Meski Anjlok, Harga Emas Tetap Tetap Prospektif untuk Jangka Panjang

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Jakarta: Harga emas hari ini (XAU/USD) diperdagangkan di kisaran USD2.640 per troy ons setelah mengalami penurunan pada perdagangan Rabu (2/10). Setelah rally lebih dari 1,0 persen pada Selasa (1/10), emas bergerak fluktuatif di tengah kekhawatiran pasar yang dipengaruhi oleh ketidakstabilan geopolitik di Timur Tengah.

“Situasi ini menjadi pendorong utama di balik pemulihan harga emas sebelumnya, setelah Iran meluncurkan sekitar 200 rudal, termasuk rudal balistik, yang menghantam Tel Aviv, ibu kota Israel,” ungkap analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha dikutip dari analisis hariannya, Kamis, 3 Oktober 2024.

Nugraha mencatat emas masih berpotensi mengalami pergerakan turun lebih lanjut. Menurut indikator Moving Average yang terbentuk saat ini, tren bullish pada XAU/USD mulai melemah.

Nugraha memproyeksikan harga emas berpotensi turun ke level USD2.625. Tetapi, jika terjadi rebound, ada peluang kenaikan hingga target terdekat di USD2.670.

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga emas saat ini adalah laporan data tenaga kerja AS yang dirilis melalui ADP Non-Farm Employment Change. Pada Rabu (2/10), data ini menunjukkan pertumbuhan tenaga kerja yang signifikan, yang mendorong indeks dolar AS (USD) ke level tertinggi dalam satu bulan terakhir.

Cek Artikel:  11 Ribu Ton Baja tidak Ber-SNI Dimusnahkan Kemendag

“Penguatan dolar AS tersebut memberi tekanan pada emas, mengakibatkan koreksi harga logam mulia ini meskipun berada di level atas USD2.650 pada sesi Asia Kamis pagi,” jelas dia.


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 

Alami volatilitas signifikan minggu ini

Harga emas telah mengalami volatilitas signifikan sepanjang minggu ini, sebagian besar dipengaruhi oleh spekulasi mengenai kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) AS. Minggu lalu, logam mulia ini melonjak tajam karena pasar percaya The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin (0,50 persen) pada pertemuan November.

Tetapi, pidato yang lebih hati-hati dari Ketua The Fed, Jerome Powell, serta data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan, termasuk pertumbuhan tenaga kerja, telah mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi hanya 37 persen pada Rabu.

Cek Artikel:  Wirausaha Muda Harus Go Digital demi Tembus Pasar Dunia

Meskipun ada koreksi dalam beberapa hari terakhir, kinerja emas pada 2024 tetap impresif, dengan kenaikan lebih dari 28 persen sepanjang tahun ini. Emas juga berhasil mencetak rekor tertinggi baru di tengah ketidakpastian ekonomi global dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar dari The Fed.

Dalam jangka menengah dan panjang, prospek emas tetap positif menurut beberapa analis bank besar. Goldman Sachs, misalnya, baru-baru ini merevisi prakiraan harga emas menjadi USD2.900 pada awal 2025, dari sebelumnya USD2.700.

Elemen lain yang mendukung tren kenaikan emas adalah terus bertambahnya cadangan emas di bank-bank sentral di berbagai negara, yang diharapkan akan meningkatkan alokasi emas dalam beberapa waktu mendatang.
 

Cek Artikel:  Pupuk Indonesia Sokong Ketahanan Pangan via Pupuk Berkualitas

Pantau reaksi pasar terkait data ekonomi

Di sisi lain, meskipun situasi geopolitik dan ketidakpastian ekonomi mendukung harga emas, volatilitas pasar tetap menjadi tantangan bagi investor. Dengan pergerakan harga yang didorong oleh sentimen dan data ekonomi yang sering kali berubah dengan cepat, strategi investasi yang cermat dan pengawasan terhadap perkembangan makroekonomi menjadi penting bagi para pedagang dan investor emas.

Dalam jangka pendek, Nugraha menekankan pentingnya memantau reaksi pasar terhadap data ekonomi yang dirilis serta perkembangan terbaru di Timur Tengah. Potensi koreksi lebih lanjut tetap ada, terutama jika dolar AS terus menguat. Tetapi, jika emas berhasil bertahan di atas level support utama, kemungkinan rebound ke level USD2.670 masih terbuka.

“Trader harus tetap waspada terhadap volatilitas yang tinggi dan mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pergerakan emas dalam beberapa hari ke depan,” tutup Nugraha.

Mungkin Anda Menyukai