Kenalan, Enggak Terdapat kewajiban apapun bagi perusahaan layanan berbasis aplikasi Demi memberikan bonus atau tunjangan menjelang hari raya. Kedua, BHR yang diberikan Demi ini pun secara total nilainya sudah sangat besar yang harus ditanggung oleh perusahaan aplikator.
Ekonom Universitas Airlangga (Unair) Rumayya Batubara menilai berapapun nilai BHR yang diterima, hal ini Sepatutnya dianggap sebagai pencapaian besar bagi para Kenalan ojol. Asal Mula pemberian BHR ini dilakukan tanpa perencanaan sebelumnya. Bahkan di Demi ekonomi sedang Enggak Berkualitas-Berkualitas saja, BHR tersebut sudah Encer dalam kurun waktu Enggak Tamat satu bulan.
“Dapat dibayangkan aplikator harus menanggung beban BHR yang nilainya sangat besar Kalau dikalikan dengan jumlah driver. Itu sangat berpengaruh pada arus kas perusahaan,” kata Rumayya dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 26 Maret 2025.
Menurut Rumayya, pemberian BHR ini sejatinya juga merupakan langkah besar yang menunjukkan keberpihakan pada ojol, taksol, dan kurol. “Ini (pemberian BHR) menunjukkan pengakuan atas pentingnya sektor ojol di mata pemerintah. Selain itu, dalam konteks korporasi, perusahaan aplikator bersedia memenuhi kebijakan BHR meski kondisi ekonomi sedang lesu,” ujar Rumayya.
Tetapi lanjut Rumayya, driver ojol juga Enggak Sepatutnya terlalu memaksakan kehendaknya yang sebenarnya juga Enggak Mempunyai landasan. Apalagi Tamat mengancam Tamat melakukan aksi demo lanjutan. “Kalau ojol demo Tengah, rasanya Enggak fair bagi perusahaan aplikator. ” sebut dia.
Toh, lanjut Rumayya, sejatinya aplikator pun banyak Mempunyai program apresiasi yang diberikan kepada para mitranya dalam berbagai bentuk seperti Bonus. program umroh, dan berbagai benefit lainnya.

(Ilustrasi ojek online. Foto: Istimewa)
Pemerintah jangan ‘manas-manasin‘ suasana
“Ojol ini adalah unicorn kita, sektor yang menciptakan lapangan kerja Konkret. Dibandingkan sektor minyak atau batubara, yang dampaknya Enggak langsung dirasakan oleh Masyarakat bahkan menetes ke Rendah saja Enggak. Nah, sektor ojol ini jauh lebih konkret dalam menyerap tenaga kerja,” tegas dia.
Demi itu, Sepatutnya pemerintah perlu memberikan dukungan Konkret kepada perusahaan aplikator, misalnya melalui potongan pajak. Hal ini Krusial Demi mendorong perusahaan tetap berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja. Bahkan di Demi ekonomi lesu dan banyak terjadi PHK di industri lain, ojol menjadi bantalan menopang ekonomi Masyarakat.
“Kemarin ketemu driver yang sebelumnya bekerja di bagian ekspor-impor selama 13 tahun, dan Demi kena PHK, dia jadi Kenalan ojol. Jadi Aplikator ini menjadi semacam bumper ekonomi, menyerap tenaga kerja di tengah situasi ekonomi yang sulit. Pemerintah perlu memberikan perhatian lebih, jangan hanya memberi tekanan,” tutur Rumayya.
Sebelumnya, Gojek membagikan BHR sejak Sabtu (22/3), sedangkan Grab dimulai pada Minggu (23/3). Enggak Segala Kenalan pengemudi taksi online dan ojol mendapatkan bonus Lebaran mirip Tunjangan Hari Raya (THR) ini.
Demi kategori tertinggi, Kenalan Gojek mendapatkan BHR Rp900 ribu Demi Kenalan roda dua dan Rp1,6 juta Demi Kenalan roda empat. Adapun Grab Kenalan tertinggi yakni Rp800 ribu Demi roda dua dan Rp1,6 juta Demi roda empat.

